2 Bulan Sumur Kering, Warga Buntaman Semarang Dikirimi Air Bersih

2 Bulan Sumur Kering, Warga Buntaman Semarang Dikirimi Air Bersih

- detikNews
Kamis, 26 Sep 2013 13:51 WIB
Foto: Angling Adhitya P/detikcom
Semarang - Setelah sekitar dua bulan kekurangan air untuk memasak dan minum, warga Dukuh Buntaman, Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Semarang akhirnya mendapat kiriman air dari PDAM Kota Semarang. Warga kehabisan air bersih akibat kemarau yang menyebabkan sumur mereka kering.

Salah satu warga Rofiun mengatakan sumur milik warga Buntaman sudah kering sejak awal Agustus lalu. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga biasanya memesan kiriman air dengan mengganti uang Rp 120 ribu ke pada penjual di kota.

"Ini sudah dari puasa kemarin. Warga biasanya beli satu tangki air Rp 120 ribu untuk pribadi dan dimasukkan ke sumur. Kadang warga lain juga minta," kata Rofiun di dukuh Buntaman, Semarang, Rabu (26/9/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratusan warga yang biasanya bergantung pada air sumur untuk minum dan memasak saat ini harus membeli atau menunggu pengiriman air dari PDAM. Sedangkan untuk mandi dan aktivitas lainnya, warga mengambil air dari sungai.

"Kondisi sumurnya sekarang kering. Kalau untuk mandi dan mencuci pakai air sungai," tandasnya.

Di dukuh Buntaman sebenarnya terdapat sumur artetis untuk disalurkan ke warga, namun air yang dihasilkan dari sumur tersebut keruh dan berasa asin sehingga tidak layak konsumsi.

"Asin rasanya, tidak layak pakai," tegas Rofiun.

Humas PDAM Kota Semarang Saebani mengatakan saat ini ada empat daerah di empat Kecamatan di Semarang yang mengalami kekeringan. Selain di Dukuh Buntaman yang berada di Kecamatan Tembalang, tempat lainnya yaitu Kecamatan Gunung pati, Kecamatan Banyumanik, dan Kecamatan Tugu.

"Baru dua yang mendapat kiriman air yaitu Kecamatan Tembalang dan Gunungpati," kata Sebani.

"Kami kerjasama dengan BPBD. Selama kami dibutuhkan, kami siap membantu," imbuhnya.

Hari ini PDAM mengirimkan 5.000 liter air untuk digunakan lebih dari 100 warga di Buntaman. Dengan berbekal ember dan jerigen, warga mengantre untuk mendapatkan air dari truk tangki yang diparkir di samping masjid.

"Saya senang sekali, ini bisa buat minum sama masak," ujar salah satu warga, Siti.

Kepala Kelurahan Rowosari Winarto mengatakan, agar warganya tidak mengalami kekeringan, rencananya akan ada kerjasama dengan mahasiswa Undip Semarang untuk menerapkan teknologi yang bisa membuat air sungai menjadi air layak konsumsi.

"Kasihan warga kalau kekeringan. Ada tawaran dari Undip agar air sungai diolah dan disterilkan untuk mengatasi musim kemarau," pungkas Winarto.

(alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads