Berbagai cara dilakukan karyawan Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) untuk menyambung hidup. Pasalnya, pemasukan mereka seret gegara gaji yang tak kunjung turun setelah tujuh bulan lamanya.
Salah seorang karyawan DAMRI Bandung Ade Abdul Fatah Hidayat mengaku harus menggadai sepeda motornya. Hal itu, dilakukan untuk membiayai kuliah anaknya yang telah memasuki semester akhir.
"Saya punya anak yang harus kuliah satu semester, saya sampai gadai sepeda motor," ujar Ade saat ditemui di Bandung, Rabu (15/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menutupi kebutuhan perut, pria yang bekerja sebagai sopir bus itu terpaksa harus mengutang ke warung. Untuk kebutuhan lainnya, mau tak mau ia pun terpaksa harus meminjam ke fintech (pinjaman online/pinjol).
"Cara menyambung hidup sehari-hari pun saya sampai harus gunakan jasa pinjaman online, pinjam sana-sini sama warung," kata Ade.
"Kalau bukan subsidi dan bantuan dari keluarga mungkin listrik rumah saya juga yang empat bulan tidak terbayar mau diputus PLN, tolong dipahami bapak presiden dan bapak menteri BUMN," kata Ade melanjutkan.
Seperti diketahui, sejumlah karyawan DAMRI Bandung mengeluhkan gajinya tak kunjung dibayarkan. Pembayaran gaji macet sejak Maret hingga September, dalam kurun waktu tersebut karyawan hanya menerima uang Rp 1 juta dari perusahaan.
Aksi spontanitas karyawan yang juga diikuti oleh istri dan anak-anaknya juga sempat dilakukan, hal itu untuk mengklarifikasi pernyataan dari Dirut DAMRI yang menyatakan bahwa gaji karyawan telah dibayar.
"Itu tak sesuai kenyataan, ternyata karyawan DAMRI khususnya di Bandung, mau tujuh bulan belum gajian, baru dibayar Rp 1 juta," ujar Ade yang juga Kuasa Hukum SPDT FSPMI PUK Damri Bandung tersebut.
"Yang tak menerima gaji ini dari karyawan di lapangan hingga staf. Pengemudi ada sekitar 250-an, itu kemarin membawa keluarga dengan semua anak dan keluarga itu, karena kami tiap pulang kerumah ditanyakan gaji untuk membeli beras dan sebagainya. Makanya kami bawa anak dan istri untuk menanyakan ke Perum DAMRi yang ada di Bandung," ujar Ade.
General Manager DAMRI Cabang Bandung Ahmad Daroni mengatakan, pandemi COVID-19 membuat kegiatan operasional perusahaan menurun. Otomatis, pendapatan operasional pun ikut menurun drastis.
"Sehingga hak-hak karyawan berupa gaji tidak bisa dibayar penuh, namun setiap bulan tetap ada cicilan pembayaran gaji tapi tidak penuh 100%, sehingga kalau diakumulasikan kekurangan gaji bisa mencapai 5 bulan gaji tertunda dan tetap dicatat sebagai hutang gaji perusahaan kepada karyawan namun tetap akan diselesaikan dengan skema pembayaran diangsur," ujar Daroni saat dikonfirmasi detikcom.
Menurut Daroni, DAMRI pendapatan operasional berkurang drastis sejak pemberlakukan PSBB, PPKM Darurat, PPKM Level 4 yang berdampak pada ditutupnya ruas jalan dan pembatasan pusat kegiatan masyarakat.
"Kalau kondisi normal, pembayaran utang gaji menjadi prioritas pembayaran," katanya.
(yum/mso)