Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) Ridwan Kamil optimistis Indonesia bisa mencapai swasembada energi terbarukan pada 2050 mendatang.
"Hasil penelitian tahun 2050, Indonesia bisa swasembada energi dari angin, air, matahari, dan sebagainya. Pertanyaannya, mau apa tidak," ucapnya di hadapan mahasiswa dan pelajar EMIR (Energi Milenial Indonesia Raya) saat melakukan kunjungan kerja ke Banda Aceh, Minggu (26/12/2021).
Ketua Umum ADPMET yang juga Gubernur Jabar itu mengatakan, saat ini kendalanya bukan dari sumber daya atau pun teknologi. Dari segi geografis, semua sumber daya untuk menopang semua jenis energi terbarukan berlimpah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mau apa tidak itu kan political will. Jadi, saya doakan semoga tahun 2050 dengan kemauan politik, kita bisa menjemput 100 persen energi terbarukan," ucapnya.
Salah satu cara yang paling mudah bagi generasi muda untuk menjemput energi terbarukan, ialah dengan memilih kendaraan bermotor listrik dibandingkan dengan kendaraan berbasis bahan bakar fosil.
"Kalau ada pilihan beli motor berbahan bakar bensin atau listrik, maka pilihlah motor listrik, karena itu sudah lebih dari cukup untuk mendorong tren energi terbarukan di masa depan," katanya.
Di samping itu, Kang Emil pun mendorong agar PLN fokus kepada pemanfaatan energi yang bersumber dari panas, angin, air dan sumber energi yang lebih ramah lainnya.
"Sambil kita dorong PLN juga listriknya jangan dari batu bara lagi, tapi mulai fokus pada energi yang bersumber dari angin, panas, air dan lainnya," ujar Kang Emil.
Adapun potensi energi terbarukan di Provinsi Aceh sangatlah besar. Menurut Kang Emil, Aceh mewakili Indonesia karena semua sumber energi terbarukan ada di Tanah Rencong.
"Panas matahari ada, angin dan air banyak tinggal mau memilih menu yang mana karena semuanya ada di sini," ucap Kang Emil.
Koordinator BUMD ADPMET Begin Troys mengatakan, selama ini soal energi masih dianggap isu yang elit dan eksklusif oleh anak muda. Padahal, pada blok migas di sektor hulu terdapat Participating Interest (PI) 10 persen yang bisa digarap untuk mendorong pembangunan daerah.
"Itu dibutuhkan SDM muda untuk mengadvokasi, SDM daerah harus punya perhatian dulu, ada pemahaman bahwa daerahnya itu punya hak untuk mengoptimalkan potensi migasnya. Kalau sudah ada pemahaman, kita dorong untuk turut serta, dengan instansi terkait atau BUMD, sama-sama mengadvokasi hak tadi," ujar Begin yang juga Dirut BUMD PT Migas Hulu Jabar (MUJ) itu.
"ADPMET juga bekerjasama dengan Universitas Pertamina , pak Gub selaku ketum bersama Pertamina memfasilitasi SDM daerah mendapatkan beasiswa. Harapannya setelah lulus, balik lagi ke daerah, bangun daerahnya," ucapnya melanjutkan.
(yum/mud)