Pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap jumlah warga miskin di Pandeglang, Banten. Selama dua tahun masa pandemi, warga miskin di Pandeglang bertambah menjadi 17.340 orang terhitung sejak tahun 2019.
Data tersebut didapat berdasarkan perhitungan Indikator Kesejahteraan Rakyat Pandeglang yang dirilis BPS pada 31 Desember 2021. Hingga tahun tersebut, BPS mencatat total sudah ada 131.430 warga miskin di wilayah Pandeglang.
"Jumlah penduduk miskin menurut hasil perhitungan BPS di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2021 masih tergolong tinggi, yaitu sekitar 131.430 jiwa," kata Kepala BPS Pandeglang R. Achmad Widijanto sebagaimana dikutip detikcom dalam rilis Indikator Kesejahteraan Rakyat Pandeglang, Kamis (13/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan rincian BPS, jumlah warga miskin di Pandeglang pada 2019 atau saat awal pandemi melanda Indonesia, tercatat mencapai 114.090 jiwa atau 9,42 persen dari total jumlah penduduk yang saat itu mencapai 1.211.909 jiwa. Jumlah penduduk miskin ini kemudian naik di tahun 2020 sebanyak 6.350 penduduk sehingga mencapai 120.440 jiwa atau 9,92 persen dari total penduduk 1.272.687 jiwa.
Meski telah melewati masa krisis COVID-19, jumlah warga miskin di tahun 2021 tetap saja naik selama pandemi. Di tahun itu, tercatat ada kenaikan 10.990 warga miskin dari tahun 2020 atau naik 10,72 persen. Sehingga jika ditotal dari sejak awal pandemi pada 2019, jumlah warga miskin hingga sekarang sudah bertambah menjadi 17.340 orang.
"(Sehingga total) 131.430 jiwa atau 10,72 persen penduduk Kabupaten Pandeglang (pada 2021) berada di bawah garis kemiskinan," ujar Achmad.
BPS juga turut mengungkap data pengeluaran per kapita warga miskin Pandeglang masih begitu rendah. Rinciannya pada 2019 Rp 326.517 per bulan, 2020 Rp 361.712 per bulan dan 2021 Rp 390.754 per bulan.