Tiga tahun sudah pasangan Oded M Danial-Yana Mulyana memimpin Kota Bandung. Telah banyak program yang dilahirkan oleh duet Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung ini. Namun sayangnya belum ada yang monumental.
"Sisi kebijakan, sudah banyak yang dilakukan tapi saya lihat belum ada yang (monumental), masih ada waktu dua tahun ke depan coba buat kebijakan yang monumental. Bukan berarti fisik saja, tapi ikon monumentalnya apa, apakah perbaikan regulasi, perbaikan birokrasi atau kalau ada anggaran buat banyak jalan layang di Kota Bandung, itu belum kelihatan," ucap Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Dermawan, Senin (20/9/2021).
Selain itu, lanjut dia, gaya kepemimpinan orang nomor satu dan dua di Kota Bandung ini cukup lambat dan hal itu menjadi kekurangan dari keduanya. "Kepimpinannya itu relatif, dari kekurangannya yaitu slow, tapi menenangkan. Saya lihat Kota Bandung tidak ada konflik yang terlalu drastis, riak-riaknya kecil," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, kata Cecep, pasangan Oded-Yana relatif solid. Keduanya terlihat saling melengkapi dalam menjalankan roda pemerintahan di Kota Bandung.
"Oded-Yana itu punya kelebihan dan kekurangan sendiri. Kelebihannya dari sisi soliditas atau kelompoknya, Oded-Yana terlihat solid saling mewakili," ujarnya.
Sementara itu, dalam dua tahun terakhir duet pimpinan daerah ini disibukkan dengan penanganan pandemi COVID-19. Berbagai langkah telah dilakukan keduanya demi meredam penyebaran COVID-19.
Guru Besar Unpad Muradi menyebut tolok ukur keberhasilan pimpinan daerah adalah bisa mengatasi pandemi COVID-19 dengan baik. Pasalnya masalah tersebut saat ini tengah menjadi sorotan semua pihak.
Harusnya, kata dia, kondisi tersebut bisa menjadi momentum bagi Oded-Yana untuk membuktikan kualitas kepemimpinannya. Hanya saja, selama ini dia belum melihat inovasi yang dilakukan Oded-Yana dalam mengatasi pandemi COVID-19.
"Berkaitan penanganan COVID-19 banyak diinisiasi oleh pemerintah pusat, sementara pemerintah daerah relatif menjadi penyelenggara saja. Seperti PPKM yang semua ditentukan oleh pusat. Harusnya ini momentum baik buat Oded-Yana untuk bisa mengeksplor betul penanganan COVID-19 karena ukuran berhasil tidaknya di publik penanganan COVID-19," ucapnya.
Dia juga menyebut penanganan COVID-19 yang dilakukan Oded-Yana masih normatif. Belum terlihat adanya inovasi hasil dari pemikiran sendiri. "Masih normatif, sangat normatif hampir tidak ada kreasi kegiatan program untuk upaya menangani pandemi. Misal jam malam, ini lebih inisiatif teman-teman polisi ketimbang kepala daerah. Kepala daerah lebih mengiyakan," katanya.
Muradi menuturkan, tahun 2022 mendatang bisa dikatakan tahun politik. Karir politik Oded-Yana pun ditentukan dalam penanganan pandemi COVID-19.
"Saya sih lihatnya dua pasangan ini akan sengit, Yana punya agenda sendiri, Oded juga ada wacana maju 2024 di Pilgub bahkan kemudian saya mendengar Ema juga mau maju sebagai calon wali kota atau wakil wali kota," ucapnya.
Menurutnya saat ini, Oded-Yana harus mampu membuktikan kualitas sebagai pemimpin yang tangguh dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Terutama, lanjut dia, dalam mengatasi pandemi COVID-19.
"Maksimalkan penanganan COVID-19, supaya kemudian publik menjadi baik opininya. Membangun komunikasi Oded-Yana dan Sekda supaya memberikan paparan yang lebih baik. 2022 COVID-19 sudah mulai reda dan mereka punya kesempatan lagi bertemu langsung dengan publik. Kalau pun mereka punya mimpi politik masing-masing kembali pada upaya memastikan tahun depan realisaikan janji politik karena banyak janji politik yang terdelay itu yang buat mereka maksimalkan tahun 2022," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan separuh perjalanan sebagai kepala daerah bersama Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana dihabiskan untuk menangani pandemi COVID-19.
Bagi Oded, penanganan pandemi COVID-19 bersama segala dampak turunannya masuk dalam daftar prioritas. Di samping berupaya memenuhi janji politik yang disiapkan saat dipercaya memimpin Kota Bandung pada 2018 lalu.
"Sejauh ini, berbagai upaya yang kami lakukan berbuah hasil. Angka warga yang terkonfirmasi positif cenderung melandai. Pada saat yang sama, kami pun berupaya memulihkan kehidupan ekonomi, pendidikan dan sektor-sektor kehidupan lainnya," kata Oded dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom.
Oded mengungkapkan, ujian berat menerpa Kota Bandung saat menghadapi kritisnya ketersediaan oksigen, menipisnya Bed Occupancy Rate (BOR), meningkatnya angka konfirmaasi aktif dan antrean pemakaman jenazah COVID-19 di TPU Cikadut.
Oded bersyukur, kerja keras penanganan di Kota Bandung tidak hanya dipikul oleh dirinya, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Sekda Kota Bandung Ema Sumarna dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) saja. Namun turut bergandengan tangan bersama seluruh lapisan masyarakat.
"Rasa lelah pun terbayar sudah, karena dukungan masyarakat sangat luar biasa. Modal sosial, berupa sifat empati, peduli, rela berkorban, pandai bersyukur, keinginan berbagi, dan berintegritas, terasa semakin menguat," ujarnya.
(wip/mso)