.webp)
Tsunami politik tengah menghantam bahtera Partai Ummat. Fenomena mundurnya kader-kader mulai bermunculan di sejumlah daerah, termasuk di Jawa Barat. Betulkah nasib partai bentukan Amien Rais ini di ujung tanduk ?
Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) Partai Ummat Jabar Prof Yani Syafei mengakui, akhir pekan lalu semua pengurus DPC Partai Ummat Cianjur mengajukan undur diri. Aksi tersebut menyusul mundurnya kader di Cirebon dan Depok.
"Tidak hanya terjadi di Jawa Barat, kemarin di Batam juga ya. Sejak saya mulai sebagai PIC, di Jabar banyak yang mulai mundur seperti di Depok banyak yang mundur, kemudian di Cirebon ketuanya, dan terakhir Sabtu kemarin itu dari Cianjur, semuanya mengajukan mundur," ujar Yani saat dihubungi detikcom, Selasa (19/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, walau saat ini baru tiga daerah yang menyatakan mundur, ada kemungkinan kader-kader di daerah lainnya juga akan mengikuti langkah serupa. "Masih ada (kemungkinan) karena gelagatnya seperti itu, tata kelolanya tidak benar, kalau begini jadi benturan di dalamnya," ujarnya.
Yani mengatakan, tata kelola dan komunikasi partai dari tingkat DPP masih sangat perlu dibenahi. Pasalnya, SOP atau sistem kepartaian yang berlaku saat ini masih belum jelas.
"Ada kepentingan di antara mereka, ada kubu-kubuan, dimanfaatkan tata kelola tadi. nanti seperti PAN lagi. Pecah lagi seperti PAN lagi tidak ada ujungnya, harus kemarin jadi pengalaman, harusnya tata kelola partai ini dibenahi," katanya.
Saat ini, Yani masih mengaku bertahan di DPW Partai Ummat. Ia masih ingin melihat perkembangan yang ada, seraya mencari celah untuk memperbaiki tata kelola partai.
"Saya masih wait and see dulu. Ini harus dibenahi secepatnya, jangan sampai mengurusi gonjang-ganjing internal saja apalagi kita partai baru, 2024 semakin dekat, partai lain sudah kemana, kita masih bergelut di internal," pungkasnya.
Simak video 'Dualisme Partai Ummat, Ridho: So Far So Good, 70% Sudah Bersatu':
