Beragam peristiwa terjadi di Jabar dan Banten hari ini, Senin (20/9/2021). Dari mulai aksi perampokan yang tewaskan pemilik toko emas di Bandung hingga sosok Jaka Ramadhan pengawal Ali Kalora yang diketahui warga Pandeglang Banten.
Berikut rangkuman beritanya:
Perampokan dan Pembunuhan Pemilik Toko Emas di Bandung
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
S (60) ditemukan tewas di toko emas miliknya yang berada di Jalan Ahmad Yani, kawasan pertokoan Kosambi, Kota Bandung, hari ini.
Pemilik Toko Emas Gaya Baru ini tewas diduga dipukul benda tumpul oleh kawanan perampok yang menyatroni toko emas miliknya.
"Untuk sementara saya pastikan korbannya ada," ucap Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudi Trihandoyo hari ini.
"Korban saya pastikan korban tewas. Diduga pemilik toko inisial S. Luka benda tumpul," kata Rudi.
Rudi menyebut, dari tiga pelaku perampok satu di antaranya berhasil diamankan pihaknya. "Ada tiga orang (pelaku)," ujarnya.
Dari tiga orang tersebut, kata dia, satu orang berhasil diamankan. Satu orang berinisial S (47) itu diketahui ditangkap saat berada di luar toko.
"Dua orang dalam pengejaran,DPO. Satu kita amankan dan kita kembangkan," kata dia.
Simak video 'Bocah Pendaki Hilang di Gunung Guntur, Tim SAR Gabungan Turun Tangan':
Bocah Pendaki Hilang di Gunung Guntur Garut
M Gibran Arrasyid (14) hilang misterius di Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Proses pencarian bocah pendaki itu tengah dilakukan oleh pihak berwenang.
"Pendaki yang hilang atas nama Muhammad Gibran Arrasyid, warga Kecamatan Pangatikan, Garut," ucap Kapolsek Tarogong Kaler Iptu Masrokhan hari ini.
Masrokhan menjelaskan, Gibran mendaki Gunung Guntur yang berada di Kecamatan Tarogong Kaler bersama 13 orang temannya pada Sabtu (18/9). Gibran dinyatakan hilang pada Minggu (19/9) pagi atau sekitar pukul 08.00 WIB.
"Dia terakhir terlihat berada di dalam tenda," kata Masrokhan.
Menurut dia, saat ini pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi atas kejadian hilangnya bocah pendaki tersebut. Pencarian masih terus dilakukan petugas gabungan. Pencarian sempat terkendala karena hujan deras yang turun di lokasi itu sejak Senin pagi.
"Pencarian terkendala cuaca. Namun demikian kita terus melakukan pencarian dan pemantauan," ujar Masrokhan.
Bahaya! Peluru Tajam yang Nyasar ke Rumah Warga di Bandung
Polisi menyelidiki tembakan nyasar ke rumah warga di Kota Bandung. Hasil pemeriksaan sementara, diketahui jenis peluru yang nyasar itu merupakan peluru tajam.
"Itu peluru tajam," ucap Kapolsek Batununggal Iptu Muryadi hari ini.
Peluru nyasar itu ditemukan di kediaman warga di Jalan Cinta Asih, Kota Bandung. Proyektil yang diketahui memiliki kaliber 9 mm itu ditemukan di bagian wastafel dapur.
Peluru menembus asbes area dapur dan hingga memecahkan piring yang ada di wastafel. Pemilik rumah awalnya tak mengira suara berisik dini hari merupakan peluru nyasar. Awalnya, pemilik rumah menyangka suara tersebut tikus. Namun di pagi hari, baru diketahui bila ditemukan proyektil.
"Setelah ditemukan lapor Pak RT/RW Bhabinkamtibmas dan kita langsing ke TKP kejadian," katanya.
Kasus ini masih diselidiki. Polisi sudah melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Dari penelusuran sementara, tak ada kejadian menonjol di area TKP saat kejadian berlangsung.
"Untuk sementara masih dilakukan penyelidikan oleh unitReskrim PolsekBatununggal," tuturMuryadi.
