Puing-puing bangunan peninggalan Belanda masih tampak berdiri kokoh di Kampung Darangdan, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan. Bangunan tersebut kokoh berdiri dengan membelah derasnya aliran sungai Cipeles.
Namun sayang, keberadaannya seolah luput dari perhatian pemerintah daerah. Berbeda dari peninggalan Belanda lainnya yang lokasinya tidak jauh dari puing di Kampung Darangdan tersebut, seperti Benteng Gunung Kunci dan Benteng Gunung Palasari, bukan hanya dijadikan sebagai lokasi wisata, kedua tempat itu juga ditetapkan sebagai warisan cagar budaya.
Padahal jika ditelusuri, bangunan peninggalan Belanda di Kampung Darangdan ini besar kemungkinan sejarahnya tidak terlepas dari keberadaan kedua benteng yang disebutkan tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cukup sulit memang mencari sumber referensi yang jelas terkait sejarah bangun tersebut. Namun warga sekitar menyebut bangunan itu sebagai Jembatan Bedeng atau ada juga yang menyebutnya sebagai Benteng Darmaga Darangdan.
Dari pengamatan detikcom di lokasi, bekas bangunan yang dikelilingi perkebunan dan persawahan warga itu, saat ini dijadikan sebagai kawasan tempat pemakaman umum (TPU) bernama Makam Bedeng di dusun Darangdan. Puing bangunan itu seolah sengaja dibenamkan dari sejarah sehingga dibiarkan rusak begitu saja.
Bangunan setinggi kurang lebih 6 meter itu menyerupai bekas irigasi atau bendungan. Ada 6 ruas pintu air yang membelah aliran sungai tersebut. Tiga pintu air memiliki ukuran lebih dalam, sementara 3 pintu air lainnya lebih dangkal.
Keenam pilar pintu air itu berjejer di tengah derasnya aliran sungai Cipeles. Sementara salah satu sisi bangunannya tampak miring akibat bagian pondasinya yang tergerus oleh aliran sungai.
Sementara di daratan atau yang kini menjadi lahan pemakaman yang lokasinya tepat berada di sebrang puing bekas 'jembatan', terdapat sisa puing bangunan menyerupai bekas pondasi tiang dan pondasi lantai rumah.
Endang Suherman (57) Warga asli Kampung Darangdan mengatakan dinamai jembatan Bedeng lantaran jembatan itu menuju ke sebuah bangunan yang konon sebagai tempat beristirahatnya tentara Belanda atau warga menyebutnya Bedeng Belanda.
"Jadi puing-puing yang ada di lahan makam, kalau kata orang tua-orang tua dulu, dulunya merupakan bekas bangunan rumah tempat beristirahatnya tentara Belanda atau bedeng Belanda makanya jembatannya dinamai jembatan bedeng," ungkapnya kepada detikcom, sambil menunjuk puing-puing yang ada di tanah pemakaman.