Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil didampingi Bupati Ciamis Herdiat Sunarya meninjau lokasi tenggelamnya 11 siswa saat susur sungai di Cileueur, Desa Utama, Cijeungjing, Ciamis, Sabtu (16/10/2021).
Atalia menyatakan keprihatinannya atas kejadian 11 siswa tewas tenggelam. Ia pun mendoakan agar para korban ahli surga dan Sahid.
Dalam kesempatan ini, Atalia menegaskan susur sungai tersebut bukan kegiatan Pramuka. Alasannya, MTs bersangkutan bukan masuk dalam Gugus Depan dan tidak melaksanakan ekstrakulikuler Pramuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu disampaikan seperti berita simpang siur. Kegiatan ini bukan Pramuka. Tapi ini kegiatan panduan mandiri yang dilakukan secara rutin oleh MTs bersangkutan," ujar Atalia.
![]() |
Menurutnya kegiatan Pramuka telah memiliki pedoman yang sudah disusun matang yakni keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 227 tahun 2007. Yakni pedoman kegiatan Pramuka, termasuk manajemen risiko dan susur sungai di dalamnya.
"Juga kami sangat mengikuti aturan pemerintah. Seperti dalam tatap muka terbatas, kegiatan lapangan tidak dilakukan tapi di sekolah," jelasnya.
Menurut Atalia, kejadian ini adalah musibah dan tidak perlu menyalahkan siapapun.
"Saya hadir sebagai Kwarda dan bundanya Jabar. Mendorong agar semua anak-anak Jabar terlindungi dan rasa aman," ucapnya.
Ia pun meminta agar kegiatan organisasi apapun baik Pramuka, PMI dan lembaga lainnya agar memperhatikan keamanan dan keselamatan untuk peserta didik.
"Saya hadir kepanjangan tangan pak Gubernur Jawa Barat. Menyampaikan rasa duka cita mendalam," pungkasnya.
(ern/ern)