Banyak pemuda inspiratif yang mencuri perhatian di tahun 2021. Mereka dianggap menginspirasi karena hasil jerih payahnya mampu menghasilkan pundi-pundi uang. Di Jawa Barat terdapat sejumlah kisah inspiratif yang dilakukan oleh pemuda.
Mulai dari pemuda Kuningan yang meraup ratusan juta dari hasil budidaya jahe merah hingga kreatifitas pria asal Subang yang mengubah paralon menjadi miniatur motor. Berikut 4 kisah inspiratif pemuda di Jabar sepanjang tahun 2021.
Pemuda Kuningan Raup Ratusan Juta dari Jahe Merah
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pandemi COVID-19 tak ayal membawa banyak perubahan bagi kehidupan bermasyarakat. Tak sedikit yang berganti profesi atau sekadar menambah hobi di saat kebijakan kerja dari rumah (work from home/WFH) diterapkan.
Hal itulah yang dilakukan Nadiawan Zovival Hizbullah, pemuda 25 tahun asal Desa Bandorasa Kulon, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Zovi sapaannya memilih untuk menjadi petani jahe merah karena meningkatnya permintaan di masa pandemi.
Memanfaatkan lahan seluas 2.850 meter persegi di sebelah rumahnya, Zovi menanam lebih dari 2.500 pohon jahe merah. Sebelumnya Zovi sendiri merupakan seorang petani palawija dengan menanam cabai dan jagung.
"Sudah 6 bulan berjalan menanam jahe merah, sebelumnya menanam palawija seperti jagung dan cabai di lahan yang sama seluas 200 bata atau 2.850 meter persegi," kata Zovi saat berbincang dengan detikcom di rumahnya Sabtu (23/1/2021).
Meski baru menjadi petani jahe merah namun Zovi sudah mengetahui akan kemana jahe merah itu akan dijual. Kata dia, hasil panen jahe merah sudah dipesan oleh sebuah perusahaan. Namun jahe yang dipesan oleh perusahaan harus merupakan jahe merah organik.
Dari 2.500 lebih pohon yang Ia miliki, mampu menghasilkan 7,5 ton jahe merah organik. Hasil panen itu tentunya sudah ditunggu oleh perusahaan yang memesan. Keuntungan pun telah menantinya, diperkirakan Zovi akan mendapat cuan hingga Rp 225 juta.
"Sekarang 2.500 pohon estimasi panen 7,5 ton. Kita akan tambah terus tanaman jahe sehingga nanti tiap bulan bisa panen terus. Kalau Kentungan itu sekilo Rp 30 ribu karena untuk perusahaan. Jadi ya sekitar Rp 225 juta," ungkapnya.
Ia bertekad untuk terus mengembangkan usahanya menjadi petani jahe merah. Bahkan Ia mempunyai mimpi untuk bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dari usahanya bertani jahe merah. Hal itu Ia buktikan dengan turut membina kelompok tani jahe merah
"Manjaddawajada, siapa yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil. Saya bertekad bisa bermanfaat untuk banyak orang di sekitar saya dengan menjadi petani jahe ini,"pungkasnya.
Petani Muda di Bandung Beromzet Puluhan Juta dari Jual Sayur
Dede Koswara (32) pria asal Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung sukses menjadi seorang petani sayur yang memiliki omzet hingga puluhan juta perhari.
Dede mengawali kisahnya sebagai petani usai lulus SMK jurusan otomotif yang kemudian memilih untuk meneruskan usaha orang tuanya dengan berkebun hingga ke pasar menjual sayuran hasil panennya.
Suka duka telah dirasakan Dede selama 10 tahun lebih menjadi petani dengan menanam sayuran hortikultura (kol, tomat, dan didominasi labu). Kini Dede mulai menikmati hasilnya.
"Saya juga awalnya gengsi, kita ke kebun tuh yang orang lain teman seangkatan biasanya main di Bandung di mall, (kerja) di dealer gitu yah, kelihatannya nyaman, tapi hatinya tetap di bawah telunjuk orang lain," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
"Saya kotor dulu, tapi setelah kita merasakan hasilnya jadi pd. Jadi bangga tersendiri ke saya nya punya hasil lebih di orang lain," imbuhnya.
Dede juga merupakan ketua gabungan kelompok tani (gapoktan) Regge Generation. Gapoktan ini memiliki 1.200 anggota yang mengelola lahan kurang lebih 350 hektare.
Tiap harinya, gapoktan ini mampu memproduksi sekitar 40 hingga 65 ton sayuran holtikultura. Hasil produksi itu kemudian dikirim ke pasar induk yang ada di Bandung, Tangerang, Bogor, hingga Cirebon.
"Perputaran uangnya per hariyah 50 sampai 100 juta, kotornya, omzet. Kalau tonase barang, rata-rata 40 ton, puncak nya nyampe 65 ton, kemarin sudah nyampe 55 ton. Armada yang berangkat ada engkol 3, doublenya 2, 2 L300," ungkap Dede.
Bisnis Hidroponik, Pelajar SMK di Sumedang Raup Omzet Jutaan
Seorang pelajar SMK di Sumedang sukses membuat inovatif baru dengan menanam tanaman hidroponik. Ia pun sukses menjual hasil tanamannya hingga jutaan rupiah.
Adalah Fheryy Gunawan, pelajar kelas 3 SMK di Sumedang yang saat ini mulai mengembangkan bisnis bertanam hidroponik dengan memanfaatkan lahan di pekarangan rumahnya di Dusun Pamarisen, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara.
Fheryy mengungkapkan jika sebelum berkembang hingga saat ini, ide awal menanam tanaman hidroponik berasal dari saudaranya. Ia tertarik karena menanam tanaman hidroponik cukup menjanjikan di masa pandemi COVID-19.
Sampai saat ini dirinya sudah menanam berbagai jenis tanaman hidroponik seperti pakcoy, dan kangkung. Namun dirinya lebih memfokuskan untuk menanam tanaman kangkung
Remaja ini mengaku omzet hasil menanam tanaman hidroponik saat ini mencapai jutaan rupiah.