Sejumlah berita menyita perhatian pembaca di Jabar hari ini. Mulai dari bocah terbungkus karung ternyata diperkosa dan dibunuh hingga Ridwan Kamil kode keras maju Pilpres.
Ridwan Kamil Kasih Kode Keras Maju Pilpres
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memamerkan serangkaian program keberpihakan provinsi terhadap desa dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) RI di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Kamis (25/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengawali pidato sambutannya dengan menyebut bahwa, Jabar adalah satu-satunya provinsi yang menyalurkan anggaran bagi BPD.
"Karena saya mencintai desa, satu-satunya provinsi di mana saya gubernurnya yang memberikan keuangan tiap tahun kepada bapak-bapak, ibu BPD Jabar. Suatu hari kalau tuhan takdirkan, saya akan melakukan hal yang sama ke seluruh Indonesia, tapi harus diperjuangkan sama-sama," ujar Ridwan Kamil dalam sambutannya.
"Karena kadang-kadang, dalam demokrasi hari ini pemilu itu tidak memilih orang pintar, tapi memilih yang disukai. Kadang yang disukai pakai pencitraan dia menang, tapi enggak bisa kerja, saya mendoakan mudah-mudahan Indonesia bisa memilih pemimpin yang bisa bekerja, dan saya sudah bilang ke kepala dinas saya, tahun depan anggaran untuk BPD tolong dinaikkan," ujar Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- melanjutkan.
Ia pun menyebut jika pengurus BPD masing-masing bisa mengajukan hal yang sama ke gubernur di provinsinya masing-masing. "Kalau Jabar bisa, kenapa provinsi lain tidak bisa, karena hidup harus adil, kita ada sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kalau kota maju, desa harus lebih maju," tegas Kang Emil.
Masih dalam sambutannya, Kang Emil juga akan memperjuangkan kesejahteraan dan fasilitas bagi BPD agar terakomodasi APBN. Rencananya, ia akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Mendagri agar ada anggaran dari APBN secara resmi."Agar ada anggaran APBN secara resmi dan terstruktur untuk BPD," katanya.
Kemudian Kang Emil juga menyinggung soal program-program Pemprov untuk pengembangan desa seperti Patriot Desa, Satu Desa Satu Hafidz hingga Petani Milenial. Ia mengklaim program-program tersebut telah berjalan dengan baik.
"Jadi mudah-mudahan, saya ini kalau pidato enak ngomongnya, karena ngomongin pekerjaan yang sudah dilakukan. Jadi tidak susah ngomong datanya, kan masih ada pemimpin yang ngomong mimpi-mimpi, saya hanya bisa konkritkan sebagai gubernur, doakan suatu hari keberhasilan-keberhasilan itu bisa menyebar luas ke seluruh Indonesia," pungkasnya.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dariRidwan Kamil terkait 'kode keras' di acaraBPD tersebut.
Pria Arab Pembunuh Sarah Promotor TKI Ilegal
Abdul Latif (48), pria Arab Saudi pembunuh istri siri, Sarah, diduga promotor Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal. Dugaan itu diperkuat saat Abdul Latif pertama kali mendatangi rumah orang tua Sarah di Cianjur.
Saat itu, dia meminta ibu Sarah mencarikan warga yang mau berangkat menjadi TKI di sektor nonformal ke Timur Tengah. Padahal, hingga saat ini, pemerintah masih memberlakukan moratorium pemberangkatan TKI, terutama ke negara-negara di Timur Tengah.
"Jadi diantar ke rumah sama salah seorang warga yang merupakan teman pelaku. Tapi tujuannya ketemu istri saya, mau cari warga yang akan dijadikan TKI di Timur Tengah. Pelaku kan tidak bisa bahasa Indonesia, istri saya kebetulan fasih berbahasa Arab, makanya minta bantuan istri saya buat komunikasi dan carikan calon TKI," ujar Salman (60), ayah tiri korban, Kamis (25/11/2021).
Namun, lanjut dia, tujuan awak mencari TKI itu tidak pernah lagi dibahas usai pelaku terpesona dan jatuh hati pada Sarah. "Kedatangan berikutnya jadi beda tujuan. Ingin menikahi Sarah. Sempat beberapa kali ditolak, namun akhirnya diterima dan digelar pernikahan secara siri," kata Salman.
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan mengungkapkan Abdul Latif selama di Indonesia, khususnya di Cianjur, merupakan pedagang kayu gaharu. "Informasinya dia (pelaku) penjual kayu gaharu. Beli di Indonesia kemudian dikirim ke Arab," kata dia.
Namun, menurut Doni, pelaku juga diduga merupakan promotor TKW ke Arab Saudi. "Diduga yang bersangkutan juga promotor TKI di Arab Saudi, tapi masih kita dalami. Kalau terbukti merupakan promotor, berarti ada pelanggaran hukum lainnya, mengingat masih diberlakukan moratorium TKI ke Timur Tengah, termasuk Arab Saudi," tutur Doni.
Sarah meninggal di rumah sakit setelah 18 jam mengalami masa kritis, Sabtu (20/11) malam. Perempuan Cianjur itu menderita luka bakar serius hingga 99 persen. Pelaku menyiksa dan menyiramkan air keras ke tubuh Sarah.
Usai menyiramkan air keras ke istri sirinya itu, AbdulLatif ditangkap polisi di BandaraSoekarno-Hatta (Soetta) saat hendak kabur ke Arab Saudi.
Peluru Siapa yang Lukai Bocah Cihampelas
Muhammad Abdul Aljabar, bocah asal Kampung Babakan Cianjur, RT 06/03, Desa Cihampelas, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi korban peluru nyasar.
Kejadian nahas itu dialami Abdul pada Minggu (21/11/2021) sekitar pukul 20.00 WIB. Sebuah benda yang diduga merupakan proyektil peluru menghujam punggung bocah kelas 3 SD itu hingga membuatnya dilarikan ke rumah sakit.
Beruntung Abdul bisa diselamatkan. Meskipun sebelumnya sempat berpindah-pindah rumah sakit lantaran tak ada yang sanggup menangani, Abdul akhirnya mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Pada Senin (22/11/2021), peluru yang hampir mengenai bagian tulang belakang Abdul berhasil diangkat. Kini bocah itu selamat namun belum bisa berkomunikasi dan masih menjalani pemulihan.
Syarif Hidayat (43) tetangga korban sekaligus saksi mata menuturkan sesaat sebelum kejadian tersebut ia bersama Abdul dan orang tuanya sedang berada di teras rumahnya.
"Jadi saya sama mereka itu lagi di teras rumah korban karena ayahnya sedang servis hp. Nah Abdul melihat ayahnya yang lagi servis hp, tiba-tiba ada suara keras seperti benda menghantam pagar bambu. Saya juga kaget waktu dengar suara itu," ungkap Syarif kepada detikcom di lokasi kejadian.
Setelah terdengar ada suara benda terkena pagar bambu rumah tersebut Abdul tiba-tiba menangis. Setelah diperiksa ternyata punggung Abdul mengeluarkan darah dengan baju yang sedikit berlubang seperti terkena bara obat nyamuk.
"Jadi dia enggak teriak atau gimana, cuma nangis setelah ada bunyi itu. Sama ayahnya diperiksa ternyata keluar darah dari punggungnya. Dari situ lalu dibawa ke klinik tapi enggak sanggup. Akhirnya dibawa ke rumah sakit," terang Syarif.
Ia dan warga lainnya hingga kini masih bertanya-tanya dari mana asal peluru nyasar yang bersarang di tubuh kecil Abdul. Pun suara letusan seperti senjata juga tak didengar ia dan warga lainnya.
"Kalau itu suara tembakan atau apa, saya juga enggak tahu dan enggak terdengar waktu itu. Tapi yang jelas ya kejadiannya seperti itu, ada benda seperti dilempar ke pagar bambu," tutur Syarif.
Usai kejadian tersebut pihak kepolisian bergerak cepat.JajaranSatreskrimPolresCimahi danPolsekCililin turun tangan untuk mengungkap peluru nyasaryangmenghujam punggung Abdul.
5 Orang Tersangka Bentrokan Maut Ormas
Polisi menetapkan lima orang menjadi tersangka bentrokan ormas di Karawang yang menewaskan seorang pria. Mereka merupakan pelaku penganiayaan.
Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono mengatakan sejauh ini baru menetapkan 5 orang tersangka dalam insiden tersebut. Sedangkan, ada 7 orang yang diamankan.
"Tadi malam kami berhasil mengamankan diduga 7 pelaku di mana 5 sudah kami tetapkan sebagai tersangka, dan 2 lagi masih pendalaman. Dari 5 tersangka ini, dua pelaku merupakan pelaku utama yang menganiaya menggunakan celurit serta memukul dengan kayu. Kemudian kepada para pelaku kami kenakan Pasal 170 ayat 2 KUHAP," kata Aldi dalam konferensi pers di Mapolres Karawang, Kamis (25/11/2021) sore.
Ia menuturkan bentrokan tersebut terjadi di depan Hotel Resinda, Jalan Interchange Karawang Barat. Ada 4 anggota ormas GMBI menjadi korban.
"Ada 4 korban, bermula ketika korban masuk ke Karawang dengan menggunakan mobil Brio berlogo ormas GMBI kemudian awalnya para korban ini ingin mencari makan. Karena korban ini orang Rembang Jawa Tengah, dan tidak mengetahui wilayah Karawang, mereka menyasar ke arah kota kemudian bertemu atau berpapasan dengan rombongan ormas GMPI dan NKRI. Di situlah di depan Hotel Resinda terjadi penganiayaan yang mengakibatkan mobil rusak serta 4 orang luka-luka," jelasnya.
Akibatnya, kata Aldi, salah satu anggota GMBI yang menjadi korban meninggal dunia di RS Mandaya.
"Setelah kejadian kami menolong korban membawa ke RS Mandaya. Lalu, sore hari korban inisial A meninggal dunia dan tadi pagi jenazahnya sudah dibawa ke kediamannya," ungkapnya.
Sebelum kejadian, kata Aldi menambahkan, ormas GMBI se-Jawa Barat tengah melakukan unjuk rasa ke PT Ichie di kawasan industri KIIC terkait permasalahan pengelolaan limbah. Kemudian, beberapa ormas di Karawang merasa tidak senang dengan kehadiran ormas GMBI dan mengumpulkan massa tandingan hingga kemudian terjadilah insiden di depan Hotel Resinda.
"Kita tahu kemarin Ormas GMBI se Jabar melaksanakan unjuk rasa di PTIchiie terkait permasalahan limbah, oleh karena itu beberapa ormas di Karawang mencoba atau merasa ini rumahnya sehingga mencoba mengumpulkan massa tandingan, di mana sebelumnya kami sudah melokalisir di jarak 10 km. Tujuannya adalah untuk mencegah kedua ormas ini bertemu agar tidak terjadi benturan. Namun sangat kita sayangkan ada sebuah mobil brio yang nyelonong masuk Karawang, akhirnya terjadi insiden di depan HotelResinda," terangnya.
Ia juga mengimbau agar pimpinan ormas agar menahan diri dan tidak terpancing provokasi.
"Kami berharap kepada pimpinan ormas baik diKarawang atau tempat lain, kami minta untuk menahan diri agar jangan terpancing karena kami yakinkan proses hukum akan kami urus. Mari bersama menjagaKarawang agar tetap kondusif,"tandasnya.
Bocah Perempuan Terbungkus Karung Diperkosa dan Dibunuh Anak SMA
Setelah menanti kurang dari 24 jam, hasil autopsi jenazah bocah terbungkus karung yang dilakukan Tim Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung, sudah keluar. Hasilnya mengejutkan! Korban diperkosa sebelum dibunuh tersangka yang berstatus siswa SMA.
Mayat bocah perempuan berusia 10 tahun itu terbungkus karung beras di sekitar rumahnya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Selasa (23/11) malam. "Kondisi korban terbungkus karung dan dilakban, serta ada juga luka pada jidat dan kening akibat benda tumpul sesuai hasil autopsinya," ujar Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan di Mapolresta Bandung, Kamis (25/11/2021).
Hasil tersebut, kata Hendra, masih perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut. Namun, berdasarkan pemeriksaan, tersangka yang berstatus siswa SMA itu mengaku memerkosa dan membunuh korban.
"Yang pasti kami menemukan sperma. Kami sedang melakukan tes DNA, untuk melakukan pengecekan sperma yang ada di tubuh korban," ucapnya
"Pelaku memang mengakui melakukan perbuatan tersebut," kata Hendra menambahkan.
Hendra menjelaskan korban diketahui akan pulang ke rumah usai mengaji di masjid dekat rumah. Dia pulang melewati rumah tersangka.
Pria muda itu menyergap dan membekap korban saat melewati rumahnya. Korban pun dibawa ke sebuah gubuk.
Siswa SMA itu melakukan tindakan bejat kepada korban. Setelah itu, tersangka menghantamkan kayu ke kepala korban hingga tewas.
"Menurut pengakuan, pelaku melakukannya sendirian," ucap Hendra.
Karena panik, tubuh mungil bocah perempuan itu dibungkus menggunakan sebuah karung beras. Mulut dan tangan korban diikat lakban. Karung berisi mayat itu dibuang di belakang rumah orang tua korban.
Usai jasad korban ditemukan, polisi turun tangan menyelidiki dan memeriksa sejumlah saksi. Identitas pelaku mengarah kepada seseorang yang tak lain tetangga korban. Polisi meringkus siswa kelas 3 SMA itu di kawasan Majalaya, Kabupaten Bandung, Rabu (24/11).