Dibyo Hartono, aktifis Bandung Heritage, mengungkapkan Hotel Surabaya merupakan penginapan tertua dan langka. "Saya pernah melakukan restorasi pada tahun 1989, sehingga saya tahu betul seluk beluk hotel itu. Saat itu saya diminta untuk merawat hotel itu oleh pemiliknya," ujarnya saat dihubungi detikbandung, Jumat (15/2/2008).
Dia mengungkapkan hotel itu terdiri dari tiga bangunan. Bangunan pertama berada di bagian belakang, dibangun tahun 1886 dengan gaya neoclassic. Hotel dibangun menyambut adanya jalur kereta api Jakarta-Bandung yang ditandai dengan adanya Stasiun Bandung pada 1884.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk bangunan kedua yaitu yang ada towernya dibangun pada 1900 hingga 1910 dengan menggunakan gaya artnouvo, yaitu aliran yang berkembang di Eropa sebelum perang dunia ke I. "Nah bangunan ketiga sudah mulai art deco," ungkapnya.
Dari sisi konstruksi materialnya, kata Dibyo, tidak menggunakan teknik beton seperti hotel Homann dan Preanger. "Masih menggunakan konsep dinding tebal sekitar 30 centimeter. Di Bandung bangunan dengan konsep seperti ini sudah sangat langka," ujarnya.
Hotel ini dibangun oleh pengusaha China kaya raya asal Surabaya. Menurutnya kebutuhan bisnis penginapan sudah bisa ditangkap oleh pengusaha China. "Mereka membangun rumah sekalian penginapan," ujarnya.
(ern/lom)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini