Jabar Hari Ini: Anggota TNI dan Istri Bunuh Diri-Bupati Pandeglang Murka

Jabar Hari Ini: Anggota TNI dan Istri Bunuh Diri-Bupati Pandeglang Murka

Tim Detikcom - detikNews
Senin, 20 Des 2021 22:12 WIB
Ilustrasi bunuh diri dari atas gedung
Ilustrasi (Foto: Mindra Purnomo)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jabar hari ini. Mulai dari anggota TNI dan istrinya bunuh diri terjun dari hotel hingga Bupati Pandeglang murka polemik hadiah Rp 95 ribu.

Kasus Pemerkosaan Perawat oleh Driver Eks GoCar, Polisi: Tak Ada Persetubuhan

Hendrianto (57), eks driver GoCar, ditangkap polisi karena dugaan memerkosa penumpangnya yang bekerja sebagai perawat home care. Polisi menegaskan tidak ada persetubuhan dalam kasus tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlu kami sampaikan perkembangan terakhir terkait kasus ini. Sekarang ini tersangka sudah dilakukan penahanan. Jadi perlu saya luruskan, laporannya adalah dugaan pencabulan, sudah ditahan di Polresta Bogor Kota," sebut Wakapolresta Bogor Kota AKBP Ferdi Irawan hari ini.

Ferdi menyebut aksi pencabulan tersangka tersebut terungkap berdasarkan hasil visum yang dilakukan kepada korban. "Apa jenis pencabulannya tentunya saya tidak bisa sebutkan, yang pasti tidak ada persetubuhan. Berdasarkan hasil visum juga tidak ada persetubuhan, tetapi memang dugaan pencabulan," tutur Ferdi.

ADVERTISEMENT

Saat ini, lanjut Ferdi, tersangka Hendrianto masih dalam pemeriksaan intensif di unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Bogor Kota. "Langkah kita sekarang ini sedang pemeriksaan intensif terhadap tersangka dan juga saksi-saksi," kata Ferdi.

Kasus ini bermula adanya laporan korban ke Polda Metro Jaya. Kepada polisi di Polda Metro Jaya, korban menyebut kejadian yang menimpanya terjadi di Bogor.

"Sehingga penyidik berkoordinasi dengan Reskrim Polresta Bogor Kota dan mengecek lokasi yang disebutkan oleh korban. Setelah dicek, ternyata benar dan korban diantar ke Polresta Bogor Kota untuk membuat laporan, kemudian kita koordinasi dengan penyidik PMJ untuk melakukan penangkapan," tutur Ferdi.

Korban yang merupakan perawat itu dicabuli tersangka usai melakoni ritual 'usir jin'.

"Dalam perjalanan, tersangka ini menyampaikan kepada korban kalau korban perlu dirukiah atau dibersihkan. Setelah sampai di rumah korban, korban kemudian mengiyakan dan dirukiah korban ini oleh tersangka," ujarnya.

"Kemudian dugaan pencabulan ini justru terjadi setelah rukiah dilaksanakan. Mereka jalan kembali dengan mobil, dan di dalam mobil terjadi pemaksaan atau pencabulan oleh tersangka," tambahnya.

Berdasarkan hasil visum kepada korban, terungkap tidak ada tanda-tanda persetubuhan. "Perlu kami sampaikan perkembangan terakhir terkait kasus ini. Sekarang ini tersangka sudah dilakukan penahanan. Jadi perlu saya luruskan, laporannya adalah dugaan pencabulan, sudah ditahan di Polresta Bogor Kota," kataFerdi.

Buru Pemobil Misterius yang Angkut Handi-Salsa, Polisi Periksa 10 Saksi

Satreskrim Polresta Bandung sudah memeriksa 10 saksi dalam kejadian kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Nagreg atau perbatasan Bandung-Garut.

Dua orang menjadi korban dalam insiden kecelakaan lalu lintas ini, yakni Handi Saputra Hidayatullah (18) dan Salsabila (14).

"Sedang kita lakukan penyelidikan, kita sudah periksa 10 orang saksi," kata Kasat Reskrim Polresta Bandung AKP Bimantoro Kurniawan via sambungan telepon hari ini.

