Ragam berita terjadi di Jabar Banten hari ini. Mulai aksi tukang tato temporer ngepruk harga di Bandung hingga publik digegerkan hadiah Bupati Pandeglang Cup senilai Rp 95 ribu.
Berikut rangkuman Jabar Banten hari ini, Jumat (17/12/2021).
Wisatawan Keluhkan Tukang Tato Temporer Ngepruk Harga
Seorang wisatawan yang berkunjung ke Alun-alun Kota Bandung mengeluhkan harga jasa tato temporer berukuran kecil yang kelewat mahal. Korban berinisial A saat dikonfirmasi detikcom mengatakan, kejadian tukang tato ngepruk harga itu berlangsung Kamis (17/12) malam. Ketika itu, ia dan teman perempuannya mendatangi salah satu jasa tato temporer di Alun-alun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, penjaja tato tersebut menawarkan jasa tato seharga Rp 3.000-Rp 4.000. Namun, setelah tato selesai dibuat ternyata harga yang diberikan adalah Rp 160 ribu.
"Jadi mungkin kitanya sih harus teliti sebagai konsumen gitu. Harga di atas seperti menjebak, setelah hasil akhir ternyata hitungnya panjang x lebar x harga. Ambil contoh teman saya kemarin jadinya 10 cm x 4 cm, siapa yang enggak kaget hanya dengan hasil kaya gitu doang dengan bermodalkan pulpen dan tinta, enggak sampai dua menit," ujar A saat dihubungi detikcom, Jumat (17/12/2021).
Selain itu ukuran tato yang dibuat pun tak sesuai perjanjian. A mengatakan sebenarnya temannya meminta untuk dibuatkan tato berukuran kecil, tetapi tukang tato temporer itu membuat dengan ukuran lebih besar dari perjanjian.
"Pas jadi hitungannya enggak masuk akal. Siapa sih yang puas dengan hasil tersebut dengan harga yang cukup besar, ketika itu si tukang tato cuma jawab 'ya mau gimana a sudah turun tinta, kita juga kan kerja a'," ujar A melanjutkan.
Usai mendapatkan jawaban seperti itu, A pun hanya bisa mengelus dada. Ia pun akhirnya melakukan negosiasi agar pembayaran tato temporer tersebut bisa dibayar lebih murah. "Kita nego, akhirnya kita mau enggak mau bayar lah Rp 100 ribu, dari harga Rp 160 ribu, meskipun berat hati kita kasih. Karena kalau mau melawan juga oknumnya banyak banget dan juga dalam keadaan tidak sadar karena mabuk," tutur A.
Dia berharap Pemkot Bandung turun tangan mengatasi hal ini. Pasalnya, ia khawatir kunjungan wisatawan atau calon pengguna jasa tato temporer menjadi waswas mengalami hal yang serupa dialaminya.
"Harapan sih pasti pengen ada tindakan atau enggak pencerahan lah dari pemerintah kota, maksudnya supaya ngasih harga yang masuk akal dan tidak merugikan wisatawan gitu loh. Supaya ke depannya lebih baik, bekerja dengan hati dan memuaskan konsumen pastinya," ujar A saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (17/12/2021)
Izin Pendirian Pesantren Diperketat
Pendirian dan pengawasan aktivitas di pondok pesantren akan diperketat. Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan ulama yang akan mengajar di pondok pesantren pun akan mendapatkan verifikasi terlebih dahulu.
Aturan itu lahir dari pertemuan antara Pemprov yang diwakilkan Wagub dengan Kemenag Kanwil Jabar, Ormas Islam dan tokoh pesantren di Gedung Sate hari ini, Jumat (17/12/2021). Unsur tersebut nantinya akan terhimpun dalam Dewan Pengawas Pesantren (Dewan Masyayikh) Jawa Barat.
"Harus jelas sanad ilmunya, karena yang namanya ilmu agama tidak bisa hanya belajar dari YouTube, terjemahan buku. Harus ada guru, jadi jelas keilmuannya. Jangan sampai orang menyebut ustaz, ajengan, kiai tapi ilmunya tidak jelas sanadnya, akan ada verifikasi dari ulama senior apakah dia memahami 12 fan sebagai syarat mendirikan pesantren, itu harus dipahami," ujar Uu di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (17/12/2021).
Guru atau ulama yang kan mengajar juga, kata Uu, akan mendapatkan verifikasi dari ulama senior dan akan diuji pengetahuannya mengenai 12 fan (cabang ilmu). Menurutnya, tes tersebut akan menjadi syarat pendirian pesantren di samping rekomendasi dari ormas Islam yang terhimpun dalam dewan pengawas pesantren.
"Barusan disampaikan banyak yang mendirikan pesantren, bangunannya hebat. Santrinya banyak, tapi kiai sendiri tak paham edukasi agama," kata Uu.
Hadiah Bupati Cup Rp 95 Ribu
Hadiah perlombaan Bupati Cup panjat tebing menjadi sorotan lantaran jumlahnya tergolong kecil hanya Rp 95 ribu. Bahkan, uang hadiah tersebut dinilai kelebihan Rp 1.000.
Dalam foto tersebut, ada tiga amplop yang dilihat detikcom pada Jumat (17/12/2021) pukul 15.00 WIB. Dua amplop dengan tulisan 'Juara II Panjat Tebing Bupati Cup Tahun 2021' dengan isi Rp 165 ribu dan satu amplop dengan tulisan 'Juara III Panjat Tebing Bupati Cup Tahun 2021' sebesar Rp 95 ribu.
