Jabar Hari Ini: Burung Pipit Tak Terpapar Virus-Gaji Karyawan DAMRI Segera Dibayar

Jabar Hari Ini: Burung Pipit Tak Terpapar Virus-Gaji Karyawan DAMRI Segera Dibayar

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 16 Sep 2021 20:57 WIB
Ribuan kupon togel berserakan di depan gedung Merdeka Bandung
Kupon togel berserakan di depan Gedung Merdeka (Foto: Yudha Maulana)
Bandung -

Sejumlah berita menyita perhatian pembaca Jabar hari ini. Mulai dari burung pipit mati massal tak terpapar virus hingga gaji karyawan DAMRI segera dibayar.

Kupon Togel Berserakan di Depan Gedung Merdeka

Ribuan lembar kupon togel terserak di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung tepatnya di depan Gedung Merdeka pada Kamis (16/9/2021) sore. Belum diketahui penyebab dari berserakannya kupon bertuliskan SH & HK tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan penuturan saksi, kejadian itu terjadi sebelum pukul 15.00 WIB. Kupon itu berserakan di depan Gedung Merdeka dan di jalanan, tersapu oleh kendaraan yang lalu lalang.

"Tadi saya masuk kerja jam tiga sore, tadi pas saya ke sini sudah begini. Kalau siapa yang nyebarinnya sih saya kurang tahu, kayaknya kejadiannya sekitar jam setengah tiga," kata Doni, karyawan saat berbincang dengan detikcom di sekitar Gedung Merdeka, Kamis (16/9).

ADVERTISEMENT

Doni mengatakan, ratusan kupon tersebut telah dibereskan oleh petugas kebersihan Kota Bandung. Kegiatan bersih-bersih itu selesai sekitar pukul 17.00 WIB. "Tadi selesai dibersihkannya jam 17.00-an," katanya.

Pantauan detikcom pada pukul 17.15 WIB, kupon yang berserakan itu telah selesai dibersihkan. Kendati begitu, masih ada beberapa kupon yang masih terserak di trotoar jalan. Di dalam kupon judi tersebut tertera tanggal 16 September 2021.

Viral Ratusan Kupon Togel Berserakan di Depan Gedung Sate
Sebelumnya, kejadian tersebut juga terjadi di depan Gedung Sate pada 29 Juni lalu. Dalam kupon itu tertera juga nama pelaksana judi togel tersebut yakni Managemen Cobra, berikut dua nama berikut nomor yang bisa dihubunginya.

Kemudian di bagian bawah pengumuman tersebut, terdapat ajakan untuk segera mendaftar dan mengklaim bahwa aktivitas tersebut aman dan resmi.

"Omzet Jabar sehari 8-9 milyar" seperti dalam kupon tersebut. Tulisan itu sama dengan kupon-kupon yang terserak hari ini.

Petugas keamanan dalam lingkungan (kamdal) Gedung Sate Chepy Raksa mengatakan, kupon tersebut berasal dari pengendara sepeda motor yang membawa bungkusan. Kemudian, bungkusan tersebut jatuh di depan Gedung Sate.

"Tadi saya lihat ada dua orang berboncengan pakai motor, menjatuhkan bungkusan atau terjatuh. Kita lihat langsung bertebaran kuponnya di tengah jalan, depan Gedung Sate," kataChepy kepada wartawan, Selasa (29/6/2021).

Ini Hasil Uji Lab Burung Mati Massal di Cirebon

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat (DKPP Jabar) memastikan kematian massal burung pipit di Balaikota Cirebon bukan karena paparan virus, baik virus New Castle (ND) ataupun Avian Influenza. Kepastian itu berdasarkan hasil uji sampel di laboratorium Kemasvet Subang.

"Jadi bukan karena Avian Influenza. Kemungkinan dari fenomena alam yang ekstrem, itu kesimpulan sementara, karena uji bakteriologis masih belum kita terima hasilnya," kata Kepala DKPP Jabar Jafar Ismail saat dihubungi detikcom, Kamis (16/9/2021).

Jafar mengatakan, memang sebelumnya terjadi hujan dari pagi sampai siang hari. Setelah itu burung-burung pipit yang bersarang di pohon sawo di kompleks balai kota berjatuhan, ada hanya lemas hingga mati.

"Tim dari Subang dan Cirebon langsung turun ke lapangan untuk memeriksa. Informasi yang dikumpulkan burung pipit ditemukan mati jam setengah tujuh di bawah pohon sawo kecil yang menjadi sarang burung pipit," ujar Jafar

Dari data yang dirilis BMKG, kondisi cuaca di Kota Cirebon masuk kategori waspada. Hujan merata di lima kecamatan di Kota Cirebon.

Sebelumnya, Kabid Keswan Kemavet DKPP Jabar Suprijanto memastikan dari hasil deteksi awal tak ditemukan adanya gejala penyakit dari burung yang mati massal tersebut.

"Kemungkinan besar seperti itu (efek cuaca), karena perubahan iklim yang terjadi. Kita harus lihat apakah ini isyarat dari pemanasan global ? tapi pastinya setelah hasil lab keluar hanya yang kita khawatirkan ada penyakit, flu burung yang mungkin terjadi. Hasil pengamatan awal tidak menunjukkan ke arah sana (flu burung), insya Allah burung-burung tidak membawa penyakit ke peternakan unggas yang ada di sana," tuturSuprijanto, Rabu (15/9).

Gaji Karyawan DAMRI Dijanjikan Segera Dibayar

Pihak manajemen DAMRI memastikan akan tetap membayar gaji karyawan yang tertunda. Selama ini, DAMRI juga mengaku kerap membayar upah karyawan meski dengan cara dicicil.

"Nah ini perkiraan Minggu ini atau Minggu depan, kebetulan kami masih ada tagihan juga ke relasi kurang lebih Rp 841 juta, tadi sudah konfirmasi. Inysa Allah nanti cair Minggu ini atau Minggu depan. Nanti kita bayar lagi. Untuk pelunasan gaji bulan Maret. Nanti dari operasional kita ada sisa dan kita kumpulkan lagi untuk bayar itu," ucap General Manager Damri Cabang Bandung Ahmad Daroini saat dihubungi, Kamis (16/9/2021).

Daroini menuturkan selama ini para karyawan tetap diberikan gaji. Meski begitu, dia mengakui gaji yang diberikan memang tak dibayarkan secara utuh.

Dia menjelaskan skema pembayaran gaji yang dilakukan oleh manajemen selama ini. Menurut dia, sejak awal tahun proses gaji terus bergulir dengan cara dicicil.

Pada Januari misalnya, pihaknya membayar gaji Desember 2020 pada tanggal 25 Januari angsuran pertama. Kemudian bayar lagi pada 25 Februari angsuran kedua.

"Nah, bulan Maret kita juga masih ada penurunan pendapatan juga akhirnya bulan Maret kita baru bayar gaji bulan Januari. Itu bulan Maret awal. Habis itu bulan April tanggal 25 kita bayar lagi angsuran kedua untuk bulan Januari. Terus bulan April tanggal 26 kita bayar lagi untuk pelunasan bulan Januari. Jadi itu udah mulai mundur kan," tuturnya.

Pada bulan Mei, pihaknya membayar dengan cara mengangsur untuk gaji bulan Februari. Kemudian Juli pihaknya membayar lagi untuk pelunasan gaji bulan Februari.

"Nah, kemarin kita bayar 18 Agustus itu mengangsur bulan Maret," ujarnya.

"Jadi ceritanya itu bukan berarti selama itu gak menerima gaji, enggak," kata dia menambahkan.

Daroini menambahkan kondisi ini terjadi imbas pandemi COVID-19. Selama pandemi ini, mobilitas masyarakat ditekan hingga berpengaruh ke jumlah penumpang.

Bahkan berdasarkan data, diperkirakan penurunan pendapatan DAMRI mencapai 70 persen. "Kalau menurunnya dari normal itu pokoknya menurun 70 persen," katanya.

Sebelumnya, Karyawan Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) cabang Bandung menjerit. Pasalnya, selama tujuh bulan mereka tak menerima gaji dari perusahaan plat merah tersebut.

Karyawan DAMRI Ade Abdul Fatah Hidayat mengaku bingung untuk menyambung hidup keluarganya. Di satu sisi, ia baru menerima uang Rp 1 juta dari Maret hingga September 2021, di sisi lainnya harus membiayai kuliah anaknya yang telah masuk ke semester akhir.

"Saya mau minta tolong, bahwa karyawanDAMRI ini mau dibawa ke mana? Tolong ke Pak Menteri BUMN (ErickTohir) dan Bapak Presiden (Jokowi), ini bukan hanya di cabang Bandung saja yang tak gajian, tapi di cabang-cabangDAMRI yang lainnya," ujarAde saat ditemui di Bandung, Rabu (15/9/2021) sore.

Keluarga Napi Lapas Tangerang Desak Usut Unsur Pidana Kebakaran

Korban kebakaran Lapas Kelas I Tangerang mengaku ikhlas salah satu anggota keluarganya yang bernama Jueni alias Juweng meninggal dunia. Tapi, minta penegak hukum bertindak terbuka jika ada unsur pidana pada penyebab kebakaran.

"Saya pun minta apabila ini ada indikasi pidana dari pihak kepolisian atas terjadinya kebakaran lapas Tangerang ini, saya mohon dibuka selebar-lebarnya, transparan apa yang terjadi di lapas. Kalau itu benar kejadian dari arus pendek listrik, siapa yang bertanggung jawab. Apa ada kelalaian, apa indikasi pidana kelalaian, silahkan," kata Muhammad Upi paman dari korban kepada wartawan di Baros, Kabupaten Serang, Kamis (16/9/2021)

Keluarga menyerahkan tanggung jawab itu kepada pihak berwenang. Mudah-mudahan mereka transparan bisa menjelaskan ini kepada public.

"Keluarga minta dibuka selebar-lebarnya dan dibuka sejujur-jujurnya, apakah ini benar murni kejadian arus pendek listrik tidak ada indikasi lain, kami menunggu kabar," ujarnya.

Keluarga katanya merasa sedih ditinggalkan oleh mendiang Jueni. Apalagi, keponakannya itu baru saja mengurus pembebasan bersyarat yang diperkirakan bisa keluar Lapas pada awal 2022.

"Almarhum sempat mengajukan PB (pembebasan bersyarat). Sebelum kejadian ada pihak Lapas ke sini survei. Allah berkehendak lain ada musibah ini, kita keluarga ikhlas semua," ujarnya.

Jueni aliasJuweng jadi salah satu korban kebakaranLapas Kelas ITangerang. Jenazahnya langsung dimakamkan di pemakaman umum KampungKaramat di DesaPadasuka KecamatanBaros.

Tim Bareskrim dan Polda Jabar Periksa Kembali TKP pembunuhan di Subang

Bareskrim Mabes Polri ikut turun tangan dalam mengungkap pembunuhan di Subang. Tim gabungan pun kembali mendatangi TKP pembunuhan.
Belasan petugas gabungan itu nampak mendatangi TKP pada Kamis (16/09/2021) sekitar pukul 14.00 WIB, detikcom yang melihat dari seberang rumah itu melihat petugas memeriksa mulai dari tempat parkir mobil yang jadi penyimpanan jenazah, bagian belakang rumah hingga bagian dalam rumah itu.

Sekitar 1 jam 30 menit atau sekitar pukul 15.30 WIB, petugas selesai melakukan pemeriksaan TKP, namun ketika di cegat awak media, pimpinan dari Bareskrim porli enggak berkomentar Ikhwal pemeriksaannya di TKP. Ia melanjutkan perjalannya ke arah Subang kota di ikuti mobil lainnya.

Sementara Yosep (55) suami dari Tuti Suhartini (55) dan Amelia Mustika Ratu (23), kembali dilakukan pemanggilan oleh petugas, namun pemanggilan itu gagal karena sesuatu hal yang tidak diketahui pasti.

"Kita dapat undangan tapi karena satu dua hal tidak jadi hari ini, ya sudah bubar saja. Alasannya saya tidak tahu kami tidak ada masalah walaupun dicancel," ujar Rohman Hidayat Kuasa Hukum Yosep, ditemui di Mapolsek Jalancagak, Kamis (16/09/2021).

Rohman menyebutkan, ia tidak mengetahui pasti siapa saja yang dilakukan pemanggilan, namun ia mengatakan tidak mengakui perihal agenda pemanggilan ini.

"Saya kan pengacara Yosep, jadi yang saya tahu Yosep aja yang lainnya tidak tahu. Perihal pemanggilan kita hanya mendapatkan undangan terkait apanya tidak tahu apakah klarifikasi atau pemeriksaan tambahan," ungkapnya.

Hari ke-29 pasca ditemukannya dua jasad di dalam bagasi mobil, polisi masih belum bisa mengungkap siapa pelakunya.

Halaman 3 dari 5
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads