Aksi yang diikuti sekitar 60 orang tersebut dilakukan untuk menanggapi media dan perfilman Indonesia yang dinilai tidak mendidik. Menurut koordinator aksi, Armi, AMAFP mengkritisi film-film yang telah dan akan beredar di masyarakat. "Misalnya tali pocong perawan, Drop Out, dan film yang akan segera beredar dengan judul ML (make love-red)," ungkapnya di sela-sela aksi, Jumat (25/4/2008).
Armi juga menuturkan, aksi ini juga didasarkan pada pemberitaan media terkait anak 14 tahun yang mencabuli teman sebayanya. Ketika dilakukan pemeriksaan, hal itu dilakukan karena terinspirasi film porno yang ditontonnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aksinya, sekitar 6 orang perempuan berjilbab serba hitam melakukan aksi teaterikal dan musikalisasi puisi. Selain itu, massa menggelar dua buah spanduk putih berukuran 60 centimeter x1,5 meter di depan pintu masuk dan pintu keluar BIP. Mereka meminta tanda tangan orang-orang yang lalu lalang sebagai bentuk dukungan moral untuk menghentikan film-film yang berbau seks, mistik dan yang tidak mendidik.
Di antaranya terlihat beberapa orang siswa SMP ikut menandatangani spanduk tersebut. "Kita ikut saja, lagipula sebagai kaum perempuan merasa sangat dilecehkan dengan film-film tersebut," tutur salah seorang dari mereka.
Aksi berlangsung damai. Massa membubarkan diri pada pukul 10.30 WIB. Sekitar 20 polisi diturunkan untuk menjaga keamanan aksi tersebut. AMAFP merupakan gabungan dari komisariat KAMMI ITB, Gamais ITB, SS LDK Bandung Raya dan FKDF Unpad.
(ema/lom)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini