Kasus DBD di Kota Bandung mengalami peningkatan di awal Januari 2022. Warga diimbau waspeda dengan menjaga kebersihan lingkungan rumahnya.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Ira Dewi Jani mengatakan peningkatan tersebut terlihat dari laporan yang dikumpulkan puskesmas dan rumah sakit di Bandung.
"Kalau melihat dari data yang dikumpulkan puskesmas dan rumah sakit, memang kasus DBD 2022 ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (Desember 2021)," ucap Ira saat dihubungi, Sabtu (22/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, dia tak menyebut berapa angka kasus DBD di Kota Bandung hingga hari ini. Ira beralasan angka kasus akan direkap setiap bulan sekali.
"Kasusnya meningkat, tapi angka kematian jika dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun lalu lebih sedikit," katanya.
Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes Kota Bandung selama tahun 2021 ada 3.743 kasus DBD dengan 13 di antaranya meninggal dunia.
Adapun usia rentan terkena DBD berada di golongan usia 5 sampai 14 tahun. Golongan ini juga yang paling banyak korban meninggal berjumlah 4 orang selama tahun 2021.
Sedangkan untuk data kasus bulan sebelumnya atau Desember 2021, jumlah kasus DBD di Kota Bandung mencapai 695 kasus dengan 2 orang meninggal dunia. Kasus di bulan Desember terbilang lebih tinggi dibandingkan bulan lainnya di tahun 2021.
Beragam upaya dilakukan Dinkes Kota Bandung untuk mencegah dan menangani masyarakat penderita DBD. Untuk langkah penanganan, Dinkes sudah mengumpulkan rumah sakit hingga puskesmas guna memberikan surat kewaspadaan akan kasus DBD.
"Terus memastikan ada reagen di faskes supaya kalau ada DBD bisa di deteksi secara dini," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengingatkan warga Bandung untuk waspada akan penularan DBD. Penanganan dilakukan mulai dari rumah masing-masing pengan pemberantasan sarang nyamuk.
"Gerakan 3M plus, terus abatisasi. Jadi harus komprehensif. DBD itu ada virusnya lalu ada vektornya, vektor itu pembawanya, jadi kalau misalnya kalau ada yang DB tapi tidak ada nyamuk-nya itu tidak akan menular karena menular via perantara nyamuk. Lalu ada nyamuk tapi tidak ada virusnya, sama. Jadi caranya adalah menghilangkan nyamuknya dan virus-nya," tutur Ira.
Polisi se-Bandung Lakukan Fogging Cegah Kasus DBD
Polisi Se-Kota Bandung melakukan fogging guna mengantisipasi kasus DBD di Kota Bandung. Fogging dilakukan di seluruh kecamatan di Kota Bandung.
"Bahwa kegiatan Fogging hari ini serentak di 28 Polsek sesuai perintah dari bapak Kapolrestabes Bandung dalam rangka mengantisipasi terjadinya DBD yang akhir akhir ini meningkat," ujar Kapolsek Bandung Wetan Kompol Asep Saepudin di kantornya.
Asep mengatakan fogging dilakukan di tempat-tempat yang berpotensi jentik berkembang biak. Kantor-kantor instansi seperti markas Polsek Bandung Wetan, Kelurahan Cihapit hingga pasar Cihapit tak luput dari 'tembakan' fogging.
"Ini dalam rangka menyangkal dan mencegah dan penyebaran DBD yang disebabkan oleh nyamuk, apalagi di sini banyak parit-parit yang tergenang sehingga mudah sekali untuk terjadinya nyamuk-nyamuk ini melalui jentik-jentik yang ada di parit tersebut," katanya.
(dir/ern)