Upaya Membangkitkan Kejayaan
Sekadar diketahui, detikcom sebelumnya sempat mengulas cerita Wawan yang sempat melanglang buana selama puluhan tahun di luar daerah. Ia bekerja di bidang pariwisata dan hiburan. Wawan sempat ke Ibu Kota, Batam dan Papua. Pandemi membuatnya pulang kampung dan membangun sanggar.
"Dulu setiap melihat kesenian daerah, saya selalu menangis. Saya ingin mengembangkan seni yang ditinggalkan kakek saya. Akhirnya saya memutuskan untuk meneruskannya," kata Wawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wejangan Mama Kandeg, sang pendiri sanggar selalu terngiang-ngiang di kepala Wawan. Ia tak ingin wayang wong punah. Sebab, Sanggar Setiya Negara telah melahirkan seniman-seniman kondang Cirebon.
"Di Cirebon, hanya ini sanggar wayang wong. Seniman Selangit, Kreyo dan lainnya itu banyak yang belajar dari Mama Kandeg," kata Wawan.
Wayang wong Cirebon sempat berjaya di tangan Mama Kandeg, seniman yang memiliki nama asli Sutika. Mama Kandeg membangun Sanggar Setiya Negara pada tahun 1968. Selama periode 1960 hingga 1990, Mama Kandeg berhasil membawa seniman wayang tampil di luar negeri.
Kejayaan wayang wong tak lama. Eksistensi wayang wong mulai meredup setelah Mama Kandeg mangkat (wafat) pada 1991. Mangkatnya Mama Kandeg berimbas pada aktivitas sanggar seninya. Ya, Sanggar Seni Setiya Negara turut mati suri.
"Adanya pandemi COVID-19 ini membuat saya pulang. Sebelumnya saya di Batam. Kemudian saya mencoba membangkitkan kembali sanggar milik kakek ini," kata Wawan.
(mud/mud)