Insiden kecelakaan lalu lintas ini terjadi tepat di depan SPBU Ciaro, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung. Kedua korban yang sedang berkendara menaiki sepeda motor ditabrak oleh sebuah mobil berwarna hitam.

Dia menyebut 10 orang saksi ini di antaranya pihak keluarga dan warga sekitar yang saat kejadian berada di TKP.

"10 orang saksi ini di antaranya keluarga korban dan saksi-saksi di lapangan," ujarnya.

Untuk pelaku penabrakan, masih dalam proses pengejaran pihak kepolisian. "Masih dilakukan pengejaran," ucap Bimantoro.

Diberitakan sebelumnya, kedua korban yakni Handi dan Salsabila dibawa mobil penabrak, dengan dalih membawa korban ke rumah sakit. Namun, setelah sekian lama dilakukan pencarian, korban ditemukan hanya tinggal nama atau meninggal dunia.

JasadSalsabila ditemukan di aliran SungaiSerayu yang berada diCilacap dan jasad Handi ditemukan di aliran SungaiSerayu yang berada diBanyumas.

Istri Oded M Danial Kandidat Wakil Wali Kota Bandung

DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Bandung mengusulkan empat nama sebagai calon Wakil Wali Kota Bandung. Ketua DPW PKS Jabar Haru Suandharu mengatakan, nama-nama tersebut telah disodorkan ke DPP PKS.

Empat nama itu yakni Siti Muntamah, yang merupakan istri dari almarhum Wali Kota Bandung Oded M Danial. Saat ini perempuan yang kerap disebut 'Ummi Oded' itu menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.

Nama yang kedua, yakni Tedy Rusmawan. Pria kelahiran Bandung itu merupakan Ketua DPRD Kota Bandung periode 2019 - 2024. Nama yang ketiga adalah Khairullah, yang juga merupakan anggota DPRD Kota Bandung.

Sedangkan nama terakhir diisi oleh Anggota DPR RI dari Dapil Jabar 1, Ledia Hanifa Amaliah. Seperti diketahui, nama-nama ini diusulkan menjadi Wakil Wali Kota karena meninggalnya Oded M Danial pada 10 Desember 2021 lalu.

DPRD Kota Bandung pun telah melaksanakan rapat paripurna pemberhentian Oded karena meninggal dunia. Saat ini, Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana didapuk sebagai pelaksana tugas (plt).

"DPD Kota Bandung sudah mengajukan usulan nama. Akan kita proses dan ajukan ke DPP," ujar Haru saat dikonfirmasi detikcom hari ini.

"Dari DPD diantaranya Tedy Rusmawan, Khairullah, Siti Muntamah dan Ledia Hanifa," kata Haru melanjutkan.

Haru mengatakan, kebijakan memilih calon wakil walikota akan ditetapkan olehDPP. Ia mengharapkan siapa pun pilihannya bisa memajukan Kota Bandung ke depannya. "Iya kang (keputusan ada diDPP)," ujar Haru.

Murkanya Bupati Pandeglang Berujung Kadispora Terancam Dicopot

Nama Kadispora Pandeglang Dadan Saladin saat ini tengah ramai disorot oleh publik. Bagaimana tidak, ucapannya mengenai hadiah perlombaan Bupati Cup yang geger di media sosial karena hanya berupa amplop berisi uang Rp 95 ribu, banyak dikecam dan dianggap begitu memalukan.

Diketahui, sebuah foto yang menunjukkan amplop hadiah event Bupati Cup di Pandeglang, Banten membuat geger media sosial. Pasalnya, salah satu amplop tersebut hanya berupa uang tak lebih dari Rp 95 ribu yang diberikan untuk juara dalam perlombaan cabor panjat tebing.

Foto-foto ini banyak dibagikan di grup-grup WhatsApp publik di Pandeglang. Bukan hanya panjat tebing, hadiah untuk salah satu juara di cabor pencak silat juga tergolong kecil lantaran hanya berupa uang senilai Rp 45 ribu.

Setelah ditelusuri, dinas yang dipimpin Dadan ternyata memang hanya menyiapkan uang pembinaan bagi juara I Rp 225 ribu, juara II Rp 175 ribu dan juara III Rp 100 ribu. Agenda Bupati Cup sendiri mempertandingkan empat cabor yaitu futsal, panjat tebing, pencak silat dan karate. Untuk cabor pencak silat, karena tidak ada perebutan juara ketiga, maka hadiahnya dibagi untuk juara III bersama.

Saat dikonfonfirmasi pada waktu itu, pernyataan Dadan ternyata malah menyulut emosi publik di Pandeglang. Dengan terang, Dadan menyebut jika hadiah uang pembinaan itu ada kelebihan yang harus dikembalikan panitia ke Dispora berupa pajak negara.

"Itu semua kena pajak 6 persen. Tapi untuk juara tiga kan dikasihnya Rp 95 ribu, harusnya Rp 94 ribu. Ada kelebihan itu seribu, itu dibalikin lagi uang itu ke kami," kataya.

Dadan juga tak menanggapi pertanyaan wartawan mengenai kelayakan anggaran bagi para juara. Dadan malah kembali mengungkit soal kelebihan pembayaran hadiah lomba tersebut, dan menegaskan panitia lomba harus segera mengembalikan kelebihan pembayaran anggaran itu ke Dispora.

"Kami kan sesuai anggaran yang ada saja, udah yang kami berikan segitu. (Soal anggaran) enggak tahu itu mah, intinya kembaliin seribu rupiah kepada kami, udah, cukup," singkatnya.

Pernyataan Dadan sontak mengundang amarah publik di media sosial. Saat itu, bukan hanya warga Pandeglang yang mengecamnya, tapi juga nitizen di medsos pun turut memberikan tanggapan lantaran menilai hal itu sudah memalukan.

Hingga akhirnya, hari ini (20/12) warga Pandeglang ramai-ramai melakukan aksi protes terhadap pernyataan Dadan. Warga bahkan mendatangi langsung kantor Dispora Pandeglang sembari melakukan aksi sindirian atas apa yang diucapkan oleh Dadan tersebut.

Aksi ini diawali oleh Direktur Aliansi Independen Peduli Publik (Alipp) Uday Suhada. Uday yang merupakan warga kelahiran Menes, Pandeglang itu datang sembari membawa uang koin pecahan Rp 500 yang disimpan di dalam amplop berwarna coklat untuk diserahkan langsung kepada Kadispora Dadan Saladin.

Uday tiba di kantor Dispora Pandeglang sekira pukul 11.00 WIB. Ia langsung masuk ke dalam kantor dinas tersebut lalu disambut oleh Kadispora Dadan Saladin yang kebetulan ada di ruangannya.

"Saya datang untuk merespons pernyataan pak kadis bahwa dari uang Rp 95 ribu diantaranya yang diberikan hadiah itu terhadap mereka yang mendapatkan juara, bapa menyebutkan seribu rupiah harus dikembalikan kepada negara sebagai pajak. Dan hari ini saya mengembalikan uang seribu rupiah itu sebagai bentuk tanggung jawab moril saya kepada anak-anak yang mendapat juara Bupati Cup kemarin," kata Uday.

Uday mengaku kedatangannya ke sana sebagai bentuk tanggung jawab warga Pandeglang agar para pemenang lomba Bupati Cup tak terbebani oleh utang seribu rupiah terhadap negara. Ia meminta Dadan tak menganggap aksinya itu sebagai bentuk penghinaan terhadap institusi daerah lantaran hanya ingin merespons pernyataan Kadispora tersebut di media persoalan pengembalian uang hadiah lomba.

"Jadi tujuan saya ke sini ingin melepas beban dari anak-anak di dunia olahraga. Jangan anggap ini sebuah bentuk pelecehan, semua orang di sini saya yakin punya uang seribu rupiah. Tapi ini adalah sikap saya sebagai warga Pandeglang untuk menjawab dari pernyataan bapak di media," ungkapnya.

Sebelum meninggalkan kantor Dispora Pandeglang, Uday pun turut memberikan evaluasi terhadap penyelenggaraan Bupati Cup kemarin. Pasalnya ia menyebut, peristiwa hadiah Rp 95 ribu itu hanya baru kali ini terjadi di Pandeglang dalam dunia olahraga.

"Karena perlu kita sadari, hanya di pandeglang peristiwa ini terjadi. Ini tentu sangat membuat malu semua pihak termasuk saya sebagai warga Pandeglang. Jadi ini saya berikan uang seribu yang harus dikembalikan sebagai pajak itu ke Dispora," ucapnya.

Menanggapi aksi Uday ini, Kadispora Pandeglang Dadan Saladin tak berbicara banyak. Ia hanya mengucapkan terima kasih saat Uday berpamitan untuk keluar dari ruangannya.

"Terima kasih," kata Dadan.

Setelah Uday, sekolompok warga Pandeglang kembali menyampaikan kecaman atas viralnya hadiah lomba Bupati Cup yang hanya berupa amplop senilai Rp 95 ribu. Mereka kali ini datang ke kantor Setda Pandeglang untuk mengembalikan uang yang diungkit Kadispora Dadan Saladin di media.

Pantauan detikcom, warga datang dengan membawa beragam tulisan kecaman terhadap penyelenggaran Bupati Cup tahun ini. Di antaranya, tulisan sindiran yang berisi 'Nih Duit Rp 1.000 Kembalian' lengkap dengan uang seribu rupiah yang ditempel di atas sebuah karton berwarna kuning.

"Kedatangan kami sebagai bentuk kecaman terhadap Kadispora Pandeglang sekaligus mengembalikan uang kelebihan untuk bayar pajak negara yang sudah dia ungkit dalam acara Bupati Cup," kata warga bernama David Amanda ditemui di Pandeglang, Banten, hari ini.

Warga lainnya, Agung Lodaya, menyebut pernyataan Kadispora itu sudah memalukan marwah olahraga di Pandeglang. Ia dan warga yang lain lantas berinisiatif untuk mengganti uang kelebihan seribu rupiah yang disebut Dadan itu untuk meringankan beban para atlet di Pandeglang.

"Miris ketika mengetahui atlet berprestasi di Pandeglang diberikan penghargaan tidak begitu layak bahkan cuma berupa uang Rp 95 ribu, ditambah harus mengembalikan duit kelebihan seribu rupiah. Makanya, ini kami lakukan supaya atlet tidak terbebani dengan hutang yang disebut oleh Kadispora sebagai pajak untuk negara itu," ucapnya.

Setelah melakukan aksi protes di depan gedung Setda Pandeglang, warga lalu masuk ke dalam gedung untuk menyerahkan uang pengganti yang diungkit Kadispora tersebut. Uang itu kemudian mereka berikan ke staf Bupati Irna Narulita di ruangannya.

Pernyataan Dadan ini bukan hanya memancing protes dari warga. Bupati Pandeglang Irna Narulita bahkan sampai marah besar setelah uang hadiah event Bupati Cup Rp 95 ribu viral di media sosial. Irna juga melampiaskan kemurkaannya langsung kepada Dadan saat apel pagi para pegawai di halaman kantor Setda Kabupaten Pandeglang.

"Anda yang salah yang ditampar bupati, lolos juga tuh kegiatan bupati cup. Nyaho hente bupatina, komo ka teknis-teknis hadiah (Tahu enggak bupatinya, apalagi ke teknis-teknis hadiah). Yang t*lol bupatinya apa yang t*lol kadisnya," kata Irna.

Bukan hanya murka, Irna juga memastikan akan segera mencopot Dadan Saladin dari jabatan sebagai Kadispora Pandeglang. Ia menganggap Dadan sudah mencoreng namanya setelah uang hadiah Bupati Cup Rp 95 ribu viral di media sosial.

"Kadispora-nya akan dicopot, iya saya pastikan akan copot jabatannya karena sudah mencoreng nama baik saya," katanya.

Irna juga akan mengevaluasi jajaran di Dispora Pandeglang usai viral hadiah lomba Rp 95 ribu itu. Salah satu yang dia soroti, adalah penanggung jawab acara kegiatan Bupati Cup tersebut yang telah memberi hadiah lomba secara tidak layak.

"Ya, dia juga akan dievaluasi. Pejabat yang menjadi penanggungjawab acaranya nanti akan saya geser, akan saya pindahkan selain Kadispora," tegasnya.

"Saya bertanggung jawab atas kelalaian yang dibuat dinas kami, terimakasih atas masukan dari netizen, kekurangan ini akan kami benahi," tambahnya.

Selain itu, Irna langsung menginstruksikan Inspektorat untuk mengaudit anggaran Bupati Cup tersebut. Pasalnya diketahui, kegitan itu memakan anggaran hingga Rp 150 juta.

"Inspektur inspektorat, audit. Rp 150 juta (seharusnya) ngasih hadiah Rp 80 juta, Rp 100 juta juga oke Rp 50 juta buat kegiatannya, ulah banyak ngabatina (ngambil keuntungannya). Males makanya saya hubungi anda (menyebut Kadispora Pandeglang Dadan Saladin), pihak yang tidak pernah anda hubungi berarti ada masalah dengan anda," tuturnya.

Irna mengaku gelaran itu telah mencoreng namanya secara pribadi dan sebagai Bupati Pandeglang. Irna menyebut hadiah lomba itu sebagai receh yang tak pantas diberikan untuk pembinaan prestasi atlet di wilayahnya.

"(Ini) mau mencoreng nama baik bupati. Ada kegiatan itu ibu enggak tahu, konsul juga datang ke ibu enggak, malah ngasih hadiah kok receh," ucapnya.

Menutup sambutannya, Irna memastikan akan menambah uang pembinaan juara lomba Bupati Cup. Ia bahkan siap merogoh kocek dari dana pribadi untuk menambah uang pembinaan itu.

"Kurangtambahin, pake uang pribadi ibutambahin. Udah mencoreng nama baik pribadi saya dan selaku bupati,"pungkasnya.

Anggota TNI dan Istrinya Jatuh dari Hotel Diduga Bunuh Diri

Anggota TNI dan istrinya meninggal dunia setelah jatuh dari lantai 6 sebuah hotel di kawasan Puncak, Bogor, Senin (20/12/2021). Polisi menyebut pasangan suami istri tersebut diduga meninggal karena bunuh diri.

"Iya, bunuh diri mereka berdua. Bunuh diri terjun dari kamarnya itu lantai 6," kata Kapolres Bogor AKBP Harun, Senin (20/12/2021) malam.

Harun menyebut, korban pria diduga merupakan seorang anggota TNI. Hal itu, kata Harun, sesuai dengan kartu anggota milik korban yang ditemui di lokasi kejadian.

"(Iya dia TNI) Sesuai KTA-nya (kartu tanda anggota)," terang Harun.

Harun menegaskan, kasus meninggal anggota TNI tersebut kini sudah ditangani oleh pihak TNI.

"Untuk kasuanya kita tidak tangani ya, selanjutnya diselidiki oleh pihak TNI," kata Harun.

Diberitakan sebelumnya, pasangan suami-istri (pasutri) meninggal di area parkir sebuah hotel di Puncak, Kabupaten Bogor. Pasutri itu diduga terjatuh dari kamar hotel di lantai 6.

Kapolsek Cisarua Kompol Suprianto membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, pasutri itu meninggal dunia di tempat. Pihaknya juga melakukan olah TKP.

"Iya benar tadi kami baru melakukan olah TKP bersama anggota Denpom, karena menyangkut ini ya, saya berkordinasi dengan Danramil, dan kemudian Dandenpom, jadi kami melakukan olah TKP bersama," kata Kompol Suprianto, Senin (20/12/2021).

Informasi dihimpun, peristiwa tersebut terjadi pada Senin (20/12/2021) dinihari sekitar pukul 01:15 WIB. Keduanya menyewa kamar 609 yang berada di lantai 6 pada hari Minggu (19/12/2021) sore. Saat menyewa kamar itu, pasutri itu juga turut membawa dua anaknya.

"Anaknya 2 orang, satu (usia) 3 tahun kedua masih setahun. Kita sudah sampaikan ke Denpom semuannya," kata Suprianto.

Pasutri yang meninggal dunia itu kabarnya anggota TNI dengan istrinya.

"Benar (anggota TNI)," kata Kapendam III/Siliwangi Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto via pesan singkat, Senin (20/12/2021).

Ia mengatakan anggota TNI tersebut bukan personel di Kodam III/Siliwangi.

"Bukan anggota Kodam III/Siliwangi. Sesuai KTP yang ditemukan asrama Kostrad," ungkap dia.

Halaman 2 dari 5
(mud/mud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads