Upaya Pengentasan Warga Miskin Ekstrem, Wabup Karawang: Sedang Siapkan Data

Upaya Pengentasan Warga Miskin Ekstrem, Wabup Karawang: Sedang Siapkan Data

Yuda Febrian Silitonga - detikNews
Selasa, 12 Okt 2021 15:40 WIB
Wabup Karawang Aep Syaepulloh
Foto: Wabup Karawang Aep Syaepuloh (Yuda Febrian Silitonga/detikcom).
Karawang -

Pemerintah Kabupaten Karawang tengah melakukan perbaikan data warga miskin ekstrem. Pasalnya data terkait warga miskin tersebut masih bermasalah.

Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh menyatakan sedang menyisir warga miskin di lima kecamatan, yakni Kecamatan Cibuaya, Batujaya, Cilamaya Kulon, Pedes dan Kutawaluya. Lima kecamatan tersebut akan menjadi fokus utama dalam pengentasan kemiskinan.

"Saat ini kami sedang menyiapkan data yang akurat siapa saja warga yang memang benar-benar miskin," kata Aep saat diwawancarai usai rapat di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Selasa (12/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal kemiskinan ekstrem di Karawang, ia mengakui memiliki masalah dengan keakuratan data warga. Oleh karena itu, pihaknya telah mengevaluasi seluruh dinas terkait untuk membuat basis data warga yang mengalami kemiskinan ekstrem.

"Kami akui masalah pendataan warga miskin ekstrem masih perlu disempurnakan lagi biar lebih akurat. Ini dilakukan agar penanganannya juga efisien dan tepat sasaran. Makanya kami minta para camat dan kepala desa turun ke lapangan melihat kondisi warganya," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya dari pendataan di tingkat kecamatan diwajibkan mencatat jelas warga yang mengalami kemiskinan ekstrem. "Permasalahan mendasar penanganan masalah kemiskinan ekstrem di Karawang adalah mendapatkan data akurat mengenai warga miskin dari nama, alamatnya kondisi sekitarnya wajib dilaporkan secara rinci oleh pemerintah kecamatan," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Karawang Budi Cahyono mengatakan data kemiskinan ekstrem di Karawang dihitung dari 1.040 sampel rumah tangga, dan pendapatan per kapita setiap orang.

"Soal data kemiskinan ekstrem kami dari BPS di daerah hanya mengirimkan 1.040 sampel rumah tangga, dan pendapatan per kapita per hari setiap orang, selanjutnya dianalisis oleh provinsi kemudian dihasilkan data itu dari pusat yakni Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)," kata Budi saat ditemui di kantornya.

Ia menjelaskan dari pemaparan TNP2K ada dua kategori kemiskinan di Indonesia, yakni miskin dan miskin ekstrem. "Kami hanya mengumpulkan data, dan hasilnya diolah di pusat," terangnya.

Sementara itu, dari data yang pernah dipublish oleh BPS Karawang hanya data makro yang disampaikan. "Kalau data yang dipublish oleh kami hanya statistik dasar secara makro, antara lain data potret sosial ekonomi Karawang tahun 2020, dihasilkan ada 8,26 persen penduduk Karawang ada di bawah garis kemiskinan atau berjumlah 195,41 ribu jiwa, naik 21,75 ribu jiwa dari rentang 2019 sampai dengan 2020, data itu didapatkan dari hitungan pendapatan rata-rata di Karawang yakni Rp. 446,152 per kapita per bulannya, atau dibagi per harinya itu kurang lebih 15 ribu rupiah," ucapnya.

"Apakah penduduk yang di bawah garis kemiskinan adalah kemiskinan ekstrem? Jawabannya bisa saja, tergantung dari inflasi," ujarnya.

(mso/mso)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads