Endang (49) tewas dalam bentrokan ormas di perbatasan Sukabumi-Cianjur. Jasadnya menjalani autopsi di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi sebelum dimakamkan.
Dokter Forensik Nurul Aida Fathia menjelaskan, berdasarkan hasil autopsi, luka yang dialami korban itu berada di bagian kepala, wajah, dan punggung.
"Tetapi ada beberapa juga luka yang lain. Seperti luka kecil yang berada di alat berat. Sementara, untuk jenis lukanya ada luka terbuka dan ada luka memar serta ada juga luka lecet yang diakibatkan oleh benda tumpul," kata Nurul kepada awak media, Senin (27/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurul juga menjelaskan ada beberapa luka akibat kekerasan senjata tajam dan benda tumpul, namun hasil otopsi secara spesifik menjelaskan korban meninggal dunia akibat adanya luka terbuka di bagian kepala.
"Luka-luka terbuka yang lainnya juga telah berkontribusi menyebabkan kematian,' imbuhnya.
Salah seorang awak media sempat menanyakan adanya luka akibat benturan karena berdasarkan keterangan keluarga korban sempat ditabrak menggunakan mobil sebelum akhirnya diserang menggunakan senjata tajam. Ditanya soal itu Nurul mengaku tidak bisa menjelaskan secara rinci. Pasalnya, hal tersebut merupakan bagian dari pada proses dan dokter forensik tidak bisa menentukan proses tersebut.
"Namun yang pasti kita menemukan luka selain kekerasan senjata tajam. Seperti luka lecet, luka memar itu akibat kekerasan benda tumpul. Semua sama-sama banyak baik itu luka terbuka maupun luka benda tumpul," tutupnya.
Dimakamkan Di samping Ayah
Jasad Endang kini telah dimakamkan di area pemakaman tidak jauh dari kediamannya di Kampung Cikadu, RT 01 RW 09, Desa Sukalarang, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi. Ia dikebumikan samping pemakaman ayahnya yang baru sekitar dua bulan terakhir dikabarkan meninggal dunia.
"Almarhum ini, sering membantu warga. Bahkan ketika ada warga ada yang nganggur almarhum sering membantunya untuk bekerja ke pabrik-pabrik. Bukan hanya itu, almarhum itu, juga sering berbagi. Bahkan, sering ngasih rokok," kata Ade Samsudin tetangga korban.
Menurut Ade, semasa hidupnya almarhum merupakan tokoh masyarakat dan kerap membantu warga dalam menciptakan keamanan di kampungnya. Bahkan, jika ada perselisihan pemuda, almarhum itu kerap membantu mendamaikannya. Sehingga, tak ayal kepulangan almarhum ini telah membuat duka warga kampung tersebut.
"Iya, jujur saya juga tidak percaya alhmarhum ini, akan meninggal seperti ini. Dan kami warga disini juga merasa sangat kehilangan. Makanya, saat proses pemakaman maupun mensholatkan jenazahnya, sangat dipenuhi dan teman-temannya," ujarnya.
Korban meninggalkan istri dan tiga orang anak, paling bungsu masih duduk di kelas VII SMA. "Almarhum telah meninggalkan istri dan ketiga anaknya. Dua anaknya itu sudah berkeluarga dan satu lagi baru masuk Sekolah Menengah Atas (SMA)," pungkas dia.
(sya/mud)