Warga Lembang Bandung Sulap Kotoran Sapi Jadi Briket Media Tanam

Warga Lembang Bandung Sulap Kotoran Sapi Jadi Briket Media Tanam

Whisnu Pradana - detikNews
Kamis, 07 Okt 2021 07:23 WIB
Briket Media Tanam di Lembang
Warga Lembang, Bandung Barat, menyulap kotoran sapi menjadi briket media tanam. (Foto: Whisnu Pradana/detikcom)
Bandung Barat -

Berawal dari perkenalannya dengan seorang profesor, Ujang Ica Supriatna, warga Kabupaten Bandung Barat (KBB), mampu menyulap limbah kotoran sapi jadi bernilai ekonomis. Ia bersama anggota kelompok peternak sapi di Kampung Nagrak mengolah kotoran sapi menjadi briket atau media tanam tumbuhan yang ramah lingkungan dan tak berdampak buruk pada kesehatan.

Usaha itu digeluti Ujang dan rekannya sejak 2019. Padahal sebelumnya, ia dan peternak sapi lainnya hanya melakukan sejumput aktivitas yang berulang sejak dahulu kala, yakni memberi pakan sapi hingga membersihkan kandangnya.

Selama itu pula mereka tak menyadari ada bahaya yang mengintai kesehatan mereka. Gas metan yang timbul dari tumpukan sapi dan terus menerus dihirup, nyatanya memberi dampak buruk jangka panjang pada kesehatan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak peternak sapi yang di usia 60 tahun kondisi kesehatannya itu memburuk. Misalnya ada yang jari-jari tangannya bengkok dan gejala lainnya. Ternyata itu yang dampak dari menghirup gas metan dalam jangan waktu lama, tapi mereka enggak paham ya karena memang kurang berpendidikan," kata Ujang saat ditemui di peternakan sapi miliknya, Kampung Nagrak, RT 2 RW 9, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (6/10).

Namun kini, ia dan peternak sapi lainnya bertekad mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik. Selain lebih sehat dari segi kesehatan, ekonomi mereka terdongkrak dengan usaha tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kemudian kami dibimbing untuk mengolah limbah kotoran sapi jadi bernilai jual dengan dibuat briket atau media tanam. Sudah dua tahun dan berjalan sampai sekarang. Ada 15 orang yang terlibat," ujar Ujang.

Briket kotoran sapi buatannya berfungsi seperti pupuk yang ditanamkan pada tanah agar bisa menutrisi tanaman. Lantaran terbuat dari bahan organik, maka memerlukan waktu yang tak sebentar untuk bisa terlihat hasilnya.

"Jadi briketnya tinggal dipotong-potong saja, nanti ditanamkan juga ke tanah yang sudah ada tanamannya. Fungsinya seperti pupuk untuk menutrisi tumbuhan. Tapi tidak instan seperti pupuk kimia," kata Ujang.

Bahan baku briket media tanam itu yakni kotoran sapi. Namun bahan baku lainnya yang memegang peranan sangat penting yakni bio compound yang dibuat dari fermentasi berbagai macam rempah sebagai material pengikat gas metan.

"Jadi kotoran sapinya itu dicetak terus disemprotkan bio compound. Nah bio compound ini yang kemudian mengikat gas metan. Briketnya juga tidak akan berbau," katanya.

Briket Media Tanam di LembangPemanfaatan briket media tanam. Briket berbahan kotoran sapi. (Foto: Whisnu Pradana/detikcom)

Kini briket media tanam itu sudah memiliki banyak pelanggan. Dalam sebulan Ujang bisa menjual sampai 30 ribu buah briket ke berbagai daerah di Indonesia. Harganya pun terbilang murah, untuk paket briket isi 5 hanya seharga Rp 5 ribu. Untuk paket isi 10 seharga Rp 8 ribu, dan paket berisi 21 briket dihargai Rp 15 ribu.

"Alhamdulillah, sebulannya bisa dapat Rp 6 juta. Bisa membantu keperluan ekonomi warga kami yang mengandalkan profesi sebagai peternak. Kami juga tidak perlu takut lagi dampak negatif gas metan dan menumpuknya limbah kotoran sapi," tutur Ujang.

Tonton juga video Tips dan Trik dari d'Mentor:

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 3 dari 2
(bbn/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads