Para petani padi dan palawija di Desa Semplak, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, terancam gagal panen pascarusaknya saluran irigasi akibat dihantam banjir bandang pada 2017. Akibat kerusakan tersebut, lahan pertanian warga tidak mendapat suplai air secara maksimal karena aliran dari Sungai Cikadu tak sampai ke persawahan.
Kasi Pemerintahan Desa Semplak Yayan Suherman mengaku sering menerima keluhan warga, khususnya petani soal irigasi tersebut. "Irigasi ini rusak pada 2017 lalu, akibat bencana saat hujan deras hingga mengakibatkan banjir dan langsung menerjang saluran irigasi. Kalau hujan deras airnya suka meluap hingga tidak kuat menahan debit air, sehingga irigasi jebol. Dampaknya pada petani kalau musim kemarau maka dapat dipastikan akan mengalami kekeringan," kata Yayan, Selasa (12/10/2021).
Yayan menceritakan saluran irigasi Cikadu sebelum rusak kerap dipakai untuk mengairi lahan pertanian di Desa Semplak, Kecamatan Sukalarang, dan juga sering dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam di Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas. "Irigasi yang jebol itu, panjangnya ada sekitar tujuh meter. Jadi, irigasi ini untuk mengairi lahan pertanian seluas 45 hektare di dua kecamatan. Yakni Kecamatan Sukalarang dan Kecamatan Cireunghas. Setelah rusak, aliran air tidak sampai ke sawah warga," ujar Yayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat rusaknya saluran bendungan menuju irigasi tersebut berdampak pada pengolahan lahan sawah petani menjadi tidak maksimal. Bahkan, ketika sudah memasuki musim kemarau, tidak sedikit lahan pertanian yang kemudian retak-retak.
"Kalau musim hujan seperti ini, warga masih bisa bercocok tanam dengan sistem sawah tadah hujan. Itu pun tidak maksimal. Sementara, kalau musim kemarau, dapat dipastikan lahan di sini telantar. Tetapi ada juga petani yang mengalihkan cocok tanamnya dari tanaman padi ke tanaman palawija atau tanaman yang tidak banyak membutuhkan pasokan air," tutur Yayan.
Untuk itu, ia bersama warga lainnya, khususnya para petani di wilayah tersebut, berharap kepada Pemkab Kabupaten Sukabumi memberikan bantuan untuk memperbaiki saluran bendungan. Hal ini harus segera dilakukan agar para petani dapat maksimal dalam mengelola lahan pertaniannya.
"Pemerintah desa sebenarnya sudah melaporkan kejadian ini, kepada dinas terkait. Namun, hingga saat ini belum mendapatkan tanggapan yang jelas. Sawah petani tidak dapat dimanfaatkan menjadi sumber ekonomi warga dalam meningkatkan kesejahteraannya. Sebab, saluran bendungannya rusak diterjang bencana banjir," ujar Yayan.
(sya/bbn)