Pemandangan tak biasa terlihat di dalam sebuah gang di kawasan Linggawastu, Kelurahan Tamansari, Bandung Wetan Kota Bandung. Pasalnya, ada sebuah makam yang berada di jalan gang yang padat penduduk.
Pantauan detikcom pada Kamis (4/11/2021) pukul 11.00 WIB, makam tersebut terletak di sebuah kelokan. Warga yang berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor harus bergiliran ketika hendak melintas makam tersebut. Sebagian badan makam itu pun menempel di bawah fondasi rumah warga.
Belum diketahui secara pasti kapan makam tersebut dibuat, pasalnya di atas nisan makam tersebut hanya tertera nama 'Iboe Idjah' tanpa nasab (keterangan garis keturunan), tanggal kelahiran dan tahun kematian. Namun berdasarkan penuturan warga sekitar, makam berukuran 1 x 1,5 meter tersebut telah ada sejak tahun 1950-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut cerita orang tua, kenapa jadi makam. Entah tahun berapa ada suatu musibah atau wabah. Kalau sekarang mungkin Corona, tapi dulu itu penyakit pes, tipes sama kolera. Sehingga yang dikubur di sini entah orang mana, karena memang di sini itu dulu lahan kosong," ujar tokoh masyarakat setempat Aceng Sutisna (65) saat ditemui detikcom.
Aceng masih ingat, saat usinya masuk akhir baligh atau tujuh tahunan wilayah Linggawastu masih berupa tegalan dengan semak ilalang yang tinggi. Jalan gang tempat makam tersebut berada pun, dulunya masih berupa jalan setapak dengan lumpur yang tinggi.
"Dulu daerah ini namanya Neglasari, kalau yang bawahnya itu Bunisari. Tapi sekarang jadi Linggawastu. Dulu memang daerah sini angker ya, banyak pohon-pohon besar seperti jati, pohon durian, alang-alang tinggi. Kata orang tua kalau ada garong atau rampok yang lari ke sini, pasti susah ditangkap," ujar Aceng.
Ia mengatakan, walau berada di jalanan gang, anggota keluarga dari almarhumah beberapa kali melakukan ziarah kubur atau nadran jelang hari Raya Idul Fitri atau Ramadhan. "Katanya makam ini dengan makam yang dekat sini masih satu jalur (keluarga)," ujar Aceng.
(yum/mud)