Dua museum di Kota Bandung yakni Museum Geologi dan Museum Konferensi Asia Afrika sudah siap beroperasi. Dua museum ini sudah dilakukan simulasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kamis (14/10) kemarin.
"Hasil simulasi bahwa Museum Geologi telah menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan (tempat cuci tangan, penanda jaga jarak, alur, signage, hand zanitiser, dan pengukur suhu tubuh, serta sarana protokol kesehatan lainnya)," kata Seksi Destinasi Disbudpar Kota Bandung Faisal Tachir via pesan singkat, Kamis (14/10/2021).
"Begitu pula halnya dengan Museum KAA sudah cukup memadai hanya harus dilengkapi penunjuk alur keluar masuk pengunjung dan signage yang mengatur pengunjung untuk masuk ke ruangan belum ada," tambahnya.
Menurutnya kedua museum itu, telah melakukan disenfektan ruangan dan koleksi museum secara berkala.
Faisal menyebut, karyawan di dua museum itu sudah melakukan vaksinasi COVID-19. "Bahwa semua pegawai dan karyawan pada kedua museum tersebut telah melakukan vaksinasi dosis kedua," ujarnya.
Museum Geologi dan Museum KAA sudah bisa dibuka. "Bahwa Museum Geologi dan Museum KAA sudah siap dibuka untuk umum," tuturnya.
Sebelum kembali buka, kedua museum ini harus melengkapi syarat hasil evaluasi simulasi yang dilakukan Disbudpar.
"Sebelum museum Geologi dibuka untuk umum, harus segera melengkapi QR Code Aplikasi Pedulilindungi yang saat ini masih dalam proses pengajuan ke Kemenkes RI sebagai salah syarat yang diamanatkan dalam Perwal No. 102 Tahun 2021," ujarnya.
"Museum KAA sudah memiliki QR Code pedulilindungi dan sudah valid untuk digunakan, namun demikian sebelum dibuka untuk umum, agar signage pengatur pengunjung dilengkapi terlebih dahulu untuk menjamin tdk terjadinya penumpukan pengunjung pada titik tertentu dan pihak Museum KAA berjanji akan segera memenuhi hal tersebut," pungkasnya.
Hingga hari ini baru Museum Geologi dan Museum KAA saja yang dilakukan simulasi. Pihaknya masih menunggu pengajuan simulasi museum lainnya di Kota Bandung.
(wip/mud)