Seperti yang dilakukan oleh salah satu pengelola warnet di kawasan Gegerkalong, Agus (25). Agus mengaku memasang software penangkal situs porno untuk warnetnya. Software yang dia gunakan bernama gatekeeper. Namun agus mengaku pemasangan software ini bukan solusi yang ampuh, meski semenjak menggunakan software ini pengguna situs porno di warnetnya berkurang.
Sistem kerja software ini, papar Agus, dengan mendata situs-situs porno dan contentnya, sehingga ketika ada yang mencoba masuk secara otomatis diblokir. "Tapi memblokir satu alamat akan percuma, soalnya situs porno itu mati satu tumbuh seribu," ujar Agus saat ditemui detikbandung di warnetnya, Jl Gegerkalong, Selasa (25/3/2008). Hal itu diketahuinya dari sebuah artikel di internet, di mana setiap harinya muncul ratusan bahkan ribuan situs porno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika disinggung apakah pemblokiran yang dilakukannya ada kaitannya kedekatan jarak dengan Daarut Tauhid, Agus menampik dengan tegas. "Pemblokiran ini inisiatif saya sendiri. Buat apalah Nggak ada manfaatnya membuka situs porno," ungkap Agus.
Sebagai pengelola warnet agus mengalami kerugian dengan keberadaan pengguna situs porno. Sebab dengan membuka situs porno yang memuat begitu banyak gambar dan video akan membuat bandwidth yang besar. Hal ini akan merugikan pengguna lainnya karena akan memperlambat akses internet. "Kecepatan koneksinya akan terambil pengguna situs porno,"ungkap Agus.
Pengelola warnet lain di kawasan Gegerkalong, Edi (26) mengatakan dirinya belum tahu akan adanya pemblokiran situs porno. "Untuk para user itu urusan pribadinya. Saya tidak bisa menghalang-halangi user untuk masuk situs porno," ujar Edi.
Namun dia mengaku selama sebulan ini dia menggunakan provider speedy. Selama itu, pelanggan tidak bisa masuk ke situs porno. "Nggak tau gangguan atau di blokir," aku Edi. Namun ketika detikbandung mencoba untuk membuka sebuah situs porno di tempat ini ternyata dengan mudah bisa diakses.
(ema/ern)