"Kemudian di semua provinsi ada (vaksin) yang nyaris kadaluwarsa, rata-rata Astrazeneca dan Pfizer. Jabar tidak sebanyak provinsi lain yang ada hingga empat ratus ribu sekian, kita hanya 180 ribu," ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (3/1/2022).
"Keputusannya, sambil percepat vaksinasi bagi usia 6-11 tahun sebagai objek baru," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu melanjutkan.
Pilihan lainnya, adalah dengan memberikan vaksin booster terhadap garda terdepan penanganan COVID-19, seperti tenaga kesehatan dan TNI-Polri. Ia pun memastikan vaksin booster pertama di Jabar itu akan diberikan kepada garda terdepan penanganan COVID-19 secara langsung.
"Jadi tidak ada untuk pejabat, kepala daerah, anggota dewan itu tidak ada, saya tegaskan. Tapi tetap fokus pada anak 6-11 tahun, tapi jika kepepet itu waktu kadaluarsa tanggal 18 Januari hingga 30 Januari 2022. Sehingga sekarang 180 ribu itu," ujarnya.
"Dan kecepatan Jabar 150-200 ribu per hari saya optimis Insya Allah tidak ada barang kadaluarsa terjadi dengan strategi ini dan pak Luhut sudah beri izin," katanya.
Ia melaporkan saat ini, tingkat vaksinasi di Jabar telah mencapai 77 persen atau melebihi target yang diberikan pemerintah pusat pada akhir tahun lalu yang berada di angka 70 persen.
"Vaksin kita hari ini sudah 77 persen, alhamdulillah melebihi target. Akhir tahun pemerintah pusat kan target 70 persen kita sudah 76 persen, dan kita naik lagi," ujar Kang Emil. (yum/mud)