Sarat Pesan Moral, Pria Sumedang Ini Ajarkan Seni Pupuh ke Anak

Sarat Pesan Moral, Pria Sumedang Ini Ajarkan Seni Pupuh ke Anak

Nur Azis - detikNews
Rabu, 06 Okt 2021 15:24 WIB
Sumedang -

Pupuh menjadi salah satu kekayaan seni dan budaya Indonesia. Meski begitu, saat ini sudah terbilang jarang yang mempelajarinya lebih dalam.

Pupuh sendiri sejenis puisi yang memiliki serta terikat oleh jumlah suku kata dan ritme tertentu. Jika didengarkan secara khidmat, alunan tembangnya dapat membuat hati terasa tenang.

Itu sebab, pupuh biasanya mengandung pesan moral penuh makna dan mendalam. Pesan itu akan semakin meresap dengan balutan musik kecapi dan seruling yang biasa mengiringinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Sumedang sendiri ada yang masih konsisten mengajarkan seni satu ini. Bahkan, ia mengajarkan kepada anak-anak sejak usia dini.

Dialah, Bambang Samsudin (59), warga Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan. Saat ditemui detikcom di studio miliknya, ia tampak sedangmengajarkan Aleta, anak kelas 4 Sekolah Dasar.

ADVERTISEMENT

Dengan diiringi petikan dawai kecapi yang dimainkan Bambang, Aleta cukup piawai saat melantunkan pupuh Maskumambang berjudul Itu Kusir. Demikian liriknya :

Itu kusir bangun ambek-ambek teuing
Turun tina delman
Kuda dipecutan tarik
Teu aya pisan ras-rasan
Teu ngaraskeun bong kena ka sato laip
Padahal mogokna
Lantaran geus cape teuing
Hayang ngaso eureun heula
Coba lamun aya nu neunggeul ka kusir
Geus tangtu karasa
Nyeuri moal salah deui
Sato ge kitu sarua
Naha abong abong teuing
Nasib abdi jadi hewan
Digawekeun beurang peting
Dirangket taya ras rasan
Abong kena abdi sato teu ngarasken kana cape
Sadidinten paeh poso
Mogok soteh awak lunges
Coba kusir mun di peupeuh
Pasti nyeuri karasana
Sato oge tangtu leumpeuh pada-pada boga rasa

(Itu kusir kenapa terlihat sangat marah
Turun dari delman
Kuda dicambuki begitu kencang
Tidak punya perasaan
Tidak punya perasaan mentang-mentang ke hewan yang sudah tidak berdaya
Karena sudah terlalu cape
Ingin rehat sejenak dan beristirahat
Coba kalo ada orang yang memukul kusir
Pasti bakal terasa
Akan sakit tidak salah lagi
Hewan juga sama begitu
Kenapa mentang-mentang sangat
Nasib saya jadi hewan
Dipekerjakan siang malam
Digebugi tanpa perasaan
Mentang-mentang kepada hewan
Merasakan rasa lelah
Sehari penuh banting tulang
Ingin istirahat karena terasa sangat lelah
Coba kusir kalau dipukul
Pasti sakit terasanya
Hewan juga pastinya sama akan lemah
Sama-sama punya perasaan)

Aleta mengaku suka dengan seni pupuh lantaran unik saat melantunkannya. Bahkan, ia pun terlihat tampak khusyuk saat membawakan tembang diatas.

"Suka saja, karena unik," ujar Aleta singkat sambil ditemani neneknya.

Bambang menjelaskan pupuh itu sejenis puisi bernada yang mengandung pesan-pesan positif dalam kehidupan. Dalam melantunkan pupuh ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni guru lagu dan guru wilangan.

"Guru lagu itu pelafalannya harus jelas aiueo-nya harus jelas, kalau guru wilangan jumlah suku kata yang harus tepat dalam setiap barisya," terang Bambang yang piawai dalam beberapa kesenian.

Bambang menyebutkan pupuh Sunda terdiri tujuh belas jenis pupuh. Diantaranya, pupuh kinanti, maskumambang, asmarandana, balakbak dan pupuh lainnya.

Menurutnya, meski belum punah, kelestarian seni pupuh sudah sangat jarang dimainkan oleh anak-anak sekarang ini. Padahal, seni pupuh bagus dalam membentuk karakter anak karena di dalamnya ada pesan-pesan mengenai etika dan moral.

"Di tengah era modern ini, pupuh sangat tepat diajarkan ke anak-anak karena di dalamnya mengandung ajaran-ajaran, seperti bagaimana kita beribadah kepada sang pencipta,hormat kepada orang tua, hubungan dengan alam, pokoknya bagus kalau diajarkan kepada anak-anak," paparnya sambil menyebutkan saat ini ada tujuh anak yang sedang belajar melantunkan tembang pupuh kepadanya.

Halaman 3 dari 2
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads