Masuki Musim Hujan, 13 Warga Sumedang Meninggal Gegara DBD

Kabupaten Sumedang

Masuki Musim Hujan, 13 Warga Sumedang Meninggal Gegara DBD

Nur Azis - detikNews
Rabu, 02 Feb 2022 20:20 WIB
Nyamuk Aedes aegypti Rakus Hisap Darah
Nyamuk Aedes Aegypti (Foto: MosWhisperer/Twitter)
Sumedang -

Selama memasuki musim hujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumedang mencatat 13 kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue. Angka tersebut terhitung dari Oktober 2021 hingga Januari 2022.

Berdasarkan laporan dari PKM (Pusat Kesehatan Masyarakat) yang tersebar di Sumedang, tercatat ada 2 orang yang meninggal dunia akibat DBD pada Oktober, 2 orang pada November, 7 orang pada Desember dan 2 orang pada Januari.

"Yang terkena penyakit DBD berdasarkan laporan bulan ini (Januari) lumayan banyak, hanya belum direkap karena belum masuk semua," ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Aep Dadang saat dihubungi detikcom, Rabu (2/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus DBD sepanjang tiga bulan terakhir atau terhitung dari Oktober hingga Desember 2021 terpantau terus mengalami peningkatan sangat signifikan. Bahkan lonjakan mencapai hingga 3 kali lipat.

Tercatat dari yang semula ada 141 kasus DBD pada Oktober menjadi 236 kasus pada November. Kasus DBD semakin tinggi pada Desember, yakni menjadi 533 kasus DBD.

ADVERTISEMENT

"Data itu berdasarkan laporan dari PKM (pusat kesehatan masyarakat), untuk Desember laporan dari semua wilayah PKM, kecuali PKM Sukasari nol (tidak ada kasus)," terangnya.

Aep menyebutkan, berdasarkan laporan dari PKM, ada beberapa wilayah yang nihil kasus DBD sepanjang bulan November dan bulan Oktober.

"November seperti Sukasari, Haurgombong, Pamulihan, Rancakalong, Sumedang Selatan, Kotakaler, Tanjungkerta, Padasuka, Sawahdadap nihil kasus DBD," kata Aep.

"Oktober seperti Tanjungsari, Margajaya, Sukasari, Sumsedang Selatan, Cibugel, Jatinunggal, Jatigede, Tomo, Tanjungkerta, Hariang, Surian, Cisempur, tidak ada kasus," ujar Aep menambahkan.

Dari banyaknya kasus DBD yang terjadi di Sumedang, gejala paling banyak diirasakan yakni demam tinggi dan pegal-pegal.

"Gejala paling banyak, demam tinggi, pegal-pegal," ujarnya.

Dinkes Sumedang mengklaim telah melakukan beragam upaya seperti penyelidikan epidemologi (PE) DBD, penyuluhan, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Fogging dan membagikan larvasida.

"Membuat surat edaran kewaspadaan DBD dengan meningkatkan PSN, membuat surar edaran kepada SKPD untuk meningkatkan koordinasi dan advokasi penanganan DBD, serta pertemuan koordinasi dan advokasi Camat dan Kades dalam menangani DBD," paparnya.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk menggalakan PSN melalui 3 M, yakni menguras, menutup dan mengubur segala benda atau tempat yang disinyalir dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti.

"Masyarakat diimbau dapat meningkatkan PSN secara berkala dan teratur, meningkatkan kinerja kader jumantik (juru pemantau jentik)," pungkasnya.

(yum/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads