Sudah dua bulan lebih, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang belum juga terungkap. Kriminolog Unpad Yesmil Anwar menyoroti beberapa hal berkaitan dengan penanganan kasus itu.
"Ya memang ini pembunuhan berencana, karena sudah jelas mayatnya tidak dibunuh di situ, TKP-nya bukan di sana, jadi pembunuhan berencana biasanya lebih sulit dalam proses penyelidikannya," ucap Yesmil saat dihubungi, Sabtu (30/10/2021).
Yesmil juga menyoroti soal penyelidikan melalui digital forensik. Menurut dia, digital forensik merupakan salah satu instrumen penting dalam hal mengungkap sebuah perkara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya kita agak tertinggal dalam digital forensiknya. Polisi sulit untuk bergerak lebih banyak seperti mengumpulkan saksi, bukti dan sebagainya, karena untuk penegakan hukum selain sudah ada peraturan perundang-undangannya, penegak hukumnya harus profesional dan harus ada fasilitas, sarana prasarana untuk itu," tutur dia.
"Kalau sekarang itu yang disebut digital forensik, termasuk di dalamnya adalah CCTV dan sebagainya, tapikan tidak semua rumah ada CCTV-nya, kan bisa dicari yang lain," kata dia menambahkan.
Yesmil menambahkan banyaknya masyarakat di sekitar TKP yang enggan diminta bersaksi dianggap cukup menyulitkan. Sehingga hal itu dianggap salah satu kendala dalam pengungkapan.
"Saya bukan mau mengajari Polisi, tapi kita bisa lihat misalnya kalau ada mobil dipakai, kenapa disimpan di mobil itu, mobil itu sudah tidak dipakai berapa lama, kilo meternya diperiksa, jauh atau tidak. Kalau tiba-tiba meningkat tajam jumlah kilo meternya, barangkali dipakai jauh, bisa dicek, saya kira banyaklah yang bisa dilakukan. Apalagi sekarang digital forensik ini sudah menggunakan peralatan canggih," katanya.
Yesmil juga menyebut polisi seharusnya tidak menekankan pada pengakuan. Sebab, kata dia, pengakuan tidak akan membuahkan kebenaran materil.
"Saya pikir ini tantangan bagi pihak kepolisian, karena diawalnya sudah terlalu menekankan pada pengakuan orang yang disangka, karena memang kalau kejahatannya itu pangkalnya tiga, kekuasaan, uang dan hubungan sosial, mungkin dalam hal ini harus ditelusuri semuanya. Jadi kalau mau diulang lagi (penyelidikannya), tidak menjadi masalah," ujarnya.
Disinggung soal adanya bantuan dari Bareskrim Mabes Polri, Yesmil mendukung hal tersebut. Namun, dia lagi-lagi menyoroti fasilitas yang bisa digunakan penyidik.
"Ya, itu bagus sekali. Itu menunjukkan polisi antusias mengungkap ini, tapi kan apa yang dimaksud bantuan itu, apakah orang atau sarana prasarana, karena itu dibutuhkan juga, yang jelas agak sulit kalau melakukan penyelidikan dan penyidikan tanpa bantuan digital forensik," kata dia.
Sebelumnya, warga Kabupaten Subang digegerkan dengan temuan mayat ibu dan anak bersimbah darah di dalam bagasi mobil. Polisi memastikan mayat tersebut merupakan korban pembunuhan.
Dua jasad ibu dan anak itu ditemukan di bagasi mobil jenis Alphard di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang pada Rabu (18/8). Identitas keduanya diketahui merupakan Tuti (55) dan anaknya Amelia Mustika Ratu (23).
Simak video 'Makam Ibu-Anak Korban Pembunuhan di Subang Dibongkar Polisi':