Rekayasa lalu lintas dilakukan Dinas Perhubungan dan Satlantas Polresta Bandung di tiga persimpangan di Kota Bandung saat malam tahun baru.
Tiga persimpangan yang dilakukan rekayasa lalu lintas ini di antaranya Simpang Shabuhachi (Cisangkuy-Cilaki-Ciliwung), Simpang NISP (Lombok-Belitung-Bangka) dan Simpang Siliwangi Golf Driving Range (Lombok-Belitung-Bangka).
Kepala Bidang (Kabid) Transportasi dan Parkir (MTP) Dishub Kota Bandung, Khairul Rizal mengatakan, rekayasa lalu lintas pertama dilakukan untuk Simpang Jalan Cisangkuy-Cilaki-Ciliwung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jalan Cisangkuy semula dua arah kita rubah menjadi satu arah dari utara ke selatan. Kemudian Jalan Cilaki semula dua arah menjadi satu arah dari selatan ke utara," kata Rizal di Simpang Jalan Cilaki, Kamis (30/12/2021).
"Kemudian Simpang NISP yang Jalan Ciliwung, Taman Cibeunying, Cihapit itu Jalan Taman Cibeunying yang sebelah baratnya semula dua arah menjadi satu arah dari selatan ke utara," tambahnya.
Untuk Jalan Taman Cibeunying yang sebelah timur semula dua arah menjadi satu arah dari utara ke selatan. Kemudian untuk Simpang Lima Jalan Lombok yang dekat Siliwangi Golf Range, diarah selatan samping SPBU semula dua arah menjadi satu arah dari selatan ke utara.
"Rekayasa lalu lintas ini dilakukan melihat lebar jalannya itu tidak terlalu besar kemudian kita coba meningkatkan sektor ekonomi dengan menambahkan kapasitas parkir dan yang berikutnya sebenarnya pola disini kalau itu dilakukan di dua arah sering muncul kecepatan tinggi," ungkap Rizal.
Arus lalu lintas di kawasan tersebut harus diperlambat, pasalnya penerangan jalan umum (PJU) di jalan itu minim.
"Apalagi penerangan jalan juga tidak terlalu sempurna sehingga rawan terjadinya kecelakaan dengan pola satu arah harapan kita zero accident lalu lintas lebih lancar kapasitas jalan lebih maksimal penggunaannya," harapnya.
Sementara itu, Kanit Dikyasa Satlantas Polrestabes Bandung Asep Kusmana mengatakan, kerap terjadi kecelakaan lalu lintas di persimpangan tersebut.
"Sebelum dilakukan rekayasa di simpang ini sering terjadi kecelakaan lalu lintas," katanya.
"Oleh karena itu, kenapa dibuat rekayasa seperti ini adalah untuk mengurangi potensi kecelakaan," tambahnya.
Asep menjelaskan, simpang tersebut merupakan simpang tidak beraturan dan memiliki banyak jalur.
"Karena simpang ini bisa disebut simpang tidak beraturan karena simpang itu maksimal seharusnya 4 kaki Yang berada di simpang ini ada 6 kaki. Oleh karena itu kita dibuat dengan marka jalan kita mengharapkan masyarakat nanti tertib dan ini sebagai edukasi kepada masyarakat supaya pada saat melintasi simpang ini supaya lebih memaksimalkan fungsi dari bundaran," jelasnya.
(wip/mud)