Jabar Hari Ini: Tarif Parkir di Lembang Rp 150 Ribu-Iti Jayabaya Pimpin Demokrat Banten

Jabar Hari Ini: Tarif Parkir di Lembang Rp 150 Ribu-Iti Jayabaya Pimpin Demokrat Banten

Tim detikcom - detikNews
Senin, 11 Okt 2021 21:51 WIB
Getok tarif parkir hingga Rp 150 ribu di Lembang.
Foto: Oknum warga getok tarif parkir Rp 150 ribu (Tangkapan layar video viral).
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat dan Banten hari ini, Senin (11/10/2021). Dari mulai warga Lembang getok tarif parkir Rp 150 ribu hingga Iti Jayabaya kembali pimpin Demokrat Banten.

Berikut rangkuman beritanya:

Viral Travel di Lembang Digetok Parkir Rp 150 Ribu

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wisatawan di kawasan Lembang, Bandung Barat dikenai getok harga tarif parkir. Tiga oknum pun akhirnya diamankan dan dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
Aksi getok tarif parkir yang dilakukan KA (29), MJ (23), dan YC (41) itu viral di media sosial. Dalam keterangannya, rombongan wisatawan asal Lamongan yang baru selesai berwisata diminta membayar parkir bus seharga Rp 150 ribu.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @infobdgbaratcimahi memperlihatkan suasana jalan di kawasan Lembang. Selain itu terlihat juga oknum warga yang diduga melakukan getok tarif parkir kepada wisatawan.

ADVERTISEMENT

Dalam unggahan tersebut terdengar suara seorang pria yang merekam video. Dia menjelaskan soal tarif parkir yang dibebankan.

"Ok guys izin melaporkan masih ada beberapa parkiran di kawasan Farmhouse Lembang dengan tarif Rp 150 ribu, nah yah. Nah ya yang mau daerah sini di bawah Farmhouse. Thank you," ucap pria tersebut.

Kanit Reskrim Polsek Lembang Ipda Yana Suryana mengatakan berawal dari viralnya video getok tarif parkir itu, pihaknya kemudian mengamankan ketiga oknum warga itu pada Minggu (10/10/2021) siang saat tengah menjaga parkir liar tersebut.

"Kami amankan pada hari Minggu, berawal dari adanya video viral tersebut. Mereka diamankan saat menjaga parkir," ungkap Yana kepada wartawan, hari ini.

Yana menjelaskan peristiwa itu bermula ketika dua bus yang mengangkut wisatawan dari Lamongan hendak berwisata ke salah satu objek wisata di Lembang. Lantaran parkir objek wisata sudah penuh mereka diarahkan mencari parkir di lokasi lain.

"Ada dua bus masuk area parkir wisata tapi penuh kemudian ada yang menggiring ke lahan kosong tempat parkir liar oleh warga dan parkir lah di sana," tutur Yana.

Saat hendak pulang, pihak travel yang membawa rombongan tersebut kaget saat ditagih tarif parkir sebesar Rp 150 ribu padahal biasanya tak pernah semahal itu.
"Sempat ada tawar-menawar antara pengelola parkir sama pihak travel. Tapi travel akhirnya menyerah dan membayar uang parkir Rp 150 ribu per bus," ucap Yana.

Oknum warga tersebut memang memberikan karcis parkir pada rombongan wisatawan itu. Namun karcis parkir itu juga merupakan sisa dari karcis parkir yang pernah mereka gunakan tahun 2019 lalu.

"Karena pihak bus minta karcis buat bukti ke travelnya, di situ tertulis harganya Rp 150 ribu. Tapi karcis ini juga sisa yang tahun 2019," terang Yana.

Namun kasus tersebut tidak berlanjut setelah adanya proses mediasi yang dilakukan antara petugas parkir tersebut dengan perwakilan bus. "Alhamdulillah pihak dari bus dan petugas parkir sudah datang dan membuat pernyataan selesai secara kekeluargaan. Kami sudah dapat surat pernyataan bersama," tegas Yana.

