Jalan Kolonel Masturi Lembang, Kabupaten Bandung Barat kini sudah bisa dilalui lagi oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Sebelumnya jalur alternatif itu terputus akibat diterjang longsor, Selasa (2/11/2021) malam.
Akibat terputusnya jalan tersebut kendaraan yang hendak menuju Lembang dari arah Parongpong dan Cimahi maupun sebaliknya dialihkan sementara menuju Jalan Manoko-Jalan Mandarin.
"Sudah dibuka dan sudah boleh dilewati lagi," ungkap KBO Satlantas Polres Cimahi Iptu Erin Heriduansyah saat dihubungi, Kamis (4/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati sudah boleh dilalui lagi, namun jalan yang konturnya menurun dan berkelok itu hanya bisa dilalui kendaraan kecil. Sedangkan kendaraan berukuran besar dilarang untuk melewati jalan tersebut karena masih rawan longsor.
"Kendaraan-kendaraan besar dilarang lewat, jadi hanya boleh kendaraan kecil saja. Untuk kendaraan besar tetap dialihkan ke jalan lain," ucap Erin.
Saat ini pihaknya tetap akan menempatkan petugas dan memasang rambu-rambu lalu lintas di jalur tersebut apalagi menghadapi libur akhir pekan.
"Personel siang saja melakukan pemantauan dan pemasangan rambu-rambu tanda bahaya," tutur Erin.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat Duddy Prabowo mengatakan Jalan Kolonel Masturi sudah dibuka lagi. Pihaknya sejak Rabu melakukan pembersihan sisa material supaya badan jalan tidak terputus.
Sebagai langkah antisipasi longsor susulan, pihaknya bakal melakukan penutupan jalan tersebut jika hujan deras mengguyur. Mengingat saat ini kondisi di lokasi longsor masih menimbulkan berbahaya dan rawan terjadinya longsor susulan mengingat kondisi tanah yang labil.
"Sudah dibuka lagi. Hanya jika terjadi hujan besar kita akan tutup kembali untuk sementara waktu," kata Duddy.
Untuk penanganan sementara pihaknya bersama petugas gabungan sudah membersihkan material longsoran, menutup retakan tanah yang terjadi di titik longsor dan mengevakuasi penghuni satu rumah yang berada di atas tebing.
Namun untuk jangka panjang tebing tersebut harus diberi penguatan dengan Tembok Penahanan Tanah (TPT). Pihaknya sudah mengajukan pembuatan TPT ke Pemprov Jabar mengingat jalannya berstatus milik provinsi.
"Untuk penguatan tebing perlu dibuatkanTPT. Mengingat status jalan adalah jalan provinsi kami telah menyampaikan ke Dinas PU Provinsi Jawa Barat," pungkasDuddy.
Waspada Cuaca Ekstrem
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung meminta masyarakat wilayah Bandung Raya untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi beberapa hari kedepan.
BMKG Bandung memantau adanya anomali Suhu Muka Laut (SST) di wilayah pengamatan Nino 3,4 yang menunjukan nilai untuk memenuhi prasyarat terjadinya La Nina dan sudah berlangsung selama dua dasarian terakhir.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan Indeks ENSO pada akhir dasarian III Oktober tercatat sebesar -0,96, yang berarti La Nina dalam kondisi lemah. BMKG dan sebagian besar pusat layanan iklim internasional lainnya memprediksikan kondisi La Nina Lemah-Netral akan berlangsung hingga Mei 2022.
"Dampak La Nina akan mulai dirasakan pada bulan November dan puncaknya akan terjadi pada periode Desember 2021 hingga Februari 2022," ungkap Rahayu kepada detikcom, Kamis (4/11/2021).
Rahayu menjelaskan dampak yang ditimbulkan oleh La Nina di wilayah Bandung Raya pada umumnya adalah mengubah pola curah hujan secara volume dan temporal. Berdasarkan data empiris yang dimiliki oleh BMKG sejauh ini La Nina dapat meningkatkan curah hujan di wilayah Jawa Barat pada umumnya antara 20 persen hingga 70 persen.
"Kondisi sifat hujan seperti demikian akan memicu peningkatan potensi kejadian bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Barat dan juga Bandung Raya," terang Rahayu.
Rahayu menyebut wilayah Bandung Raya termasuk yang di prediksi memasuki musim hujan lebih awal 1 hingga 2 dasarian. Musim hujan untuk wilayah Bandung Raya sendiri di mulai pada Akhir Dasarian II Oktober 2021.
"Sedangkan puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari 2022. Sifat musim hujan wilayah Bandung Raya diprediksi bersifat Atas Normal (AN)," kata Rahayu.
Bersamaan dengan hal tersebut, potensi bencana hidrometeorologi juga diprediksi akan meningkat untuk wilayah Jawa Barat, termasuk wilayah Bandung Raya.
"Kondisi itu juga meningkatkan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di antaranya banjir bandang hingga tanah longsor. Maka perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kejadian La Nina," ujarnya.