3 Tahun Oded-Yana, Guru Besar UPI: Tak Ada Program Monumental
Tiga tahun sudah pasangan Oded M Danial-Yana Mulyana memimpin Kota Bandung. Telah banyak program yang dilahirkan oleh duet Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung ini. Namun sayangnya belum ada yang monumental.
"Sisi kebijakan, sudah banyak yang dilakukan tapi saya lihat belum ada yang (monumental), masih ada waktu dua tahun ke depan coba buat kebijakan yang monumental. Bukan berarti fisik saja, tapi ikon monumentalnya apa, apakah perbaikan regulasi, perbaikan birokrasi atau kalau ada anggaran buat banyak jalan layang di Kota Bandung, itu belum kelihatan," ucap Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Dermawan.
Selain itu, lanjut dia, gaya kepemimpinan orang nomor satu dan dua di Kota Bandung ini cukup lambat dan hal itu menjadi kekurangan dari keduanya.
"Kepimpinannya itu relatif, dari kekurangannya yaitu slow, tapi menenangkan. Saya lihat Kota Bandung tidak ada konflik yang terlalu drastis, riak-riaknya kecil," ujarnya.
Meski begitu, kata Cecep, pasangan Oded-Yana relatif solid. Keduanya terlihat saling melengkapi dalam menjalankan roda pemerintahan di Kota Bandung.
"Oded-Yana itu punya kelebihan dan kekurangan sendiri. Kelebihannya dari sisi soliditas atau kelompoknya, Oded-Yana terlihat solid saling mewakili," ujarnya.
Sementara itu, dalam dua tahun terakhir duet pimpinan daerah ini disibukkan dengan penanganan pandemi COVID-19. Berbagai langkah telah dilakukan keduanya demi meredam penyebaran COVID-19.
Guru Besar Unpad Muradi menyebut tolok ukur keberhasilan pimpinan daerah adalah bisa mengatasi pandemi COVID-19 dengan baik. Pasalnya masalah tersebut saat ini tengah menjadi sorotan semua pihak.
Harusnya, kata dia, kondisi tersebut bisa menjadi momentum bagi Oded-Yana untuk membuktikan kualitas kepemimpinannya. Hanya saja, selama ini dia belum melihat inovasi yang dilakukan Oded-Yana dalam mengatasi pandemi COVID-19.
"Berkaitan penanganan COVID-19 banyak diinisiasi oleh pemerintah pusat, sementara pemerintah daerah relatif menjadi penyelenggara saja. Seperti PPKM yang semua ditentukan oleh pusat. Harusnya ini momentum baik buat Oded-Yana untuk bisa mengeksplor betul penanganan COVID-19 karena ukuran berhasil tidaknya di publik penanganan COVID-19," ucapnya.
Dia juga menyebut penanganan COVID-19 yang dilakukan Oded-Yana masih normatif. Belum terlihat adanya inovasi hasil dari pemikiran sendiri. "Masih normatif, sangat normatif hampir tidak ada kreasi kegiatan program untuk upaya menangani pandemi. Misal jam malam, ini lebih inisiatif teman-teman polisi ketimbang kepala daerah. Kepala daerah lebih mengiyakan," katanya.
Muradi menuturkan, tahun 2022 mendatang bisa dikatakan tahun politik. Karir politik Oded-Yana pun ditentukan dalam penanganan pandemi COVID-19.
"Saya sih lihatnya dua pasangan ini akan sengit, Yana punya agenda sendiri, Oded juga ada wacana maju 2024 di Pilgub bahkan kemudian saya mendengar Ema juga mau maju sebagai calon wali kota atau wakil wali kota," ucapnya.
Menurutnya saat ini, Oded-Yana harus mampu membuktikan kualitas sebagai pemimpin yang tangguh dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Terutama, lanjut dia, dalam mengatasi pandemi COVID-19.
"Maksimalkan penanganan COVID-19, supaya kemudian publik menjadi baik opininya. Membangun komunikasi Oded-Yana dan Sekda supaya memberikan paparan yang lebih baik. 2022 COVID-19 sudah mulai reda dan mereka punya kesempatan lagi bertemu langsung dengan publik. Kalau pun mereka punya mimpi politik masing-masing kembali pada upaya memastikan tahun depan realisaikan janji politik karena banyak janji politik yang terdelay itu yang buat mereka maksimalkan tahun 2022," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan separuh perjalanan sebagai kepala daerah bersama Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana dihabiskan untuk menangani pandemi COVID-19.
Bagi Oded, penanganan pandemi COVID-19 bersama segala dampak turunannya masuk dalam daftar prioritas. Di samping berupaya memenuhi janji politik yang disiapkan saat dipercaya memimpin Kota Bandung pada 2018 lalu.
"Sejauh ini, berbagai upaya yang kami lakukan berbuah hasil. Angka warga yang terkonfirmasi positif cenderung melandai. Pada saat yang sama, kami pun berupaya memulihkan kehidupan ekonomi, pendidikan dan sektor-sektor kehidupan lainnya," kata Oded dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom.
Oded mengungkapkan, ujian berat menerpa Kota Bandung saat menghadapi kritisnya ketersediaan oksigen, menipisnya Bed Occupancy Rate (BOR), meningkatnya angka konfirmaasi aktif dan antrean pemakaman jenazah COVID-19 di TPU Cikadut.
Oded bersyukur, kerja keras penanganan di Kota Bandung tidak hanya dipikul oleh dirinya, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Sekda Kota Bandung Ema Sumarna dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) saja. Namun turut bergandengan tangan bersama seluruh lapisan masyarakat.
"Rasa lelah pun terbayar sudah, karena dukungan masyarakat sangat luar biasa. Modal sosial, berupa sifat empati, peduli, rela berkorban, pandai bersyukur, keinginan berbagi, dan berintegritas, terasa semakin menguat," ujarnya.
Sosok Jaka Ramadan Pengawal Ali Kalora di Mata Warga
Satgas Madago Raya menembak dua orang anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Sulawesi Tengah (Sulteng) yakni Ali Kalora dan Jaka Ramadan. Jaka yang merupakan warga Pandeglang dikenal tertutup.
Selama tinggal di sana, Jaka dikenal sebagai sosok yang tertutup dan jarang bergaul dengan masyarakat. Bukan hanya itu, saat menempuh pendidikan di bangku SMP, Jaka pun tidak pernah bergaul dengan teman sebayanya dan diketahui lebih memilih menyendiri di rumah.
"Jaka ini pas SMP memang tinggal di sini, tapi dia enggak pernah bergaul kayak yang lain. Tertutup orangnya," kata Nana, ketua RT setempat saat ditemui detikcom di rumahnya yang tak jauh dari lokasi kediaman Jaka Ramadan, Pandeglang, Banten hari ini.
Menurut Nana, setelah lulus SMP, Jaka diketahui telah diajak oleh saudaranya masuk pesantren ke wilayah Malingping, Kabupaten Lebak. Sejak saat itu, warga pun hampir tak pernah melihat sosoknya lagi lantaran jarang pulang ke rumah.
"Selama sekolah di sini juga orangnya enggak pernah kelihatan main sama temannya. Kalau pulang, dia sering ke kebun. Pas libur geh ke kebun, menyendiri terus," ungkapnya.
Bukan hanya Jaka, sang ibu hingga keluarganya juga dikenal sebagai sosok yang tertutup di lingkungan masyarakat. Mereka kerap mengurung diri di rumah dan jarang bergaul dengan warga setempat.
"Masyarakat di sini aja kurang tahu sama si Jaka. Kalau belum nyebut nama ibunya, enggak pada tahu karena memang tertutup orangnya," pungkas Nana.
Diketahui, Satgas Madago Raya menembak mati pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora dan pengawalnya Jaka Ramadan. Baku tembak ini terjadi pada Sabtu (18/9/2021) di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng.
Ali Kalora sendiri sebelum tewas ditembak bersama anak buahnya masuk dalam enam DPO Satgas Madago Raya. Keempat DPO itu adalah warga Bima.
Satgas Madago Raya pun masih memburu 4 anggota MIT yang menjadi DPO usai pimpinan mereka Ali Kalora tewas ditembak. Satgas berharap operasi pengejaran itu segera tuntas.