Sosok Dadang Subur (60), warga Kebon Kalapa, Kota Bandung menjadi sorotan dunia pada Maret 2021 lalu. Pria berusia 60 tahunan itu, membuat geger usai hasil tanding catur dengan International Master (IM) Levy Rozman asal Amerika Serikat menjadi viral.
Ketika itu, Dadang yang menggunakan akun bernama 'Dewa Kipas' dituding melakukan kecurangan ketika bermain dalam platform catur online, chess.com. Pasalnya, Levy alias 'GothamChess' kalah telak dan menganggap gerakan Dadang seperti robot.
Tudingan itu kemudian dibantah mentah-mentah oleh sang anak Ali Akbar dalam suatu podcast di YouTube. Viralnya Dewa Kipas ini juga menyita perhatian dari Grand Master Women (GMW) Irene Kharisma Sukandar. Irene kemudian menyanggupi tantangan untuk berduel dengan Dadang.
Menghadapi laga itu, Dadang melakukan sejumlah persiapan. Salah satunya dengan membeli papan catur, wajar sebab selama ini Dadang mengaku hanya memainkan catur secara digital. Ia pun membongkar lagi rumus gerakan para pecatur dunia yang telah dihimpunnya selama bertahun-tahun.
Hasil duelnya, Irene berhasil menang telak dari Dadang 3-0. Walau begitu, Dadang masih bisa pulang ke Bandung dengan mengantongi uang Rp 100 juta.
Belajar dari Herman Suradiradja
Dadang pertama kali mengenal permainan catur ketika menginjak sekolah menengah pertama (SMP). Ia belajar bermain catur secara otodidak dari buku-buku teori catur. Ia pun kerap mempraktekan ilmunya dengan meladeni orang dewasa yang mengajaknya bermain catur.
Setelah itu, ia pun mengikuti klub catur Ganesha ITB binaan Dr Kusno, Iis Aisyah dan Abdurahman. Hingga akhirnya ia menyeberang ke klub catur Wibawa Mukti yang dibesut oleh pemerintah Kotamadya Bandung. Di sana ia bahkan dipercaya menjadi wakil bendahara.
"Kalau ada pertandingan internal suka mengundang master-master, seperti Wawan Setiawan, Deni Sunjaya, Purnama, Roni Lukman dan lain-lain," ujar Dadang saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Pungkur, Regol, Kota Bandung, Jumat (19/3/2021).
Sambil menimba ilmu di organisasi, Dadang juga mulai mengenal aplikasi dan video game catur. "Baru Dari situ ada engine Chess Master, belajar dari situ ada The Fritz dan Shredder. Belajar banyak dari situ," ujar Dadang.
Kecintaannya bermain catur, mempertemukannya dengan Grand Master Catur pertama di Indonesia, Herman Suradiradja. "Saya juga pernah belajar juga oleh pak Herman Suradiraja, karena tetangga. Pak Herman itu pamannya Nia Daniati, beliau GM pertama di Indonesia," katanya.
"Pak Herman idola saya, juga pakUtutAdianto, karena pakUtut dan pak Herman bisa melawan ratusan lawan secara simultan, pakUtut juga bisa main catur buta atau blind chess, kurang lebih begitu," tutur mantan pegawai BUMN itu.
Simak Video 'Pengakuan Blunder Dewa Kipas di Balik Kekalahannya':
(yum/mso)