Kini ketiga oknum warga tersebut sudah dikembalikan kepada keluarganya dan hanya diberikan sanksi peringatan agar tak mengulangi perbuatan serupa. "Mereka warga setempat yang berada di sekitar kawasan wisata. Kita berikan peringatan dan akan dilakukan pembinaan," ujar Yana.

Kadisparbud Jabar Dedi Taufik menyayangkan hal tersebut. Dedi mengatakan, aksi tersebut bisa memberikan kesan negatif kepada wisatawan, khususnya yang berasal dari luar daerah. Buntutnya, geliat wisata dan ekonomi di daerah tujuan pariwisata bisa berkurang.

"Jika pengalamannya negatif, maka kunjungan juga bisa berkurang. Ini harus kita antisipasi bersama, karena pariwisata ini akan merupakan salah satu sektor yang penting untuk kebangkitan ekonomi di masa pandemi COVID-19," ujar Dedi saat dihubungi hari ini.

Kejadian di Lembang ini, kata Dedi pernah terjadi di salah satu objek wisata di Jabar Selatan. Ketika itu, objek wisata yang dikelola bersama dengan warga setempat menetapkan tarif tiket yang tinggi berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu kepada wisatawan luar daerah.

"Ketika itu kita panggil pengelola, aparat keamanan desa, masyarakat, karang taruna. Kita tekankan kalau mau jualan di tempat wisata tidak boleh sampai mahal-mahal apalagi sampai malak, kita berikan teguran," ucapnya.

Agar kejadian serupa tak terulang, Dedi mengimbau agar para pengelola objek wisata dan warga yang mengelola tempat parkir di luar area wisata bisa bekerja sama untuk saling mendukung.

Di luar itu,Dedi mengatakan pihaknya juga tengah menggenjot kunjungan wisata dengan menerapkan testCOVID-19 acak di lokasi wisata dan penerapan aplikasiPeduliLindungi. "Slogannya itu don't panic, do vaccine and go picnic," pungkasDedi.

Emak-emak di Garut Pura-pura Dibegal Rp 1,3 Miliar

Belakangan ini warga Garut dihebohkan kabar seorang emak yang ngaku dibegal dan kehilangan duit Rp 1,3 M. Setelah ditelusuri, ternyata sang ibu bohong.
Kabar mengenai aksi pembegalan yang menimpa seorang ibu inisial IS (31) itu terjadi di Jalan Raya Cisurupan, Jumat (8/10) malam.

Menurut Kasat Reskrim Polres Garut AKP Dede Sopandi, sang ibu mengaku dibegal tiga orang pria bersenjata tajam.

"Pengakuannya dia kehilangan motor dan uang senilai Rp 1,3 miliar," ujar Dede.

Dede menjelaskan, menurut pengakuan IS, dia kehilangan duit Rp 1,3 miliar. Terdiri dari Rp 1,142 miliar uang yang disimpan di bagasi motor serta sisanya disimpan di tas. "Pengakuannya dia dibuntuti dari kawasan Simpang Cisurupan," katanya.

Sang ibu kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Cisurupan. Petugas kemudian melakukan pendalaman.

Setelah didalami, polisi menduga ada kejanggalan dalam kejadian tersebut. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap IS, polisi menyimpulkan bahwa IS berbohong.

Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono menjelaskan, IS mengaku telah merekayasa kejadian tersebut.

"Setelah dilakukan pemeriksaan, pelaku ini berbohong yaitu berpura-pura telah menjadi korban tindak pidana pencurian dengan kekerasan atau begal," ungkap Wirdhanto kepada wartawan hari ini.

Berdasarkan pengakuan IS, dia mengaku sengaja merekayasa kejadian itu karena pusing terlilit utang yang banyak.

"Dia sengaja merekayasa dengan alasan terlilit utang. Oleh karena itu, dia merekayasa situasi supaya orang lain termasuk penagih utang iba," kata Wirdhanto.

Berdasarkan pengakuan IS, dia terlilit utang hingga puluhan miliar rupiah. Ada beberapa sumber utang yang melilit IS. "Puluhan miliar. Buat bisnis tapi macet," kata IS saat ditanya Wirdhanto.

Selain mengamankan IS, polisi juga mengamankan seorang pria inisial MM. Dia diketahui merupakan teman lelaki yang membantu IS melakukan rekayasa.

"MM terlibat menyembunyikan motor milik IS. Motor itu tidak dibegal tapi disembunyikan di gudang milik MM," katanya.

IS dan MM kini ditahan di Mako Polres Garut. Mereka dijerat Pasal 220 dan 242KUHP terkait keterangan palsu. "Ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara," tutupWirdhanto.

Rem Blong, Bus Bogor-Bandung Tabrak Pagar dan 4 Mobil yang Sedang Parkir

Kecelakaan terjadi di gerbang tol (GT) Sentul Barat Tol Bogor Outer Ring Road (BORR), Senin (11/10/2021) pagi. Bus Transjabodetabek tujuan Leuwiliang-Bandung mengalami rem blong dan menabrak beberapa mobil yang terparkir di samping gerbang tol.

"Kejadian tadi pagi. Ada 5 mobil yang terlibat kecelakaan. Tidak ada korban jiwa, satu orang luka ringan dan sudah dibawa ke rumah sakit," kata Kepala Induk PJR Jawa Barat AKP Wahyu Subandi ketika dikonfirmasi detikcom, hari ini.

Wahyu menjelaskan peristiwa tersebut terjadi ketika bus Cahaya Bakti Utama (CBU) itu tengah melaju dari arah Yasmin menuju Bandung. Ketika menjelang pintu Tol Sentul, bus yang tengah mengangkut 30 penumpang itu hilang kendali sehingga menabrak pagar dan 4 mobil yang tengah diparkir depan PT. MSJ.

"Di KM 3, jalur Bandung bus berkecepatan tinggi dan sudah mulai hilang kendali, masuk ke KM 006 Bandung, sopir hilang kendali dan banting stir ke arah kiri dan tabrak pagar kantor PT MSJ. Nah di depan kantor, ada beberapa mobil sedang parkir, ada 4 mobil yang ditabrak. Bus baru berhenti dan berdiri dengan posisi normal (tidak terguling)," kata Wahyu.

Dari hasil penyelidikan sementara bus diduga mengalami rem blong sehingga tidak bisa dikendalikan dan menabrak pagar serta mobil yang tengah diparkir.

"Hasil penyelidikan sementara dari Laka Lantas ada kendala difungsi pengereman, sehingga sopir tidak bisa mengendalikan. Seharusnya kalau sopir tenang, dia memilih menabrak kendaraannya ke Bulnus, Bulnus itu seperti gril yang ada di depan pintu tol. Kalau dia menabrak Bulnus, kendaraan akan berhenti dengan sendirinya. Itu fungsi dibuat Bulnus di depan pintu tol," kata Wahyu.

"Untuk kendaraan yang terlibat kecelakaan sudah dibawa ke unit laka lantas Polres Bogor. Sopir masih dimintai keterangan," ujarnya.

Aksi Perundungan Siswi SMP yang Viral di Bandung

Aksi perundungan terhadap siswi SMP di Bandung viral di media sosial (medsos). Polisi menyebut kasus itu sudah selesai secara kekeluargaan.

"Masalah ini diselesaikan secara musyawarah, dipertemukan antara keluarga korban dan pelaku dan sudah dibuat juga surat pernyataannya sebagai bentuk pertanggungjawaban supaya tidak dilakukan lagi dikemudian hari," ujar Kapolsek Sukasari Kompol Darmawan kepada wartawan, hari ini.

Aksi perundungan dipicu persoalan sepele yaitu salah kirim stiker WhatsApp (WA).
"Kronologinya itu saat korban HA salah kirim stiker di WA kepada pelaku HL, di mana di dalam stiker itu ada emoji mengepal tangan dan direspons oleh pelaku sebagai tantangan," ucap Darmawan.

