Pemprov Jawa Barat menyumbang ekspor non migas terbesar di Indonesia dengan nilai USD 24,67 miliar. Capaian itu menyumbang 15,02% dari total ekspor nasional hingga September 2021 dari total ekspor nasional USD 164.287 miliar.
Angka ekspor non migas Jabar disusul Jawa Timur dengan nilai ekspor USD 16.93 miliar atau 10.31 persen, dan Kalimantan Timur dengan nilai USD 16.11 miliar. Pangsa pasar ekspor non migas Jabar datang dari Amerika SErikat (USD 624.88 juta), Jepang (USD 267.39), dan Tiongkok (USD 196 juta).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana mengatakan, geliat ekspor di Jabar meningkat sedikit demi sedikit usai puncak pandemi COVID-19 dan masa PPKM Darurat di Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Telah terjadi peningkatan sedikit demi sedikit dari Juli 2021 sampai September 2021, pasca puncak pandemi COVID-19 dan masa PPKM darurat diberlakukan di Jawa Barat," kata Arifin dalam keterangan, Kamis (4/11/2021).
Menurutnya dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai ekspor 10 golongan barang utama pada September 2021 sebagian besar mengalami peningkatan nilai ekspor. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor non migas 10 komoditas utama di September 2021 mengalami kenaikan 30.85 persen.
Peningkatan nilai ekspor terbesar pada September 2021 terjadi pada golongan Mesin & Mekanis sebesar USD 63.98 juta (29.64 persen), diikuti oleh Kendaraan & bagian sebesar USD 40.05 juta (11.37 persen).
"Secara kumulatif ekspor golongan barang utama Januari-September 2021 menunjukkan penguatan dibanding Tahun 2020. Namun ekspor Pakaian Jadi non Rajut menurun dibanding tahun lalu, sebesar 3,81 persen," katanya.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Rinny Cempaka mengatakan persentase pelaku usaha di Jabar yang mendapatkan pelayanan urusan perdagangan di Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) mencapai 100 persen pada September 2021.
"Ada 142 pelaku usaha yang dilayani di IPSKA Provinsi Jawa Barat pada September 2021. Secara kumulatif sudah 1230 pelaku usaha yang dilayani dari Januari-September 2021," tuturnya.
Dari 13 IPSKA di Jabar, IPSKA Kabupaten Bogor tercatat sebagai penerbit surat keterangan asal (SKA) terbesar di September 2021, dimana mengalami peningkatan jumlah form yang terbit sebesar 5.94 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Disusul IPSKA Kabupaten Bekasi yang merupakan penerbit terbanyak kedua mengalami penurunan penerbitan form SKA 0.03% secara Month to Month.
Ia menuturkan Bidang Perdagangan Luar Negeri terus menggelar sejumlah kegiatan agar kinerja perdagangan tetap menguat selama pandemi. Pertama lewat kegiatan Export Coaching Program yakni pendampingan bagi pelaku usaha yang berorientasi ekspor untuk siap ekspor melalui 8 tahapan yang berlangsung selama kurang lebih 1 tahun.
Guna memecah masalah perdagangan luar negeri, pihaknya juga secara reguler menggelar FGD hingga webinar dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sekaligus sarana untuk membuka wawasan bagi para peserta terkait perdagangan luar negeri. Adapun produk yang dilepas ekspor antara lain serbuk kelapa, kerajinan rotan, kopi, buah-buahan, hingga tekstil.
"Kami juga mengikutsertakan produk-produk unggulan Jabar di Trade Expo Indonesia-Digital Edition 2021, dan Dubai Expo 2020. Selain itu produk ekspor Jabar rutin kami fasilitasi lewat business matching dan business meeting mulai dengan pengusaha Tunisia, Yunani, Senegal, Tiongkok, Jepang hingga Malaysia," ucap Rinny.
Sekretaris Komisi II DPRD Jabar Yunandar Eka Perwira mengatakan pertumbuhan kinerja ekspor Jabar menjadi modal penting bagi pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19. Menurutnya pertumbuhan ekspor bisa menjadi momentum untuk meningkatkan ekspor dari para pelaku usaha di Jabar.
"(pertumbuhan) ini kita jadikan modal untuk ke depannya agar roda perekonomian berputar lebih baik lagi," kata Yunandar.
Ia juga berharap para pelaku usaha Jabar bisa membuka tujuan ekspor baru. Dia menunjuk Tunisia yang selama ini bukan tujuan utama ekspor mulai memperlihatkan kenaikan kerjasama dagang dengan eksportir Jabar.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan ekspor Jabar semakin membaik karena mitra dagang masih memberikan kepercayaan. Demikian pula dengan naiknya investasi di Jabar meski masih dalam situasi pandemi. "Lobi dagang terus dilakukan, membuka pasar luar negeri yang saat ini mulai membaik membuat ekspor non migas Jabar yang didominasi produk industri tumbuh tinggi," ujarnya.
(yum/mud)