Fenomena pergerakan tanah kembali terjadi di wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten. Sebanyak 12 rumah warga dilaporkan terdampak fenomena itu hingga mengalami retak-retak, bahkan ada yang terancam ambruk.
Informasi yang dihimpun, fenomena pergerakan tanah ini terjadi di Kampung Kadu Embe, Desa Parigi, Kecamatan Saketi, Pandeglang. Adalah Aminah, salah satu korban terdampak yang rumahnya terkena fenomena pergerakan tanah.
"Kejadiannya itu pas hari Senin (29/11) kemarin. Itu dari siang sampe malam hari ada pergerakan tanah," katanya saat dikonfirmasi wartawan di Pandeglang, Banten, Rabu (1/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan kata dia, hingga Selasa (30/11), pergerakan tanah masih terasa di rumahnya. Untungnya, kediaman Aminah tak mengalami kerusakan parah dibanding tetangganya.
"Kalau rumah saya cuma retak-retak dindingnya, ada warga di sini yang bagian dapurnya itu udah ambruk. Tapi tetap aja saya juga was-was, takut ada apa-apa nantinya," ujar Aminah.
Karena tak mau terkena risiko yang lebih besar, ia beserta beberapa warga yang rumahnya terdampak pergerakan tanah memutuskan untuk mengungsi ke kediaman saudaranya masing-masing. Aminah mengaku belum berani kembali ke rumahnya yang sudah dia tempati selama belasan tahun tersebut.
"Sekarang ini saya tinggal di rumah orang tua. Kayaknya saya enggak mau balik lagi, karena bakalan bergeser lagi tanahnya," ungkapnya.
Bukan hanya Aminah, fenomena pergerakan tanah juga merusak rumah milik warga lainnya, Arif. Ketua RT di kampung tersebut mengaku telah melaporkan kejadian ini ke pemerintah daerah supaya bisa segera ditindaklanjuti.
"Kalau jumlah total ada 12 rumah, dan yang rusak parah ada 4 rumah. Kalau yang mengungsi baru dua KK," katanya.
Menurutnya, pergerakan tanah sudah sering terjadi jika curah hujan tinggi. Namun, fenomena kali ini merupakan peristiwa terparah.
"Pergerakan tanah ini sudah sering terjadi, tapi ini yang lebih parah. Dan Alhamdulillah bantuan sudah ada seperti sembako," pungkasnya.
(mso/mso)