Dalam mitos masyarakat, babi ngepet dianggap sebagai cara seseorang dalam menempuh ilmu tertentu atau untuk mencari kemuliaan. Dalam mitos itu diyakini jika babi tersebut merupakan jelmaan dari manusia yang tengah menempuh ilmu atau mencari kemuliaan.
Menurut salah seorang warga, Ade Wawo, selain menunggu pemilik babi untuk mengambil bangkai babi, warga pun diakuinya masih berharap jika babi tersebut berubah wujud jadi manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di tempat sepi, bangkai babi pun sempat didoakan oleh seseorang yang dianggap sesepuh. "Tapi percuma tetap saja tak berubah wujud. Ini mah harus dengan pawangnya," ujar Ade tanpa bisa menjelaskan pawang yang dia maksud.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Jumat Sore salah seorang warga melihat seekor babi yang berkeliaran di tempat pekamaman umum (TPU) Cikadut. Kemudian sekitar 50 warga mengepung babi tersebut. Terjdilah kejar-kejaran, sehingga babi tersudut pada sebuang gang buntu. Berusaha melawan, babi sempat menyeruduk warga. Namun kepalanya melah membentu tembok dan pagar. Kepala babi terluka dan 30 menit kemudian babi tewas.
Dikabarkan tak hanya seekor, warga lainnya melihat ada dua ekor. Namun pada saat pengejaran, seekor babi lainnya berhasil melarikan diri. Hingga kini belum diketahui apakah ada warga yang memelihara ternak babi di daerah sana. Warga sendiri meyakini babi temuan mereka merupakan babi ngepet.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini