4. 15 September - Hasil Uji Lab sampel Burung Pipit yang Mati Massal Keluar
Dari rapid test Avian Influenza dan pengujian PCR untuk flu New Castle (ND), menunjukkan hasil negatif atau tidak terpapar virus. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat (DKPP Jabar) berkoordinasi dengan DKKP Cirebon, Rumah Sakit Hewan Provinsi Jabar dan Balai Kesehatan Hewan dan Kemasvet di Losari Subang untuk memeriksa burung pipit mati massal di Balkot Cirebon pada 14 September.
"Tim dari Subang dan Cirebon langsung turun ke lapangan untuk memeriksa. Informasi yang dikumpulkan burung pipit ditemukan mati jam setengah tujuh di bawah pohon sawo kecil yang menjadi sarang burung pipit," ujar Kepala DKPP Jabar Jafar Ismail saat dihubungi detikcom, Kamis (16/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampel burung yang mati dan yang hidup dikumpulkan dan diuji di laboratorium Subang. "Dari hasil PCR untuk influenza ND hasilnya negatif, uji patolog ada pendarahan pada kepala kemungkinan akibat jatuh dari pohon, kemudian pada organ dalam tidak menunjukkan ada perubahan," tutur Jafar.
5. 16 September - BPBD Cirebon Semprot Disinfektan ke Lokasi Burung Pipit yang Mati Massal
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon langsung merespons instruksi Kemenkes. Sejumlah petugas BPBD diterjunkan langsung ke lokasi burung pipit mati massal untuk menyemprotkan disinfektan.
"Ada lima titik (pohon) disemprot dengan cairan desinfektan. Ini perintah langsung dari Kemenkes. Ya sebagai antisipasi," kata seorang petugas dari Pengendalian dan Operasional (Dalops) BPBD Kota Cirebon Fadlan, Kamis (16/9/2021).
Fadlan membenarkan penyemprotan disinfektan itu terkait burung pipit yang mati massal. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan kendaraan khusus. Petugas juga mengenakan APD lengkap.
6. LIPI Duga Burung Pipit yang Mati Massal Diduga Karena Perubahan Iklim
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mohammad Irham, menyatakan kematian hewan secara massal seperti burung pipit di Cirebon ada kemungkinan terkait perubahan Iklim.
"Kematian burung atau satwa lain yang mendadak dalam jumlah besar terkait dengan perubahan iklim, saya kira kemungkinannya ada. Namun skala iklim terlalu besar untuk kejadian lokal seperti di Bali dan Cirebon," kata Irham seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.
Peneliti Ekologi dan Sistematika Burung LIPI itu mengatakan fenomena kematian massal hewan bukan hanya terjadi pada burung.
Peristiwa seperti itu juga beberapa kali terjadi pada ikan, seperti kejadian ratusan ikan buntal yang terdampar di pantai Afrika Selatan pada awal tahun ini.
Fenomena burung mati dalam jumlah besar juga sempat terjadi di Amerika Selatan pada September tahun lalu. Peneliti di Negeri Paman Sam memprediksi penyebab kematian massal itu kemungkinan adalah krisis iklim yang mempengaruhi jalur migrasi burung-burung itu.
(yum/mud)