Demikian dituturkan salah seorang warga, Asep Koswara (33). Asep menjelaskan, pada November 2007 lalu pemerintah sempat mengadakan pelatihan menjahit, tata boga, otomotif dan manajemen usaha yang diikuti oleh 30 orang. "Namun cuma berlangsung dua minggu saja," ungkapnya sat ditemui di rumahnya, RW 09, Kelurahan Saritem, Rabu (23/4/2008).
Asep memaparkan, warga Saritem tidak hanya berprofesi sebagai PSK, namun ada profesi lain yang bergantung pada hidup matinya lokalisasi ini. "Sekitar 5 ribuan jiwa yang bergantung hidupnya pada lokalisasi ini," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saritem saat ini dikatakan Asep terasa mencekam. Sebab, jika ada warga dari luar yang akan memasuki wilayah Saritenm mereka mengatakan Saritem terlihat menyeramkan. "Saritem dijagain polisi, memangnya tempat apa," tutur asep.Β Asep menambahkan, jika Saritem diibaratkan kotoran, jangan disapu oleh pemerintah tetapi diberikan pembinaan.
(ema/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini