"Prinsipnya kami tetap memperhatikan hakikat ancaman, gangguan kamtibmas secara menyeluruh, termasuk ada ancaman penembakan," kata Dwi usai menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Penanggulangan Terorisme: Antara Menjaga Keutuhan NKRI dan Penegakan HAM di Hotel Santika, Semarang, Kamis (12/9/2013).
Ia menegaskan jajaran Polda Jateng untuk melakukan kegiatan dari penjagaan ataupun pengawalan agar tidak dilaksanakan sendiri. Minimum dua orang dan dilengkapi dengan senjata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu juga akan dilakukan patroli dalam skala besar di beberapa daerah tertentu. "Jadi ada uniform police dan ununiform police. Jadi uniform police tetap terbuka untuk memberi efek intern pada masyarakat, sehingga masyarakat merasa aman ada di tengah mereka," ujarnya.
Terkait razia senjata, Dwi mengatakan hingga saat ini masih terus dilakukan pendataan dan saat ini pihaknya masih menunggu laporan dari jajarannya.
"Razia sudah diintruksikan, ini menunggu laporan dari jajaran," imbuhnya.
Pengamanan dan optimalisasi penggunaan senjata bagi jajaran Polda Jateng dilakukan terkait sejumlah peristiwa penyerangan terhadap polisi akhir-akhir ini. Terakhir, hari Rabu (11/9) lalu Bripka Sukardi anggota Provos Sat Pol Air Baharkam Polri tewas ditembak orang tak dikenal di depan gedung KPK Jakarya saat mengawal 6 truk tronton dari Priok, Jakarta Utara ke Kuningan, Jakarta Selatan.
(alg/try)