Berbagai cara dilakukan untuk menggenjot produksi pertanian di Indonesia. Salah satunya melalui program Makmur PT Pupuk Indonesia yang diklaim berhasil meningkatkan produktivitas petani hingga 44 persen.
Contohnya terlihat saat panen program Makmur untuk komoditas padi di atas lahan seluas 35 hektar yang berada di wilayah Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Hasil panen mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Ketua BUMDES Ciasem Nursoleh mengatakan bahwa rumpun padi di sawah tersebut tumbuh lebat. Selain itu, jumlah malai bercabang banyak dan merunduk karena bulir-bulir padi tumbuh dengan montok berisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bulir tumbuh hingga punduk malai. Kalau padi terlihat tumbuh sebaik ini, kami optimistis hasil panen akan sangat baik," kata Nursoleh, dalam keterangan yang diterima, Senin (1/11/2021).
Pria yang berperan sebagai collective agent dalam panen program Makmur ini mengungkapkan bahwa hasil panen menggembirakan ini bukan tanpa tantangan. Sekitar dua bulan lalu, kata Nursoleh, di salah satu area hamparan sawah ini, sempat ada padi yang diserang wereng. Namun dengan kolaborasi Tim Makmur dan para petani, hama wereng bisa ditanggulangi.
"Alhamdulillah berkat nutrisi tanaman dan pestisida yang tepat, hama wereng bisa diatasi dan panen tetap produktif," kata Nursoleh.
Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia, Nugroho Christijanto mengatakan bahwa program Makmur merupakan ekosistem yang dapat memberikan kemudahan bagi petani nasional dalam berbudidaya. Pasalnya, dalam ekosistem tersebut, petani akan mendapatkan akses permodalan, agro input berkualitas, bimbingan teknis serta jaminan offtaker dan asuransi.
"Hasilnya adalah peningkatan produktivitas yang berujung pada peningkatan keuntungan petani. Perlu kami sampaikan juga, bahwa program Makmur ini mengedepankan penggunaan pupuk komersil dari Pupuk Indonesia Grup," kata Nugroho, dalam keterangan pers yang diterima, Senin (1/11/2021).
Nugroho mengatakan bahwa komoditas padi yang dipanen para petani mengalami peningkatan produktivitas. Sebelum mengikuti program Makmur Pupuk Indonesia, kata dia, rata-rata 5,5 ton per hektar, setelah bergabung produktivitasnya menjadi 7,94 ton per hektar. Kenaikan produktivitas petani yang mengikuti program Makmur meningkat sebesar 44 persen.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh instansi yang terlibat, atas dukungan, bimbingan dan bantuannya selama ini sehingga Program Makmur dapat berjalan dengan baik," kata Nugroho.
Sementara itu Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek, Maryadi mengatakan bahwa peningkatan produktivitas juga disertai peningkatan keuntungan petani. Sebelum ikut program Makmur, petani untung sekira Rp 25,5 juta per hektar, sedangkan saat ini bisa untung hingga Rp 33,6 juta per hektar atau meningkat hingga 32 persen.
Setelah panen, menurut Maryadi, para petani ini juga tak perlu kesulitan menjual gabah mereka. Sebab, Pupuk Indonesia Pangan akan membeli gabah mereka dengan harga yang baik.
"Peningkatan hasil panen setelah ikut program Makmur ini menjadi bukti nyata. Petani lain di wilayah ini tidak perlu ragu untuk ikut Program Makmur," kata Maryadi.
Program Makmur telah dijalankan oleh masing-masing anak perusahaan Pupuk Indonesia, seperti PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Iskandar Muda, dan PT Petrokimia Gresik. Semua anak perusahaan menjadi project leader di masing-masing wilayah yang telah ditentukan penyebarannya.
Saat ini, PT Pupuk Kujang Cikampek terpilih menjadi project leader program Makmur di Desa Ciasembaru, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Program Makmur telah diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2021, target luasan lahan Program Makmur seluas 50 ribu hektare. Adapun, komoditas yang menjadi fokus program ini yakni padi, jagung, cabai, kelapa sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, tebu, tembakau, nanas, dan manggis. Realisasi program Makmur hingga September 2021, secara nasional telah mencapai 50.799 hektar dan melibatkan 31.596 orang petani.
(mso/mso)