Beragam peristiwa terjadi di Jabar hari ini. Mulai dari sejoli tewas tertembak di kamar kontrakan Tasikmalaya hingga Aa Umbara dituntut 7 tahun bui.
Luka Tembak Sebabkan Sejoli Tewas di Tasikmalaya
Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejoli tewas di Tasikmalaya akibat luka tembak. Kapolres Tasikmalaya AKBP Aszhari Kurniawan mengatakan wanita inisial W (42) diduga kuat tewas ditembak pria inisial S (56). Lalu, sang pria tersebut bunuh diri.
Sekadar diketahui, warga digegerkan penemuan mayat sejoli dalam kamar kontrakan di Dusun Cibodas Pasar, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (23/10). Polisi turun tangan menyelidiki kasus ini.
Jasad sejoli itu sudah diautopsi. Hasil autopsi ini yang mengungkap penyebab kematian dua orang tersebut.
"Berdasarkan hasil autopsi menyebutkan bahwa kemungkinan besar korban perempuan ditembak duluan. Kemudian yang lelaki menembakkan diri," ucap Aszhari hari ini.
Melalui serangkaian penyelidikan dan bukti autopsi, Aszhari memastikan tidak ada pihak ketiga yang turut terlibat dalam kejadian sejoli tewas ini. Polisi saat ini masih menelusuri asal-usul satu senjata api yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
"Tidak ada orang lain selain dari kedua orang tersebut. Dalam kasus ini korban (W) dan pelaku (S) meninggal dunia," tutur Aszhari.
Polisi masih mendalami penyelidikan soal hubungan W dan S. Termasuk menelusuri motif di balik kasus ini.
"Belum monitor, karena kepastian itu (senpi) sedang didalami oleh Polres (Tasikmalaya)," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago saat dihubungi terpisah.
Respons Aa Umbara Usai Dituntut 7 Tahun Bui Kasus Korupsi Bansos COVID
Bupati Bandung Barat nonaktif Aa Umbara dituntut hukuman 7 tahun penjara atas perkara korupsi pengadaan barang bantuan sosial (bansos) COVID-19. Menanggapi tuntutan jaksa KPK, Aa Umbara menilai tuntutan jaksa tak sesuai fakta persidangan.
Hal itu diungkapkan Aa Umbara melalui kuasa hukumnya Rizki Rizgantara. Dia menilai, banyak fakta-fakta persidangan yang dikesampingkan oleh jaksa KPK.
"Pada prinsipnya kami menghormati tuntutan versi jaksa. Tapi kami menilai dan berpandangan banyak fakta persidangan yang lahir dari keterangan saksi, bukti surat, ahli yang dikesampingkan oleh jaksa," ucap Rizki usai persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung hari ini.
Rizki menjelaskan beberapa fakta yang dikesampingkan seperti soal fee enam persen yang dibantah oleh terdakwa M Totoh Gunawan selaku penyedia barang. Dalam tuntutan, jaksa menolak bantahan dari Totoh tersebut. Sementara menurut Rizki, penolakan dari jaksa itu bertentangan dengan fakta hukum di persidangan.
"Kan jaksa mengandalkan berpegangan pada hasil sadapan (saksi) Yusuf dan Pak Totoh, nah Yusuf sendiri menerangkan dia meluruskan BAP dia tentang kemungkinan ada fee enam persen untuk Bupati, dia kan bilang itu hanya akal-akalan Pak Totoh. Bahkan Pak Totoh juga bilang saat diperiksa sebagai saksi mahkota bahwa itu cara dia, akal-akalan dia," tuturnya.
"Kemudian Pak Totoh bilang tidak ada kesepakatan enam persen dan tidak ada 3.300 paket, 500 paket yang diserahkan cuma-cuma. Bahkan ada bukti pembayaran dari Pak Umbara ke Pak Totoh. Nah sekarang secara logika saja, Pak Totoh diduga memberikan gratifikasi Rp 1,9 miliar ke Pak Umbara, enam persen dari keuntungan dia. Sedangkan dalam persidangan keuntungan Pak Totoh hanya Rp 990 juta, ini kan itu gimana?," kata Rizki menambahkan.
Begitu juga soal bon-bon yang dalam persidangan diungkap. Jaksa menilai bon pembayaran tersebut tak ada kaitannya dengan perkara itu.
"Nah jaksa tadi menilai bon itu tidak ada hubungannya dengan hukum karena yang tertera di sana cap-nya itu bukan cap Pak Totoh, betul Pak Totoh juga sudah memberikan keterangan bahwa bon itu memang dari Pak Totoh, terus kenapa namanya bukan Jagat Dirgantara? karena bon itu toko di mana Pak Totoh ngambil bahan sembako yang kemudian dijual ke Pak Umbara," kata dia.
Rizki mengatakan fakta-fakta persidangan yang dikesampingkan ini nantinya akan diuraikan dalam nota pembelaan. Sehingga, kata dia, nantinya bisa menjadi rujukan majelis hakim untuk memberikan putusan.
"Itu makanya fakta yang berlawanan kami akan uraikan dalam nota pembelaan. Sehingga kami penuh harapan majelis hakim bisa lebih objektif menilai fakta persidangan yang akan dimuat dalam putusan," kata dia.
Sebelumnya, Bupati Bandung Barat nonaktif Aa Umbara Sutisna dituntut hukuman 7 tahun penjara. Aa Umbara dinilai terbukti melakukan tindak pidana korupsi pengadaan barang bantuan sosial (bansos) COVID-19.
Tuntutan terhadap Aa Umbara dibacakan Jaksa KPK dalam sidang tuntutan yang berlangsung di Pengadilan Tipikor Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Senin (25/10/2021). Dalam tuntutannya, Aa Umbara dinilai telah melanggar dakwaan kumulatif 1 dan 2 yakni Pasal 12 huruf i dan Pasal 12 huruf B Undang-Undang nomor 31 Tindak Pidana Korupsi.
"Menjatuhkan pidana selama tujuh tahun dikurangi selama dalam tahanan dan denda Rp 300 juta subsider 6 bulan kurungan," ucap jaksaKPK.
Usai Ziarah Maulid, Ratusan Celana Dalam Berserakan di Gunung Sanggabuana
Sebuah video berdurasi 59 detik yang memperlihatkan 3 orang tengah mengumpulkan celana dalam di Pegunungan Sanggabuana Karawang jadi perbincangan warganet.
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @info_karawang dan dibagikan oleh banyak akun media sosial di Karawang hingga ditonton lebih dari 2.000 penonton.
Saat ditelusuri salah satu warga dari Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru Solihin (36) menuturkan fenomena buang celana dalam itu sudah sering dilakukan oleh warga yang berziarah dan juga pengunjung atau pendatang saat bulan Mulud (Maulid) sebagai salah satu ritual buang sial di Pegunungan Sanggabuana.
"Buang celana dalam itu memang sudah menjadi ritual yang dilakukan oleh peziarah saat bulan Mulud (Maulid) pengunjung atau pendatang kalau selesai dari Pegunungan Sanggabuana, katanya membuang sial," kata Solihin yang aktif juga sebagai pendaki saat dihubungi melalui telepon selular hari ini.
Dari mitos yang beredar, dikatakannya, pengunjung yang datang ke kawasan Pegunungan Sanggabuana harus mencari sumber mata air yang bernama "Pancuran Emas" dan wajib mandi di pancuran tersebut. Setelah mandi itu, semua yang melekat dibadannya harus dibuang.
"Jadi memang mitos ini sudah beredar luas di masyarakat, dan mereka meyakini bisa menghilangkan kesialan dalam hidupnya," katanya.
Dijelaskannya, kebanyakan peziarah, pengunjung atau pendatang berasal dari luar Karawang, dan ramai berdatangan saat bulan Maulid.
"Kalau kayak sekarang itu bulan Mulud pasti banyak celana dalam berserakan di pegunungan Sanggabuana, bahkan sampaI berkarung-karung kalau dikumpulkan," tandasnya.
Sementara itu, Wildlife Photograpy Bernard T Wahyu yang juga Ketua Tim Ekspedisi Fauna Pegunungan Sanggabuana membenarkan mitos yang beredar di masyarakat soal mandi di "Pancuran Emas" bisa membuang sial.
"Di PegununganSanggabuana memang terdapat beberapaMakom (Tempatpetilasan) beberapa mata air, atau pancuran dan di situ terkenal mitosnya yakni setelah mandi diyakini bisa membuang sial dengan cara harus membuang pakaian dalamnya," katanya.
Banyak Terapis Abal-abal, Keturunan Asli Mak Erot Turun Gunung
Sebagai ahli terapi pembesar alat vital, nama almarhumah Mak Erot seolah sudah melegenda di Jawa Barat. Sepeninggal perempuan itu muncul sejumlah pihak yang mengklaim sebagai keturunan sekaligus pewaris ilmu terapi alat vital.
Alih-alih melakukan terapi alami dengan pemijatan ditambah ramuan, tidak sedikit terapis yang 'menjual' nama Mak Erot itu malah menggunakan obat-obatan kimia, vacum untuk Mr P hingga suntikan. Hal ini yang kemudian melandasi keturunan Mak Erot untuk meluruskan silsilah dan garis keturunan asli dari legenda ahli terapi MR P tersebut.
"Akhirnya banyak dari mereka pasien terapi yang kemudian datang ke keturunan aslinya setelah melakukan pencarian sendiri. Mereka ingin memperbaiki alat vitalnya yang malah rusak setelah menjalani terapi abal-abal yang mengatasnamakan emak," kata Aa Akmal cucu Mak Erot, hari ini.
Akmal menyebut terapis abal-abal itu biasanya menggunakan kimia atau obat-obatan khusus. Tidak jarang juga menggunakan alat suntik. "Kalau kami asli, minyak khusus dan ramuan. Ada pemijatan dan ritual khusus jadi tidak pakai suntikan atau vacum agar alat vital bengkak dan membesar," imbuh Akmal.
Menurut Akmal, praktik-praktik mengatasnamakan Mak Erot tentu merugikan keluarga besar Mak Erot terutama pewaris ilmu reparasi alat vital tersebut. Tidak sedikit pasien yang kecewa kemudian mencap buruk keahlian mereka.
"Tentu kami yang dirugikan, kami yang mendapat kecaman. Padahal kami ini benar-benar hanya meneruskan kemampuan almarhumah emak yang dikenal menjalankan praktiknya secara tradisional lalu dirusak oleh praktisi terapi abal-abal yang bermodalkan nama besar emak," kata Akmal.
Di kediaman Akmal di Kampung Cigadog Tonggoh, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi terlihat anak-anak Mak Erot yang masih hidup. Mereka adalah Tobi, Buyak dan Nahrudin ayah dari Akmal selain mereka bertiga sebenarnya ada seorang perempuan putri Mak Erot bernama Aenah.
Akmal memperlihatkan sebuah papan bertuliskan silsilah dan nama anak-cucu keturunan Mak Erot asli yang ia buat. Hal itu dikatakan Akmal untuk menghindari adanya pencatutan dan penyalahgunaan praktik Mak Erot.
"Putra-putri Mak Erot ini ada 7, 5 orang laki-laki dan 2 perempuan. Hampir semua mewarisi ilmu dan kemampuan dari almarhumah Mak Erot, seperti saya meskipun cucu tapi dapat warisan kemampuannya begitu juga dengan anak-cucu yang lain," ungkap Akmal.
Dalam papan yang diperlihatkan Akmal, tertulis nama-nama anak lengkap dengan cucunya. Nama-nama anak Mak Erot antara lain, Mak Khodijah (alm), Mista (alm), Abad (alm), Tobi, Buyak, Aenah dan Nahrudin.
"Untuk mendapat keahlian Mak Erot itu tidak mudah, ada lelaku atau ritual yang harus dijalani oleh pewaris ilmunya. Kalau memang keturunan emak, mulai dari jampi, ritual semua sama persis. Ilmu turun temurun, dari jaman emak ke keturunan sekarang tidak berubah," jelas Akmal.
"Ada doa ada puasa, menyempurnakan ilmunya sendiri. Jadi tidak sembarangan, tidak bisa semuanya menjalani ritual lelaku khusus. Mungkin untuk ramuan semua orang bisa meniru ya banyak lah beredar luas. Tapi doa yang benar-benar diturunkan emak belum tentu semua orang dapat atau bisa karena bukan keturunan emak," sambung dia.
Soal tarif untuk terapi Akmal tidak secara lugas menyebut, namun menurutnya terapi yang dilakukan pihaknya mayoritas 90 persen berhasil sesuai keinginan dari mereka yang datang.
"Kalau soal itu (tarif) disesusaikan, karena keluhan yang datang kan berbeda-beda bahkan ada yang sudah memiliki disfungsi alat vital yang menahun misalkan. Tapi 90 persen terapi asalkan ke keturunan Mak Erot asli Insya Allah tidak akan mengecewakan karena cara dan terapinya sama," tutur dia.
Selain di Sukabumi, Akmal mengatakan tidak sedikit juga keturunan Mak Erot yang membuka di berbagai daerah di Indonesia. Untuk di Jakarta Akmal mengatakan ia membuka praktik di kawasan Jakarta Timur.
"Kalau mau bersilarurahmi atau sekedar mencari tahu tentang Mak Erot saya buka praktik di Jalan Masjid Bendungan, belakang Kantor Pos Cawang, Jakarta Timur," jelasnya.
Akmal menyarankan kepada mereka yang ingin terapi untuk mencari tahu lebih dulu sebelum memasrahkan prosesi perbaikan alat vital kepada terapis abal-abal yang menjual nama neneknya.
"Bisa menghubungi saya langsung di nomor 081248433395 atau 083874520005 nanti akan saya bantu untuk memastikan apakah terapis yang didatangi itu asli keturunan Mak Erot atau bukan, karena ketika salah masuk ke terapis sembarangan bisa fatal untuk kesehatan alat vital," pungkas Akmal.
Kabar Baik! Bonus Atlet Kota Bandung Peraih Medali Cair Tahun Depan
Pemkot Bandung akan memberikan bonus kepada atlet yang berhasil mendapatkan medali di PON XIX Papua 2021. Namun, bonus baru dicairkan tahun depan.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, kadedeuh tersebut akan diberikan tahun 2022. Sekaligus kadedeuh untuk atlet yang berprestasi Peparnas Papua Bulan November mendatang.
"Biasa, waktu Porda juga lintas tahun, karena begini biasanya PON dan ada Peparnas buat disabilitasnya, teman-teman ngitung dulu, tidak terprediksi," kata Yana di Balai Kota Bandung, Senin (25/10/2021).
"Saya yakin ada, namanya kadedeuh, yakin ada lah," tambah Yana.
Saat disinggung, mengapa kadedeuh ini tidak dialokasi di anggaran Tahun 2021, Yana sebut dianggarkan namun persiapannya karena untuk yang medali tidak terprediksi anggarannya.
"Harus begini, kalau untuk persimpangan teranggarkan karena hibah KONI terukur, cabor ini yang ikut. Cuman yang mendapatkan mendali, besaran itu menentukan itu, juga kan nanti ada Peparnas," tuturnya.
Atlet Kota Bandung yang berlaga di PON XX Papua 2021 berhasil menyumbang 107 medali. Di antaranya 34 emas 38 perak dan 35 perunggu.
"Total 107, 30 persen dari peraihan medali di Jabar. Banyak, karena kita juga menyumbang atlet yang banyak," ujarnya.
Yana menegaskan, kadedeuh pasti akan diberikan. Pihaknya berharap, jangan sampai ada atlet yang pindah daerah.
"Sebaiknya jangan. Saya sudah ngobrol dengan Ketua KONI, insyaallah enggak mungkin Pemerintah Kota Bandung enggak kasih apresiasi, kadedeuh ada," pungkasnya.