Milenial Bebas Pasung, begitulah nama kelompok remaja pegiat sosial yang peduli pada orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ) di Kabupaten Cianjur. Dengan prinsip memanusiakan manusia, para remaja ini membebaskan ODGJ pasung, bahkan merawatnya hingga sembuh.
Kelompok milenial dengan puluhan anggota yang masih duduk di bangku SD hingga SMA ini mulai terbentuk sejak 2018 lalu. Berawal ketika Nanda Pratiwi, Pengurus Milenial Bebas Pasung Cianjur dan teman-temannya kerap melihat langsung pembebasan ODGJ pasung oleh ayahnya yang juga bergerak di gerakan sosial peduli ODGJ.
"Awalnya sering lihat ayah membebaskan ODGJ pasung, sampai merawatnya di rumah. Nanda dengan teman-teman sering ikut, lihat langsung membebaskan ODGJ yang dipasung. Dari situ, jadi ingin melakukan gerakan sendiri bersama teman-teman. Makanya membentuk milenial bebas pasung. Tapi tetap didampingi ayah dengan kelompok sosialnya," ungkap Nanda, Kamis (28/10/2021)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kala keluarga dan lingkungan menganggap ODGJ tersebut kerap mengamuk sehingga terpaksa memasungnya, para remaja ini malah dengan mudah berinteraksi serta menenangkan penderita gangguan jiwa yang dipasung.
Baca juga: Misterius! Lonceng Tua di Pendopo Cianjur |
Bahkan ketika kebanyakan remaja takut bertemu dengan ODGJ akibat stigma negatif yang ditanam orang tuanya sejak kecil, mereka tanpa rasa ragu dan takut datang ke setiap tempat pemasungan untuk membebaskan penderita gangguan jiwa.
"Kenapa harus takut, kita sesama manusia. Kita tunjukkan jika mereka juga manusia yang memiliki hak yang sama. Buktinya ketika warga anggap sering mengamuk, tetapi ketika dibebaskan ODGJ tersebut berperilaku baik," tuturnya.
Terhitung sudah puluhan ODGJ pasung yang dibebaskan oleh Milenial Bebas Pasung. "Sudah ada puluhan yang dibebaskan, bahkan ada juga yang dirawat di rumah khusus yang disiapkan ayah khusus untuk ODGJ," kata dia.
Ia mengaku senang bisa menjadi bagian dari milenial bebas pasung. Sebab dia sejak dini turut membebaskan ODGJ yang dipasung karena anggapan yang keliru dari masyarakat.
"Kita jadi lebih tau bagaimana memanusiakan manusia, memberikan hak yang sama bagi sesama manusia. Karena ODGJ itu bukan berarti kita semana-mena, tidak untuk dijauhi orangnya apalagi dipasung," kata dia.
"Sebagai pemuda-pemudi Indonesia kita harus mempedulikan mereka, dan membuktikan jika mereka mampu kembali ke masyarakat hingga produktif untuk dirinya," ujarnya.
(mso/mso)