Setelah sekitar 4 bulan nihil kasus kematian akibat COVID-19 di Kota Tasikmalaya, rekor positif itu akhirnya pecah. Seorang pasien COVID-19 di ruang isolasi RSUD Kota Tasikmalaya meninggal dunia pada Sabtu (29/1/2022) malam.
Pasien pria usia 35, warga Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya itu meninggal dunia saat menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya. Sebelumnya dia diketahui positif COVID-19 melalui pemeriksaan tes cepat antigen.
Kepala Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya Asep Hijaz Somantri membenarkan pihaknya menerima jenazah dari ruang isolasi. "Betul ada satu jenazah dari ruang isolasi yang dinyatakan positif COVID-19," kata Asep, Minggu (30/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan pihaknya menerapkan pemulasaraan jenazah dengan prosedur COVID-19. "Pihak keluarga menyetujui pemulasaraan dengan protokol COVID-19," kata Asep.
Asep menuturkan kasus kematian COVID-19 ini terjadi setelah hampir 4 bulan tidak ada kasus kematian akibat COVID-19 di Kota Tasikmalaya.
"Ini baru ada lagi sekarang. Terakhir sejak September 2021 lalu, berarti sudah sekitar 4 bulan. Semoga tidak ada lagi," kata Asep.
Sementara itu data yang dirilis Pemkot Tasikmalaya terkait kasus COVID-19 menunjukkan adanya peningkatan.
Data per Sabtu (29/1/2022), jumlah kasus aktif COVID-19 berjumlah 17 pasien. Angka tersebut mengalami kenaikan sebanyak 6 orang, di banding sehari sebelumnya atau Jumat (28/1/2022).
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan kenaikan kasus COVID-19 ditemukan setelah pihaknya melakukan pelacakan dari kontak erat. Meski begitu, dia menegaskan belum ditemukan virus Corona varian Omicron di Kota Tasikmalaya.
Terlepas dari itu, pihaknya telah mengirimkan satu spesimen pasien ke Labkesda Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa, terkait potensi terpapar Omicron.
"Tapi hasilnya belum diketahui, mungkin dalam beberapa hari ke depan dapat diketahui hasilnya," katanya.
Dia mengingatkan agar masyarakat jangan lengah dan meningkatkan kewaspadaan. "Pandemi belum berakhir, COVID-19 masih ada. Jangan lengah, jangan abaikan Prokes," kata Uus.
Simak Video 'Epidemiolog Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Jatuh di Bulan Februari':