Pengunjung Jalan Asia Afrika Keluhkan Pengemis Modus Jual Stiker-Kertas Doa

Wisma Putra - detikNews
Rabu, 24 Nov 2021 13:25 WIB
Foto: Cikapundung Riverspot, Kota Bandung (Wisma Putra/detikcom).
Bandung -

Seorang pengunjung Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, mengeluhkan kehadiran pengemis bermodus menjual kertas dan stiker doa secara paksa yang dibanderol Rp 5 ribu, Selasa (23/11) kemarin.

Seorang pengunjung berinisal NH mengaku didatangi oleh dua orang emak-emak yang memberinya kertas doa seukuran setengah lembar HVS dan stiker doa masuk rumah.

NH harus membayar Rp 5 ribu saat menerima kertas dan stiker doa dari emak-emak tersebut. Karena ia tidak membawa uang cash dan hendak memberikan kembali kertas dan stiker doa tersebut, NH malah mendapatkan makian dari emak-emak tersebut.

"Jadi gini, kmarin saya di sekitar Jalan Asia Afrika tepatnya di depan Taman Cikapundung ada ibu-ibu yang tiba-tiba ngasih selembaran kaya doa-doa gitu, saya ambil kan orang dia ngasih. Eh taunya dia minta uang," kata NH kepada detikcom via pesan singkat, Rabu (24/11/2021).

"Nah di posisi itu saya sama sekali enggak pegang uang cash, orang saya ke sana cuma nemenin suami yang lagi ada latihan giat di Gedung Merdeka. Saya bilang sama ibunya 'maaf ibu, saya enggak pegang cash'," ucap NH.

Bukannya menerima alasan NH, emak-emak tersebut malah memarahinya. Selain itu, karena alasannya tidak ada uang NH malah diminta nominal lebih tinggi, yakni Rp 50 ribu.

"Nah si ibu malah marah-marah sama saya bilangnya orang kaya emang biasa buat sedekah cuma Rp 5 ribu doang susah lebih-lebih dari orang susah. Nah dari perkataan si ibu saya kesinggung dong. Loh kok jadi gini gitu yakan. Masa saya harus ke ATM dulu, sedangkan saya gatau posisi ATM terdekat di sana. Saya bilang lah sama ibu nya yaudah bu tunggu suami saya beres latihan dulu, eh si ibu malah maksa-maksa minta uangnya dan mintanya jadi Rp 50 ribu yang awalnya Rp 5 ribu," jelasnya.

Bukan bersimpati, NH malah balik kesal terhadap emak-emak tersebut. NH langsung memberikan kertas dan stiker doa tersebut, NH tidak memberikan uang karena dirinya memang tidak sedang memegang uang cash.

Tak hanya itu, NH juga mendapatkan tindakan tidak menyenangkan lainnya dari emak-emak tersebut, yaitu kerudungnya dijambak. "Pas saya mau pergi ke temen suami itu kerudung saya dijambak. Si ibu bilangnya enggak sengaja. Kalo iya enggak sengaja kan posisi saya lagi jalan si ibu duduk," ujarnya.

Saat ditanya kembali, jika emak-emak tersebut mau uang Rp 5 ribu, NH akan meminta dulu kepada suaminya. Bukan mengiyakan, emak-emak tersebut malah terus menggerutu.

"Saya bilang ibu kalau mau, tunggu dulu saya ke suami dulu ngambil cash, eh si ibunya malah babarawakan teu puguh (menggerutu tak jelas)," ucapnya.

NH menyebut, emak-emak tersebut sudah sering ditegur oleh sekuriti uang ada disekitar Jalan Asia Afrika, namun tetap nyesel dan melakukan modus yang sama terhadap para pengunjung Jalan Asia Afrika.

NH berharap, agar Satpol PP Kota Bandung menertibkan oknum pengemis yang dapat mencoreng nama baik wisata di Kota Bandung.

"Harapannya sih supaya Satpol PP dan semacamnya lebih tegas aja gitu biar enggak banyak oknum merugikan . Soalnya udah beberapa kali main ke Bandung Kota ketemu yang kaya gitu terus," pungkasnya.

Untuk memastikan informasi tersebut, detikcom berkunjung ke Jalan Asia Afrika tepatnya di kawasan Gedung Merdeka, tidak ditemukan emak-emak tersebut.

Tapi dari sejumlah orang yang ditemui mengiyakan jika ada pengemis bermodus menjual kertas dan stiker doa tersebut. Emak-emak itu biasa muncul jika kawasan Asia Afrika dan sekitarnya jika sedang ramai pengunjung terutama di siang hingga sore hari.

Sementara itu, Kasatpol PP Kota Bandung Rasdian menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti informasi tersebut. Namun sejauh ini, kata dia, belum ada laporan masuk.

"Nanti kita tindaklanjuti, belum ada laporan masuk," kata Rasdian via sambungan telepon, Rabu (24/11/2021).

Rasdian mengaku baru mendengar adanya pengemis dengan modus menjual kertas dan stiker doa. "Baru saya tahu itu, yang saya tahu baru cosplay dan pengamen," ujarnya.

Hal serupa juga dikatakan, Kabid Penegakan Produk Hukum Daerah (PPHD) Satpol PP Kota Bandung Idris Kuswandi. Idris menyebut, modus seperti itu baru didengarnya.

"Kalau seperti itu belum ada, biasanya ngelap kaca atau pengamen. Kalau di Asia Afrika enggak ada ya, karena daerah terlarang," katanya via sambungan telepon.

Idris mengimbau kepada warga jangan memberikan uang kepada pengemis di sekitar Jalan Asia Afrika. "Tidak boleh memberikan uang kepada pengemis, peminta-minta, pengelap kaca dan sebagainya, ada di Perda kita ya," ucapnya.

Idris mengatakan jika pengemis tersebut tertangkap Satpol PP, bakal dilakukan pembinaan. "Kita amankan, kita tindaklanjuti, bila perlu kita serahkan ke Dinas Sosial untuk dibina," ujarnya.




(wip/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork