Sejumlah pedagang di pasar tradisional Kabupaten Bandung masih menjual minyak goreng (migor) di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Bahkan beberapa pedagang masih menjual minyak goreng dengan harga Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kabupaten Bandung Dicky Anugrah mengatakan, pedagang pasar tradisional masih belum melakukan penyesuaian. Menurutnya ada beberapa pedagang pasar masih menjual stok yang lama.
"Kenapa ada beberapa harga yang belum menyesuaikan, ya sebenarnya sesuai aturan itu tidak boleh saat ini harga tidak menyesuaikan dengan HET. Harus semuanya menyesuaikan dengan harga kebijakan pemerintah," ujar Dicky saat dihubungi detikcom, Selasa (8/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicky telah menganjurkan para pedagang untuk segera menyesuaikan harga sesuai anjuran pemerintah pusat.
"Kalau saya di Disperindag Kabupaten Bandung hanya sebatas mengawasi dan memantau pelaksanaan itu," katanya.
Dia menambahkan, apalagai hal tersebut sudah diperkuat dengan adanya Surat Edaran (SE) Nomor: 510/0171/P3BAPOKTING tentang Penyesuaian Harga Minyak Goreng Satu Harga, untuk mengendalikan harga dan ketersediaan minyak goreng.
"Kami mengimbau untuk segera menyesuaikan harganya, karena saya kan sudah membuat Surat Edaran," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Salah satu pedagang Pasar Banjaran, Yakub (30), mengatakan bahwa penjualan minyak curah di jongkonya belum mengalami penurunan harga. Kata dia, hal tersebut tidak berpengaruh meski adanya penekanan harga dari pemerintah pusat.
"Harga minyak goreng curah di saya masih di angka Rp 19 ribu per liter. Karena memang ini kami juga masih menjual stok yang lama. Belum ngambil lagi," ujar Yakub.
Yakub mengungkapkan bahwa hampir semua pedagang di Pasar Banjaran belum memakai harga yang sesuai ditetapkan dari pemerintah. Kata dia, hal tersebut disebabkan karena mayoritas pedagang membeli ke salah satu grosir yang ada di pasar Banjaran.
"Tapi memang banyak pedagang di sini belinya ke sana, ke grosir Mitra baru. Grosir itu langsung belanja ti Jakarta. Jadi karena libur kemarin, kita juga belum dikirim lagi," jelasnya.
Yakub pun memprediksi penurunan harga minyak di Pasar Banjaran akan terjadi pada besok, Kamis (3//2/2022).
"Paling besok harga baru. Itu pun biasanya tidak langsung turun, paling seribu, tapi terjadi setiap hari. Karena memang sebelum-sebelumnya juga gitu, tapi enggak tahu yang sekarang, apakah gitu juga atau enggak," tuturnya.
Dia juga mengatakan bahwa saat ini penjualan minyak goreng mengamai penurunan dari biasanya. Apalagi, kata dia, saat ini masyarakat lebih banyak membeli dari minimarket-minimarket terdekat.
"Memang sekarang susah beli ke sini. Penjualan jadi kurang lah, mungkin sekarang hanya 50 persen. Sekarang sehari hanya bisa menjual sekitar 30 kilo. Tapi dulu itu bisa menjual 75 kilo hingga satu kuintal," pungkasnya.