"Secara umum memang sampai bulan Maret potensi kebencanaan tinggi, terutama banjir dan longsor. Oleh karena itu saya arahkan walikota/bupati untuk segera menyiapkan, karena posisinya siaga 1 sampai Maret, ada La Nina, ada gelombang-gelombang, iklim yang memengaruhi tingginya potensi kebencanaan," ujar Ridwan Kamil di Hotel Horison, Kota Bandung, Selasa (16/11/2021).
Kang Emil -- sapaan Ridwan Kamil-- mengatakan, saat ini ia juga telah mengarahkan BPBD Provinsi Jawa Barat untuk mengecek 40 titik rawan banjir, terutama di daerah-daerah yang berada daerah aliran sungai (DAS). "Jangan menunggu bencana dulu, ada korban baru bereaksi. Ke masyarakat juga waspada terutama mereka yang berada di bantaran sungai," ujar Kang Emil.
Basarnas kansar Bandung dan Jabar Quick Response (JQR) juga tengah melatih relawan kebencanaan di 27 kabupaten/kota di Jabar. Pelatihan itu untuk menunjang kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam di Jabar.
Saat mengunjungi SMAN 1 Lembang pagi tadi, Kang Emil menyatakan sudah mengeluarkan surat ke seluruh bupati dan wali kota agar siaga 1 sampai Maret.
Ia mengatakan potensi ketidakstabilan cuaca dan La Nina hingga mengakibatkan curah hujan tak bisa diprediksi meningkatkan risiko bencana yang bahkan sebelumnya tak pernah terjadi.
"Contohnya kemarin di daerah Bandung Utara, selama 50 tahun enggak ada apa-apa daerahnya tapi lalu longsor," tutur Emil.
Sementara itu Ketua Umum JQR mengatakan, JQR arahan dari Gubernur Jabar untuk memaksimalkan potensi relawan dalam penanganan bencana. Baik bersifat mitigasi bencana hingga penanganan kebencanaan.
Menurut Bambang, berdasarkan data BPBD provinsi Jabar hingga November 2021 di wilayahnya telah terjadi sebanyak 1877 kejadian bencana.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah tidak bisa sendiri merespons kejadian tapi juga perlu keterlibatan semua pihak.
Kata Bambang, JQR dan BASARNAS akan memfasilitasi pelatihan bagi relawan kebencanaan. Targetnya adalah semua kabupaten dan kota di Jabar.
"Potensi relawan bencana di Jawa Barat ini sangat besar, di lapangan sangat membantu baik pada usaha pencarian korban, memfasilitasi pengungsi hingga proses pasca bencana seperti trauma healing dan lainnya, " kata Bambang dalam keterangan resminya.
Sementara Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung, Deden Ridwansah menyatakan kesiapan pihaknya untuk melatih relawan kebencanaan di Jabar. Pihaknya telah memiliki tim dan materi pelatihan untuk relawan.
Menurut Deden, kolaborasi untuk kemanusiaan bersama JQR menjadi contoh upaya penanganan bencana yang baik. "Sebelum ada kejadian bencana kita manfaatkan waktu untuk mempersiapkan kemampuan melalui latihan, " katanya.
Lanjut Deden, pentingnya latihan agar relawan kebencanaan di daerah bisa terhubung dengan Basarnas. Sehingga, mempercepat informasi dan kordinasi dalam sebuah operasi kemanusiaan.
Sebelumnya, selama tiga hari, Basarnas dan JQR yang diisi oleh internal JQR, BB 1% west java chapter telah melaksanakan pelatihan pertolongan di permukaan air. "Ini merupakan awalan dan contoh untuk kedepan, " pungkas Deden. (yum/ern)