"Jadi gini kronologinya, kita itu waktu Rabu malam (15/12) itu kan ada pembagian hadiah. Itu amplopnya untuk hadiah juara dari Dispora langsung yang ngasih. Malam itu yang hadir Pak Bedi sama Bu Atin dari Dispora, mereka yang menyerahkan langsung amplopnya," kata ketua pelaksana lomba panjat tebing Rika Kartikasari di Pandeglang, Jumat (17/12/2021).
Rika mengaku tak tahu menahu berapa nominal uang yang diserahkan untuk para juara tersebut. Pasalnya, amplop itu sudah dalam kondisi tertutup rapat dan langsung diserahkan oleh kedua utusan dari Dispora ini kepada pengurus Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pandeglang sebagai panitia pelaksana kegiatan.
"Nah si amplop itu udah ditutup udah dirapet, kita mah kan tinggal serahkan aja sama yang juara-juara. Bahkan kita juga enggak tahu kalau isinya berapa, karena salah dong kalau kita membuka amplop itu," ujar Rika yang juga merupakan pengurus FPTI Pandeglang.
Kadispora Pandeglang Dadan Saladin menuturkan uang pembinaan itu ada kelebihan yang harus dikembalikan panitia ke Dispora. Pasalnya, ada pajak yang belum dipotong dalam anggaran bagi juara panjat tebing tersebut.
"Buat juara satu kan Rp 225 ribu, juara dua Rp 175 ribu dan juara tiga itu Rp 100 ribu, itu semua kena pajak 6 persen. Tapi untuk juara tiga kan dikasihnya Rp 95 ribu, harusnya Rp 94 ribu. Ada kelebihan itu seribu, itu dibalikin lagi uang itu ke kami," ucapnya.
Petugas Damkar Lepaskan Cincin dari Jari Balita
Aksi heroik dilakukan petugas pemadam kebakaran (damkar) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Para petugas penjinak api ini harus bersusah payah melepaskan cincin dari jari seorang balita berusia 2 tahun. Petugas damkar melepaskan cincin dari jari balita 2 tahun ini dilakukan pada Jumat (17/12/2021) sekitar pukul 13.50 WIB. Saat itu para petugas yang sedang berkumpul di markas damkar di Jalan Jenderal Sudirman, Awirarangan Kuningan.
"Awalnya itu ketika kami sedang siaga di kantor, tiba-tiba ada mobil datang ada 1 keluarga bawa anak kemudian mereka melapor bahwa anaknya yang usia 2 tahun itu cincinnya itu terjepit dan tidak bisa dilepas," kata Kepala UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan Khadafi Mufti saat dikonfirmasi detikcom.
Saat tiba di kantor Damkar Kuningan, jari anak tersebut sudah dalam keadaan membengkak akibat terjepit cincin. Melihat hal itu, petugas langsung bergegas melepaskan cincin.
Tidak mudah bagi petugas damkar untuk melepaskan cincin dari jari anak kecil yang telah membengkak. Bahkan saat petugas berupaya melepaskan cincin, anak itu tak henti-hentinya menangis.
"Kesulitan pasti ada, karena jari anak kecil itu sensitif. Kita pakai alat potong mini, karena itu besi kita ganjal kemudian kita potong pelan-pelan. Setelah dapat 1 potongan, kita tarik pakai benang baru bisa lepas. Tadi anak itu nangis juga lumayan, jadi kita hati-hati sekali," ujarnya.
Menurutnya sebelum datang ke kantor damkar, keluarga anak tersebut sempat mencoba melepaskan cincin dengan melihat tutorial dari YouTube. Namun sayangnya, jari anak itu justru semakin membengkak.
Bahkan kata Khadafi, jika telah sehari saja ada kemungkinan jari anak itu bisa membusuk. "Kalau nyangkut di tangan sudah 2 hari, nah di hari ketiga itu kemarin dia coba lepas dengan tutorial YouTube malah bengkak. Baru hari keempat datang ke sini, telat sehari saja bisa busuk itu karena dagingnya sudah nempel," ucapnya.
Nasib Helikopter Made In Sukabumi
Jujun Junaedi (45), warga Kabupaten Sukabumi, sempat membuat geger publik pada November 2019. Pria berprofesi sebagai tukang bubut itu membuat helikopter bermesin genset dengan kapasitas sebesar 24 PK 700 Cc 2 silinder. Dua tahun berlalu, apa kabar nasib helikopter tersebut?
Jujun ternyata kini sudah memiliki bengkel bubut sendiri. Bengkel bubut itu beralamat di Karangtengah, Cibadak. Diketahui sebelumnya, Jujun dulu bekerja di bengkel bubut milik orang lain. Ditanya soal helikopter Jujun mengaku belum menyerah dan tetap akan mewujudkan helikopter tersebut.
"Helikopter, sesuai rencana dan kajian, kita break dulu. Kalau dulu pembuatan sparepart atau assembling-nya kita ngandelin di orang, nyewa atau waktunya terhalang kita kerja baru bisa dikerjakan saat istirahat. Kalau sekarang waktunya lebih leluasa karena punya bengkel sendiri," kata Jujun, Jumat (17/12/2021).
Alasan 'jeda', menurut Jujun, sebab dirinya ingin fokus kepada kebutuhan keluarga. Ia lebih dulu menghidupi kebutuhan keluarga dari bengkelnya sendiri. Ketika dirasa kehidupan keluarganya sudah mapan, dia akan kembali melanjutkan pekerjaannya membangun helikopter yang dulu bernama Gardes JN 77.