Sebanyak 30 unit truk pengangkut sampah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (Pemda KBB) sudah bisa melakukan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.
Pembuangan sampah dari 10 kecamatan di Bandung Barat sebelumnya sempat berhenti sementara sejak Kamis (4/11/2021), akibat krisis bahan bakar untuk alat berat yang menurunkan sampah dari truk yang masuk ke TPA Sarimukti, Cipatat, Bandung Barat.
Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat Nurjaman mengatakan pembuangan sampah ke TPA Sarimukti secara berkala kembali dilakukan sejak Minggu (7/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk 30 truk sudah membuang semua ke Sarimukti. Mulai dari Minggu ada 6 truk lalu sisanya hari ini (Senin) untuk semua truk," ungkap Nurjaman kepada wartawan di Padalarang, Senin (8/11/2021).
30 truk yang sudah membuang sampah ke TPA Sarimukti itu mengangkut timbunan sampah untuk hari Kamis dan Jumat. Alhasil timbunan sampah untuk hari Sabtu sampai Senin masih belum bisa terlayani dengan normal.
"Pelayanan masih terganggu karena sampah yang hari kamis dan jumat baru dibuang hari Minggu dan Senin ini. Sehari itu 150 ton sampah yang dibuang. Jadi yang belum terangkut dari 10 kecamatan itu tumpukan sampah untuk hari Sabtu sampai Senin ini," jelas Nurjaman.
Pihaknya saat ini masih menghadapi sejumlah kendala sebelum pelayanan sampah di Bandung Barat bisa kembali normal. Salah satunya yakni penjadwalan baru pembuangan sampah ke TPA Sarimukti.
Berdasarkan jadwal terbaru pembuangan sampah ke TPA Sarimukti baru bisa dimulai dari pukul 08.00 WIB dari asalnya sejak subuh. Tidak hanya itu, TPA juga ditutup pukul 16.00 WIB dari asalnya sampai malam.
Bukan hanya itu aktivitas pembuangan juga dibatasi hanya sampai Jumat sedangkan Sabtu dan Minggu libur padahal biasanya pembuangan dilayani setiap hari. Alhasil hal itu bakal menimbulkan potensi penumpukan sampah.
"Surat edaran resminya belum ada, tapi rencana pembuangan sampah di TPA Sarimukti hanya dari pukul 08.00-16.00 WIB dan Sabtu-Minggu libur, sudah berlaku sejak hari ini informasinya," terang Nurjaman.
Kendala lainnya yakni perbaikan ruas Jalan Cipatat. Hal itu menimbulkan kemacetan cukup panjang sehingga mengganggu ke ritase pengangkutan sampah.
"Terganggu juga karena kan sopir perjalanannya jadi lama. Bisa sampai 3 jam perjalanan sampai ke TPA Sarimukti. Belum lagi di sana antre. Biasanya sehari bisa 3 rit, sekarang paling hanya 1 rit sehari," tegas Nurjaman.
Menurutnya persoalan penumpukan sampah bisa diminimalisir dengan segera memiliki lahan TPA alternatif. Terlebih TPA Sarimukti akan berakhir masa beroperasinya pada 2023 mendatang. Sehingga produksi sampah KBB yang mencapai 150 ton/hari bisa terakomodir.
"Kami ingin KBB segera punya TPA sendiri, jadi pelayanan sampah ke masyarakat tidak terganggu ketika ada persoalan seperti ini. Untuk kondisi sekarang, pengangkutan juga masih diatur jadwalnya karena kemarin sempat ada penumpukan," pungkas Nurjaman.
(ern/ern)