Dituturkan korban, Yana Mulyana, kelas 1 SMP, Senin (21/4/2008) tidak ada kegiatan belajar mengajar di Sekolah sebab ada perayaan hari Kartini. Dirinya dan beberapa orang teman berada di dalam kelas. Di dalam kelas Yana memainkan-mainkan bola yang terbuat dari plastik. Karena tendangan yang dilakukannya keras, tanpa sengaja bola mengenai kaca sehingga pecah.
Walaupun kaca tidak pecah secara keseluruhan, masih ada bagian-bagian pinggirnya yang utuh. "Karena takut, Saya pun langsung pulang," tutur Yana saat ditemui di rumah kontrakan orangtuanya, Kamis (24/4/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu tiba-tiba datang seorang guru, AS, guru pendidikan lingkungan hidup. Dia juga bertanya pada Yana apakah Yana yang memecahkan kaca, Yana pun mengiyakan. AS meminta Yana untuk segera mengganti kaca yang pecah. "Pokoknya harus segera diganti hari ini juga," tutur Yana menirukan kata-kata AS.
Setelah bertanya, AS melayangkan bagian telapak tangannya yang mengepal pada pipi kanan, kemudian leher Yana ditebas dengan tangan, perut dipukul dengan telapak tangan yang mengepal lalu kaki kiri Yana ditendang.
Yana tidak memberikan perlawanan. Yana mengaku pukulan itu keras sekali. Setelah dipukul, wali kelas Yana, Agus merangkul Yana dan menenangkan. "Setelah dipukul muka saya pucat. saya merasa mual dan pusing," aku Yana. Setelah itu Yana masuk kemabli mengikuti pelajaran sampai kelas usai, dia pun pulang ke rumah.
Ketika mengetehui peristiwa tersebut, keesokan harinya, Rabu (23/4/2008), ayah Yana, Encep Muslim (45) melaporkan AS ke Polres Bandung Barat. "Kita ingin pertanggungjawaban secara jalur hukum," tutur Encep di tempat usahanya, Jl jatayu. (ema/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini