Gunung Tangkuban Parahu yang ada di perbatasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dengan Kabupaten Subang mengeluarkan embusan asap putih dari kawah pada Sabtu (12/2/2022) siang.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu Hendri Deratama mengatakan erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi pada 2019 lalu memicu munculnya banyak titik embusan baru yang sifatnya lemah.
"Jadi ini (embusan asap putih) sebetulnya bukan yang pertama kali terjadi. Tapi setelah erupsi 2019 lalu banyak bermunculan titik embusan dengan ukuran yang lebih kecil," kata Hendri kepada wartawan di Pos Pengamatan Gunung Tangkuban Parahu, Minggu (13/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendri menyebut di kawah tersebut setidaknya sudah terpantau ada 12 titik lemah dengan membentuk letupan-letupan kecil sejak November 2021.
"Jadi gempa embusan ini merupakan akumulasi dari November kemarin. Dan kita pantau ada 12 titik bubble (letupan) lemah yang baru," ujar Hendri.
Ia mengatakan embusan yang dihasilkan lubang di kawah tersebut merupakan embusan solfatara. Terjadi dengan proses batuan panas terkena air kemudian menimbulkan uap dan mencari titik lemah untuk keluar menyembur.
"Jadi seperti kita merebus air. Kalau di kawah itu bertemunya air dengan batuan panas yang terlihat dari asap putih. Itu mengindikasikan dominan air karena di gunung api sebenarnya ada SO2," tutur Hendri.
Embusan gas berwarna putih dengan tekanan sedang tinggi sekitar 100 meter itu muncul dari Kawah Ecoma yang berada di dalam Kawah Ratu.
"Untuk ketinggian embusan itu ketinggiannya sekitar 100 meter. Kalau disebut bahaya ya begitu, kalau engga bahaya juga ya begitu," ucap Hendri.
Sementara untuk status Gunung Tangkuban Parahu untuk saat ini tidak ada peningkatan. "Untuk status tidak ada peningkatan yang signifikan. Dari pengamatan seismik hanya satu kali gempa embusan dengan ketinggian 100 meter dari dasar kawah," kata Hendri.
Pihaknya telah melakukan pengamatan deformasi dengan Electronic Distance Measurement (EDM). Hasil pengamatan tersebut langsung dikirimkan ke Kantor Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Tadi pagi kita sudah melakukan pengamatan EDM dan mengecek gas yang berembus dari kawah. Hasilnya nanti di PVMBG," kata Hendri.
Berdasarkan pantauan detikcom, aktivitas di objek wisata Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu tersebut masih berjalan normal. Wisatawan masih banyak yang berdatangan lantaran pengelola memutuskan tetap buka.
(mso/mso)