Aksi perundungan yang videonya viral di media sosial (medsos) ini diketahui terjadi di kawasan Sarijadi, Kota Bandung pada 5 Oktober 2021 lalu. Videonya baru viral belakangan ini. Polisi menyebut aksi itu dipicu akibat stiker WhatsApp.

Darmawan menuturkan pihaknya juga menjelaskan perkara ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak. Terlebih korban dan pelaku sama-sama masih di bawah umur.

"Pertama, harus ada rehabilitasi karena masih di bawah umur, pelaku dan korban dijamin keselamatannya, keduanya dikembalikan kepada orang tuanya dalam rangka pembinaan dan pengawasan," tuturnya.

"Dalam program Presisi Kapolri, nomor 12 penerapan restoratif justice, yang mana penyelesaian perkara itu bukan hanya dengan fakta hukum, tapi diciptakan suatu penyelesaian yang bermanfaat dan berkeadilan," kata dia menambahkan.

Sebagaimana video singkat berdurasi 30 detik yang dilihat pada Senin (11/10/2021), terlihat seseorang mengenakan celana rok SMP dengan kerudung hitam tertidur di tanah. Pelajar SMP itu terlihat tengah menahan sakit.

Di sisi lain, ada orang lain diduga pria tengah berdiri dan berbicara sambil merekam. Beberapa kali lelaki itu pun menendang dan memukul korban yang tengah tertidur itu

"Nantangin aku,bilangnya jago berantem, emang aku ini lawannya cewek, aku nggakmandang laki nggakmandang cewek loh.Pengen lihat ditendang, nih ditendang nih, di pukul," ucap lelaki itu dalam video.

It Jayabaya Kembali Pimpin DPD Demokrat Banten

Musda DPD Partai Demokrat kembali memilih Iti Octavia Jayabaya sebagai ketua DPD Banten. Ia terpilih secara aklamasi untuk periode 2021-2025 setelah pesaingnya Yoyon Sujana mengundurkan diri di Musda ke-4 di Hotel Horison Serang.

"Kami akan bersama-sama melangkah sesuai tugas kami di partai, yang tentunya sesuai tujuan kami untuk kepentingan partai," kata Iti Octavia Jayabaya dalam keterangan tertulis, hari ini.

Iti mengatakan Partai Demokrat akan fokus dirinya sebagai ketua DPD adalah melanjutkan agenda suksesi Pileg, Pilkada dan Polres 2024. Termasuk fokus bagaimana meningkatkan pemilih pada sosok Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai capres.

"Ketika Demokrat elektabilitasnya menang, tentu kami akan mengusung ketum kami," katanya.

Ia menekankan, kader Demokrat memiliki kesempatan yang sama di Pileg dan Pilkada nanti. Ia mengklaim bahwa dengan naiknya elektabilitas AHY dan Demokrat, maka Pemilu 2024 partainya bisa menang.

Di tempat sama, Kepala Badan Pembinaan Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK), Herman Khaeron mengatakan, Musda kali dipercepat untuk persiapan Pemilu 2024. Untuk menuju ke sana, partai katanya sudah menyiapkan berbagai program strategis pemenangan.

"Dengan persiapan yang matang, jauh dari perhelatan Pemilu, tentu kita akan memiliki lebih banyak waktu, melakukan strategi, yang tentu akan di dibicarakan, kami sudah memiliki 10 program umum," tambahnya.

Ada 10 DPD yang sudah menggelar Musda dan ditargetkan akhir tahun 2021 ke-14 DPD sudah menyelesaikan pemilihan ketua DPD. Sehingga menurutnya pada 2022 mesin partai sudah bisa bergerak.

"Peraturan DPP Demokrat itu mengamanatkan (kepengurusan) hingga anak ranting. Ini kan butuh waktu panjang persiapan pileg dan pemilu 2024," pungkasnya.

Halaman 5 dari 5
(wip/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads