Hal itu diungkapkan oleh salah seorang rekan kerja Magdalena, Pahala Sihotang, usai pemakaman di TPU Kerkof, Jalan Kerkof, Cimahi, Senin (1/9/2008). "Hampir setiap hari saya mengobrol karena kami mejanya berdekatan. Ibu Sri sering sekali bercerita tentang pembantunya Firman," ujar Pahala.
Setiap kali bercerita, Magdalena seringkali memuji pembantunya Firman. Dia menilai, jika Firman adalah pembantu yang baik dan penurut. "Ibu Sri selalu bercerita kalau Firman pembantu yang baik, kalau dimarahin tak pernah melawan. Selalu diam," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Magdalena sendiri telah bekerja selama lebih dari 20 tahun di PT Ultrajaya. Terakhir dia menjabat sebagai sekertaris direksi.
"Terakhir saya ketemu pada Jumat. Saat itu Ibu Sri terlihat kesal karena mendengar harga elpiji yang saya beli lebih murah dibandingkan dia. Ibu Sri beli Rp 77 ribu untuk gas elpiji 12 kg dan saya beli Rp 76 ribu. Dia langsung menelepon agen elpiji untuk menanyakan," tambahnnya.
Pada saat pemakaman, putri tunggal korban, Retno (21), terus menerus menangis saat peti jenazah kedua orangtuanya diturunkan ke liang lahat. (ern/ern)